Meski masih belum diketahui identitas Satoshi Nakamoto secara pasti, namun John McAfee mengklaim dirinya mengetahui pasti penemu Bitcoin nan fenomenal. Tidak hanya itu, pentolan anti virus McAfee sekaligus endorser yang banyak mendulang keuntungan dari proyek-proyek kripto ini menyebut sudah pernah menelpon Satoshi Nakamoto.
McAfee sempat memberikan keterangan di media bersamaan dengan event Virtual Blockchain Week saat itu. Dirinya bahkan cukup yakin 99% terkait dengan identitas pasti Satoshi Nakamoto yang sebenarnya.
Menurutnya, identitas Satoshi Nakamoto adalah sebuah tim terdiri dari sebelas orang. “Omong kosong, itu adalah tim yang terdiri dari sebelas orang dalam periode lima tahun, dan kemudian muncul dengan Bitcoin,” sebutnya, dikutip dari Cointelegraph (4/5/2020).
Identitas Satoshi Nakamoto Bisa Diungkap Dengan Stylometry
Satu-satunya hal yang meyakinkan menurut McAfee adalah melalui pendekatan linguistik. Pendekatan linguistik yang dipergunakan adalah melalui Stylometry. Teknik Stylometry adalah sebuah metode untuk bisa mengenali penulis sebenarnya dengan melakukan analisis gaya bahasa yang dipergunakan.
Awalnya teknik Stylometry dikenalkan pertama kali oleh seorang filsuf Polandia bernama Wincenty Lutoslawski. Di tahun 1890, Wincenty menuliskan tentang Stylometry dalam judul “Principes de Stylometrie”. Tulisan tersebut menjadi sebuah dasar yang dipergunakan untuk membangun kronologis dialog-dialog Plato, filsuf kondang Yunani .
Dengan bantuan teknologi yang kian mutakhir menggunakan piranti keras computer, analisis data linguistik dapat mudah terbantukan dan dilakukan. Di tahun 1960 lantas muncul perangkat komputer dengan kemampuan untuk menganalisis data linguistik.
Adalah A. Q Morton yang saat itu pertama memperkenalkan perangkat computer khusus itu. Meski demikian, kapasitas perangkat saat itu jelas tidak dapat memberikan jaminan validitas output data yang paling mendekati. Namun, perkembangan piranti itu pada akhirnya juga bisa dibilang pesat.
Secara umum, teknis Stylometry banyak dipergunakan untuk memecahkan banyak misteri terkait siapa penulis sebenarnya. Baik pada sebuah karya penulisan kesusastraan, dan hingga tulisan dalam bentuk lain.
Belakangan muncul juga seorang pakar statistic dari Universitas Harvard bernama Mark Glickman bersama matematikawan bernama Jason Brown. Keduanya mengembangkan algoritma khusus untuk dapat mengimplementasikan Stylometry. Keduanya lantas cukup tertarik untuk mengungkap penulis lagu Beatles berjudul “In My Life”. Hasil analisis statistic melalui Stylometry yang dilakukan menyatakan bahwa lagu tersebut diyakini dituliskan oleh John Lennon. Meski lagu-lagu Beatles kebanyakan ditulis oleh John Lennon dan Paul McCartney, namun kemungkinan Paul hanya sebesar 18%.
Namun dalam metode Stylometry yang dilakukan, baik Mark Glickman dan Jason Brown harus menganalisis sekitar 70 judul lagu Beatles dari rentang waktu antara tahun 1962 hingga 1966. Keseluruhannya harus dianalisis untuk mengetahui baik perbedaan pola, struktur, sampai frekuensi nada berbeda.
Namun dalam kaitannya tentang identitas Satoshi Nakamoto sebenarnya, McAfee tampak terlalu mudah membuat sebuah kesimpulan. Menurutnya kejelasan siapa Satoshi Nakamoto sudah dapat dilihat melalui penulisan Whitepaper Bitcoin saat itu.
