Chris Larsen, CEO Sekaligus Pendiri Ripple dan CEO Ripple menjadi kaya dengan platformnya yang banyak diketahui orang awam sebagai kripto terdesentralisasi, padahal hanyalah tersentral menggunakan balutan kripto saja.
George Kikvadze, Bitfury, di dalam tweetnya hari Rabu mencatat bahwa 37% saham Larsen di Ripple bernilai 320 miliar dolar. Nilai kekayaan itu membuatnya lebih kaya daripada Bill Gates dan Warren Buffett. “Jika Ripple terpusat bernilai 320 miliar dolar, maka desentralisasi Bitcoin pasti bernilai triliunan dolar,” tambahnya.
Ripple Produk Para Bankir, Tersentral untuk Menguntungkan Pendirinya Sendiri
Jika anda banyak mengetahui bahwa ripple adalah desentralisasi seperti mata uang kripto pada umumnya, maka anda salah besar. Kinerjanya Ripple sangat kontras dengan Bitcoin karena Ripple adalah kripto bentukan pendirinya dan pre-mined dengan jumlah yang besar untuk pendirinya.
Dari total 100 miliar unit Ripple, seluruhnya adalah pre-mined. Kebanyakan orang awam tentu akan banyak yang mengetahui bahwa hanya 20 miliar unitnya saja telah ditambang oleh pendirinya sendiri, namun itu salah besar. Di wiki Ripple sendiri bahkan telah disebutkan bahwa 80 miliar unitnya telah diberikan kepada Ripple Labs, untuk berbagaimacam kebutuhannya di ekosistem Ripple, termasuk pengembangan, promosi, dan untuk aktifitas di bursa. Sedangkan sisa 20 miliar lainnya, jelas untuk pendirinya sendiri.
Fakta itu menunjukkan hal yang tidak dapat disangkal, bahwa kurang lebih 60% dari keseluruhan pasokan Ripple dikendalikan oleh Ripple Labs, bersama dengan para pendiri Ripple sebagai pemilik pada sisa total pasokan lainnya. Belakangan kemudian setelah Ripple launching, halaman Wiki Ripple seakan diberi plakat merah, yang menandakan bahwa sumber pada halaman tersebut tidak up to date dan diragukan kebenarannya.
Belum lagi ada bahwa Ripple menggunaan lembaga berbadan hukum tertentu dalam melakukan proses validasi transaksinya di dalam jaringan, tidak lain adalah Ripple Labs sendiri. Hal ini jelas berlawanan dengan entitas cryptocurrency yang dikenal dengan desentralisasinya. Dalam hal ini, Ripple sudah melakukan kebohongan besar, terutama pada dominasi kontrol terpusat semacam ini, jelas akan membahayakan para pengguna Ripple yang masih awam, bahwa mereka berhadapan dengan resiko besar.
Terkait hal itu, Tim Swanson, di tahun 2015 lalu juga pernah membuat laporan, yang menjelaskan kebenaran pihak para bankir yang berniat untuk menggunakan ledger terpusat seperti pada Ripple. Tim Swanson mengatakan, “Tidak ada Bank yang akan menaruh satu miliar dolar pada sebuah ledger, jika dapat dihancurkan oleh validator anonim”, katanya.
Sentralisasi terpusat Ripple sementara ini juga masih terus menjadi perdebatan di komunitas kripto dunia. Termasuk dengan laju lonjakan harga XRP yang melejit seolah dipacu untuk naik dengan instan oleh para bankir dibelakangnya. Sebagian besar spekulan di bursa juga mulai mewaspadai bubble tersebut.