Teknologi Blockchain Akan Membawa Perubahan
Blyte Master berani bertaruh pada teknologi Blockchain. Bahwa dengan penggunaan teknologi Blockchain akan bisa merampingkan semua proses transaksi keuangan. Blythe Master dikenal sebagai seorang bankir yang telah memberikan dunia credit default swap (CDS). Namun kali ini hendak menjadikan tren keuangan lagi dengan menggunakan salah satu kekuatan pada Bitcoin. Credit default swap (CDS) adalah kontrak yang mentransfer risiko keuangan dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam credit default swap, pembeli membayar premi penjual selama masa kontrak, dalam pertukaran untuk asumsi penjual risiko.
Blythe Master dalam wawancara eksklusif di bloomberg pada 8 Maret 2016 lalu banyak menceritakan banyak potensi blockchain yang akan bisa merubah wajah keuangan dunia. Kalangan veteran Wall Street pasti telah mengenal Blythe Master. Dikenal dengan anak ajaib yang telah menjadi direktor JP Morgan Chase di usia 28 tahun.
Sebagai seorang insinyur keuangan, Blythe telah banyak membantu dan mengembangkan Credit Default Swap. Lalu membuat kehidupan pasar melejit hingga mencapai $58 triliun di tahun 2007. Blythe juga menjadi tokoh kontroversial dengan banyak tuduhan atas dirinya, salah satunya berkaitan atas krisis subprime mortgage tahun 2008. Beberapa orang menganggap tuduhan atas dirinya tersebut tidak adil.
Setelah setahun berhenti dari JPMorgan, kini Blythe telah kembali. Kali ini Blythe lebih tertarik untuk mempromosikan sesuatu yang lain, yang dikenal dengan blockchain. Sebuah public ledger yang menjadi satu kekuatan Bitcoin. Blythe menjadi CEO Digital Asset Holding. Sebuah starup dibidang teknologi di New York.
Dalam wawancara tersebut, Blythe mengatakan bahwa melalui perangkat lunak tersebut akan memungkinkan bagi bank, investor maupun pelaku pasar lainnya untuk mengubah cara berdagang seperti pada obligasi, pinjaman, dan aset lainnya.
Jika asumsi Blythe benar, maka akan membuatnya berada di pusat trend yang akan mengubah pasar. Lebih jauh dia menambahkan, “Anda harus mengambil teknologi ini dengan serius. Seperti halnya banyak yang telah mengambil peran dalam pengembangan internet diawal tahun 1990an”.
Dalam laporan awal tahun Bank of England menyebutnya sebagai upaya pertama dalam keuangan internet. Sementara, Federal Reserve Bank St Louis menganggap teknologi ini cukup jenius. Berbeda dengan itu, pada sebuah white paper di Forum Ekonomi Dunia dikatakan bahwa protokol Blockchain akan mengancam setiap proses bidang jasa keuangan. “Dalam hitungan bulan saja, kata Blockchain telah menjadi tren viral di lantai perdagangan, bank eksekutif, maupun broker di kedua sisi Atlantik”, terang Blythe.
Anda tidak dapat menghadiri konferensi keuangan hari ini tanpa mendengar kata itu di panel ataupun di resepsi, atau bahkan di toilet. Bahkan saat rekanan blockchain di London hip East End baru-baru ini, pemandu acara juga bertanya apakah ada bankir di dalam ruangan tersebut. Hampir setengah penonton lebih yang hadir mengenakan jas mengangkat tangannya.
Sekarang, semua orang mencoba mencari tahu apakah Blockchain hanya sebuah strategi pemasaran saja, atau jika induk perusahaan maupun starup lain benar-benar akan mengubah sistem dan memproses trilyunan dolar di perdagangan surat berharga.
Ketika investor membeli dan menjual pinjaman atau sindikasi derivatif, atau memindahkan uang di seluruh dunia, mereka harus mengatasi proses back-office yang buram dan terkesan kikuk. Ditambah hanya mengandalkan kontrak yang dinegosiasikan antara pembeli dan penjual. Selain itu akan banyak panggilan telepon, pengacara, dan bahkan sesekali fax. Sehingga membutuhkan kurang lebih rata-rata hampir 20 hari.
Blythe Masters berani bertaruh. Bahwa teknologi blockchain yang memungkinkan orang untuk membeli dan menjual Bitcoins tanpa perlu perantara akan bisa digunakan untuk merampingkan segala macam transaksi keuangan.