“Jika anda membaca whitepaper bitcoin, pertama jelas menggunakan bahasa Inggris, dimana setiap kata mempunyai makna ejaan berbeda antara Inggris Amerika dan Inggris (British).”
Hal lain yang penting menurut McAfee adalah hanya ada 5% populasi di dunia yang memiliki kebiasaan menulis dengan menambahkan “dua spasi”. Kecenderungan Satoshi yang banyak menuliskan dengan “spasi ganda” pun sudah banyak muncul dan diperbincangkan di komunitas Bitcoin. Kecenderungan itupun bukan pula temuan dari John McAfee.
Pernah Menelpon Satoshi Nakamoto
John McAfee juga menyebutkan bahwa dirinya sempat menghubungi secara pribadi melalui sambungan telepon dengan Satoshi Nakamoto. Sebelumnya, dirinya pribadi sempat menyebut hendak mengumumkan identisas asli Satoshi Nakamoto ke publik.
Namun niatnya itu diurungkan. Alasannya, niat McAfee itu menjadi batal setelah dirinya menghubungi Satoshi secara langsung. Yang sempat dilontarkan McAfee, ketika niatnya dilakukan, pihak pemerintah akan segera menuntut untuk membayar pajak.
Pernyataan McAfee sekilas akan mengingatkan tentang sosok Craig Wright yang sudah banyak diketahui terlibat masalah pajak. Pada pembicaraan via telepon Satoshi mengatakan, “Oke, jika kamu benar, maka orang itu bisa mengambil suatu tindakan . Namun bagaimana jika salah? Anda bisa menghancurkan hidup orang yang tidak bersalah, bahkan mungkin bisa menyebabkan kematiannya,” katanya.
Hal itu yang membuat niatan McAfee menjadi diurungkan. “Aku mengerti, aku tidak akan berkata apa-apa lagi, dan namamu tidak akan pernah keluar dari bibirku. Itulah sebabnya aku tidak pernah membicarakan Craig Wright lagi, karena nama itulah harus enyah keluar dari bibirku. Namun jika ingin tahu, cari tahu sendiri, itu mudah, ” tambahnya.
John McAfee Cari Sensasi Tentang Satoshi Nakamoto?
Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan McAfee sendiri tidak menyebut Craig Wright sebagai sosok Satoshi Nakamoto sebenarnya. Sebaliknya, McAfee justru menyebut Craig bukan Satoshi seperti yang diklaim saat itu. Terlebih selama ini, McAfee sendiri sudah kerap berseteru dengan Craig Wright.
Sosok Craig Wright ini adalah yang pertama membuat klaim heboh menyebut bahwa dirinya adalah satoshi Nakamoto. Klaim heboh itu dipublikasikan secara mewah di media-media besar tertentu pada bulan Mei 2016.
Sejak itu, sudah banyak pihak yang menentang klaim Craig Wright, dengan alasan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. Sebaliknya, Craig justru membuat pembuktian palsu dengan membubuhkan hash dan signature (tanda tangan digital) dari transaksi yang pernah terjadi di tahun 2009.
Tidak hanya memalsukan tanda tangan digital, Craig juga banyak membuat duplikasi dokumen palsu hanya demi membangun pembuktian itu. Tabiat memberikan bukti palsu ini membuat dirinya dijuluki dengan sebutan “Faketoshi” di komunitas Bitcoin.
Bukan hanya dari komunitas saja yang membantah kepalsuan klaim itu, Wikileaks bahkan sempat membuat ciutan khusus terkait dengan tabiat Craig yang kerap memalsukan dokumen. Pada persidangan sengketa antara Craig Wright melawan Kleiman, hakim Bruce Reinhart juga memutuskan menolak kesaksian yang disampaikan Craig. Bahkan, hakim tersebut menyebut Craig penipu.
