BitcoinMedia – TON Telegram. Sekian lama proyek kripto TON Telegram tidak terdengar. Padahal proyek ini sudah berhasil meraup pendanaan sebesar USD 1,7 milyar setahun lalu. Tidak ada dokumentasi resmi yang dirilis, ataupun bahkan whitepaper yang dibuka publik.
Saat itu, penjualan penggalangan dana proyek ini berlangsung sejak bulan Februari sampai Maret 2018. Penggalangan ini dilakukan secara tertutup, selama dua kali periode. Harga pada dua periode itu dijual sekitar 37 sen dolar dan USD 1.33.
Lama tidak terdengar, hal itu membuat sekian banyak pasang mata kian penasaran terhadap TON Telegram tersebut. Kondisi mulai berubah. Pihak Telegram akhirnya mulai membuka pintu kamar gelap itu ketika memperbarui halaman persyaratan layanan di situsnya.
Halaman ToS di situs resmi Telegram itu diperbarui sehari kemarin (8/10/19). Dalam halaman tersebut, pihak Telegram menyebut secara gamblang tentang persyaratan layanan untuk penggunaan Gram Wallet. Aplikasi Gram Wallet ini dibuat oleh Telegram FZ-LLC yang berbasis di London.
Melalui pembaruan halaman itu, Telegram juga secara resmi berada di belakang proyek TON Blockchain. Sedangkan nama TON ini sendiri merupakan kepanjangan dari Telegram Open Network (TON).
Disamping itu, Telegram juga menerangkan tentang Token Gram, yang digunakan sebagai unit-unit pembayaran di dalam platformnya. Pihak Telegram juga menerangkan bahwa Gram Wallet tidak akan menyimpan data pribadi, adaupun informasi penting lain, termasuk private key pengguna.
Gram Wallet itu bukanlah sebuah aplikasi wallet terpisah. Namun Gram Wallet itu langsung diintegerasikan ke dalam aplikasi perpesanan Telegram. Meski demikian, berdasarkan yang tertuliskan di persyaratan layanan itu, menyebutkan wallet itu juga akan ditawarkan sebagai sebuah produk mandiri.
Sebelumnya, awal bulan Oktober ini pihak Telegram juga sudah meluncurkan dokumentasi source code TON Blockchain secara publik. Di dalamnya, juga tersedia dinformasi tentang testing jaringan TON Blockchain, sekaligus dengan whitepaper TON dan juga penampakan blockchain explorer mereka.
Sekilas, dari block explorer TON Blockchain itu memang masih berjalan di testnet. Namun, dari yang ada di jaringan testnet itu, TON Blockchain sudah berjalan. Untuk nama unit kriptonya, disebut dengan TON Coin, atau juga Gram.
Menggunakan Dua Jaringan Berbeda
Membaca dari desain platform TON Blockchain, pihak pengembang membuat dua varian blockchain yang berbeda. Yakni Masterchain yang berfungsin sebagai jaringan utama, dengan WorkChain yang berfungsi sebagai lapis jaringan kedua.
Pembedaan dua jaringan yang berbeda ini lantaran pada ShardChain difungsikan sebagai mekanisme sharding. Sehingga semua block baru yang tersimpan di jaringan utama TON adalah bersifat block-block dengan ukuran kecil.
Pembagian dua varian blockchain berbeda ini, oleh pengembang TON diistilahkan dengan horizontal chain dan vertical chain. Secara umum, pembedaan dengan pilihan menggunakan mekanisme sharding oleh pengembang TON dipandang lebih tepat jika melalui lapisan jaringan berbeda.
Jika dibandingkan dengan mekanisme sharding yang coba diimplementasikan di Ethereum, apa yang coba dilakukan di TON Blockchain dirasa lebih tepat. Sejauh ini, mekanisme sharding diimplementasikan secara “top-down”, pada jaringan tunggal (mainchain) saja. Dengan membedakan jaringan yang terpisah ini, diharapkan dapat meningkatkan performa, skalabilitas, hingga validitas transaksi yang disimpan.
Sejauh ini, penggunaan metode sharding di dua jaringan berbeda ala TON Blockchain memang belum mendapat kritik. Namun berdasarkan pengalaman yang ada, penerapan fungsionalitas pada jaringan yang berbeda, memberikan kenyamanan yang lebih menjanjikan, terutama jika terkait dengan soal keamanan platform.