Soros Fund Management, perusahaan hedge fund milik keluarga George Soros kini ikut memperdagangkan Bitcoin. Padahal pada tahun awal tahun 2018 silam, Soros sempat mengeluarkan komentar dengan brutal, menyebut Bitcoin bubble.
Informasi tersebut mulai menimbulkan kecurigaan sejak bulan Maret lalu. Berawal berdasarkan komentar singkat dari beberapa pimpinan di Soros Fund Management LLC. Dawn Fitzpatric, CIO Soros Fund Managment beberapa pekan lalu sudah memberikan lampu hijau untuk secara aktif memperdagangkan Bitcoin, seperti yang dikutip dari TheStreet (30/6/21).
Artinya, semua pedagang yang berinvestasi di pasar atas nama grup Soros dapat berinvestasi memperdagangkan Bitcoin. Harga bitcoin sampai saat ini masih cukup fluktuatif. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga tumbuh secara substansial. Masuknya Soros di arus utama ini ibarat kolam yang dimasuki Hiu. Meski demikian, kabar ini sudah tidak mengherankan lagi.
Meski George Soros secara personal pernah melontarkan pernyataan pedas dengan menyebut Bitcoin bubble di tahun 2018, namun dia menjadi pemilik saham terbesar ketiga di Overstock. Sementara Overstock sendiri telah ikut memperdagangkan kripto.
Tipikal Soros soal Bitcoin sama halnya dengan Warren Buffet. Meski Buffet cukup ngotot membenci Bitcoin, namun dirinya memiliki saham besar di Grayscale Bitcoin Trust. Sementara hanya kepemilikan sahamnya di GBTC ini yang mampu memberikan kenaikan hingga 4.751%.
Soros sendiri sudah mulai terbaca sejak 2018. Pada 6 April 2018, Adam Fisher dari Soros Fund Management juga sempat dikabarkan telah mendapat persetujuan internal untuk bisa ikut memperdagangkan cryptocurrency.
Tentu saja masuknya Soros melalui Soros Fund Management, bakal memberikan dampak yang signifikan terhadap pergerakan harga Bitcoin. Bisa jadi pergerakan itu bakal mulai terlihat dalam beberapa minggu ke depan.
Orang kebanyakan mungkin akan memandang hal ini sebagai sinyal bullish. Namun sebagian orang mungkin juga akan melihat secara berbeda. Soros juga punya reputasi untuk berdagang dalam waktu pendek. Dirinya akan memanfaatkan situasi apapun, baik harga naik, ataupun ketika harga sedang anjlok.
Trader kelas kakap pun tentu mengetahui siapa Soros. Total asetnya bernilai sekitar Rp. 124 trilyun. Menempati peringkat 56 orang terkaya di Amerika Serikat, dan terkaya di peringkat 162 secara global. Soros dikenal sebagai spekulan kelas kakap, terbesar di dunia pasar keuangan global. Di tahun 1992, dirinya bisa menghasilkan sekitar USD 1 milyar, dan mendapat julukan ”Perusak Bank of England“.
Baru-baru ini perusahaan investasi George Soros di Soros Fund Management juga mencaplok saham beberpa perusahaan besar. Membeli USD 194 juta saham ViacomCBS Inc, membeli USD 77 juta saham Baidu Inc, USD 46 juta di Vipshop Holding Ltd, dan USD 34 juta di saham Tencent Music Entertainment Group.
Seluruh pembelian saham jumbo itu dilakukan selama kuartal pertama, berdasarkan rilis yang dipublikasikan hari Jumat, (14/5/21). Total akuisisi itu bernilai kurang lebih USD 351 juta, atau setidaknya setara dengan Rp 5,08 trilyun.
Ironisnya, nama Soros juga masuk dalam daftar milyarder AS pengemplang pajak. Soros dan beberapa milyarder lain seperti Jeff Bezoz, hingga Elon Musk. Data itu berdasarkan hasil laporan investigasi yang dirilis oleh ProPublica hari Selasa, (8/6/21). ProPublica ini merupakan organisasi nirlaba jurnalisme investigasi.