Universitas Villanova di Amerika, mempublikasikan sebuah artikel yang berkaitan dengan pajak untuk mata uang virtual, termasuk juga Bitcoin. Mata uang virtual seperti Bitcoin, harus bisa dilaporkan dalam form perpajakan. Sehingga dapat menjadi sumber pendapatan pajak.
Browsing: jurnal bitcoin
Paul Vigna dari WallStreet Journal menuliskan hasil laporan penelitian tersebut di Wall Street Journal pada tanggal 30 Juni 2016. Pada laporan hasil penelitian itu, menerangkan bahwa Bitcoin pada dasarnya adalah sebuah proof-of-concept yang telah cukup berhasil dari sebuah mata uang digital. Tidak ada hal signifikan yang mengganggu perbankan.
Makalah Berjudul “Bitcoin in Islamic Banking and Finance” ditulis oleh seorang ekonom bernama Charles W. Evans. Pertama kali diterbitkan pada tahun 2015. Ulasan pada makalahnya ini cukup detail menjelaskan bagaimana kedekatan bitcoin dengan nilai-nilai ekonomi Islam, sehingga cocok diterapkan pada perbankan Islam.
Roman Latcovic, seorang jurnalis yang mencari suaka di AS, menuliskan sebuah artikel tentang legalitas kepemilikan cryptocurrency. Meski artikel tersebut adalah opini pribadinya yang berdasarkan pada hukum yang berlaku di AS, namun dapat ditarik gambaran besar secara umum tentang legalitas memiliki cryptocurrrency.
Bagaimanakah sebuah mata uang akan bisa berfungsi menjadi sebuah Penyimpan Nilai yang “stabil”? Jika mata uang berfungsi sebagai penyimpan nilai yang stabil, maka penyebab inflasinya akan terjadi secara alamiah. Apapun yang bisa menjadi “penyimpan nilai”, harus bisa memastikan bahwa nilainya tersebut layak dan bisa bertahan seumur hidup. Sebanding dengan daya beli dalam jangka panjang.
Direktur Market Research R3, Tim Swanson mengatakan bahwa Blockchain tidak bisa menjamin penyelesaian akhir transaksi. Selama ini, pengusaha, investor, maupun para antusias, sering mengatakan bahwa Blockchain bisa menjadi mekanisme tahap penyelesaian akhir transaksi (settlement) bagi instrumen keuangan. Namun menurut Swanson, public ledger Bitcoin, tidak demikian. Menurutnya, Blockchain tidak bisa diandalkan untuk clearing dan penyelesaian transaksi dalam instrumen keuangan.
Warren E Weber, konsultan penelitian di Bank of Canada menuliskan sebuah makalah yang berjudul “A Bitcoin Standard: Lessons From the Gold Standard”. Pada makalahnya, Warren menyebutkan bahwa standar moneter Bitcoin tidak akan bertahan lama.
Sebastian Deetman, lulusan Ekologi Industri Universitas Leiden tahun 2010 ini menggarisbawahi bahwa tingkat konsumsi listrik dalam jaringan Bitcoin cukup besar. Dari perhitungan yang dilakukan Deetman, untuk bisa menghasilkan kecepatan komputasi sebesar 800 petahashes perdetik akan dibutuhkan 12.000 ton hardware menambang Bitcoin. Dan total berat itu melebihi material kontruksi menara Eifel yang beratnya 10.000 ton.
Ada banyak hal yang membuat Cina telah mampu menggeser Amerika dalam hal perekonomian dunia, termasuk juga soal Bitcoin dan dunia kripto. Meski sikap pemangku kebijakan seringkali terkesan keras, namun iklim pengguna bitcoin di Cina justru cukup dinamasi dan kondusif.
Makalah ini adalah makalah tentang rancangan mata uang kripto untuk bank sentral. Ditulis oleh George Daneziz dan Sarah Meiklejohn dari London. Kedua pengembang tersebut terinspirasi dari keinginan Bank of England yang berencana untuk menerbitkan mata uang digital sendiri.