Alasan hakim dalam perkara itu jelas tidak main-main. Sedangkan tabiatnya tidak pernah hilang, pasalnya Craig juga berani memberikan sumpah palsu dan memberikan dokumen persidangan palsu. Terkait dengan penggiringan opini tentang identitas Satoshi Nakamoto oleh McAfee, belum jelas apa motif dibaliknya.
Dalam dunia kripto, John McAfee selama ini sudah banyak dikenal sebagai sosok endorser. Dirinya juga sempat mendapat cuan besar dari proyek-proyek yang diendors olehnya selama ini. Belum lagi, McAfee sendiri sudah membuat proyek kripto sendiri bernama “Freedom Coin” di tahun 2019.
Cukup besar potensi McAfee untuk mengambil keuntungan dari pernyataan bernada bombastis terkait Satoshi Nakamoto. Baik untuk mendongkrak proyek kripto Freedom Coin, keuntungan pribadi, ataupun popularitasnya sendiri.
Ditambah lagi ketika McAfee juga berambisi untuk menjadi pucuk pimpinan di Pemerintahan Amerika Serikat. Di tahun 2015, McAfee sudah sempat melontarkan ambisinya menjadi calon Presiden AS dari Partai Libertarian.
Satoshi Nakamoto Bukan Craig, Lalu Siapa?
Pendekatan dengan teknik Stylometry untuk mencoba mencari tahu siapa Satoshi Nakamoto bisa saja dilakukan. Namun, otentikasi dan output yang dihasilkan bisa jadi kurang mendekati. Terlebih jika analisis itu hanya dilakukan hanya dengan melihat dari Whitepaper Bitcoin saja.
Di lain hal, banyak pula dokumentasi tulisan-tulisan Satoshi Nakamoto selain di Whitepaper Bitcoin. Baik melalui postingan di mailinglist ketika memperkenalkan bitcoin, di forum-forum, ataupun email.
Satu-satunya analisis Stylometry terkait Satoshi Nakamoto pernah dilakukan oleh Michael Chon pada bulan Desember 2017 silam. Michael Chon ini adalah seorang praktisi analisis data. Beberapa tokoh yang dinilai memiliki kedekatan antara lain adalah Nick Szabo, Hal Finney, Wei Dai, Ian Gigg, maupun Timothy May.
Namun, pendekatan dengan teknik Stylometry bukanlah perkara yang mudah. Belum lagi kecenderungan pola yang mirip itupun cukup rendah, hanya sekitar 0,8 persen. Meski demikian, dari percobaan yang pernah dilakukan berdasarkan teknik Stylometry, menyebutkan bahwa tulisan-tulisan Nick Szabo secara linguistic cukup mirip tulisan di Whitepaper Bitcoin.
Stylometry yang dilakukan itu dengan melihat beberapa kecenderungan penggunaan pola “spasi ganda”, dan kata lain seperti “would”, dan juga kata “one”. Selain Nick Szabo, Hal Finney menggunakan kata “would sebanyak 28 kali, dan Nick Szabo menggunakan kata “one” sebanyak 199 kali. Sementara skor untuk Wei Dai setara dengan Hal Finney, sama tingginya.
Khusus untuk kecenderungan Nick Szabo, diperkuat juga dengan sosoknya dalam sejarah kriptografi. Lebih kongkrit lagi dalam sejarah perjalanan sistem pembayaran elektronik berbasis kriptografi. Sebelum Bitcoin muncul, Nick Szabo sendiri adalah yang mengusung Bitgold.
Sementara Wei Dai sendiri juga pernah mengusung dan memperkenalkan b-money. Kecenderungan beberapa tokoh yang menjadi sasaran analisis melalui Stylometry itu juga tidak lepas dari kedekatan di dunia kriptografi dan sistem pembayaran elektronik. Tidak ada yang dapat mengetahui secara pasti, identitas Satoshi Nakamoto yang sebenarnya. Bahkan hingga sampai saat ini.