Rencana Vexanium untuk merilis Mainnet barunya sudah dirilis hari Rabu lalu (26/6/19). Pada rilis mainnet Vexanium tersebut, ditandai sekaligus dengan pencatatan block pertama di jaringan Vexanium atau yang kerap disebut dengan istilah “Genesis Block”.
Sebelumnya, pihak pengembang Vexanium sendiri sudah menjalankan tahapan awalnya dengan merilis Testnet, jaringan tersendiri yang difungsikan sebagai testing untuk pengembangan. Rilis tersebut sudah dilakukan pada pertengahan bulan April lalu.
Secara umum, Mainnet Vexanium akan nampak sama halnya seperti jaringan utama proyek crypto. Beberapa infrastruktur untuk bisa melihat bentuk visual mainnet tersebut juga dilengkapi secara bertahap, sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Seperti halnya Block Explorer, wallet di beberapa versi OS, baik di desktop ataupun mobile yang nantinya akan diluncurkan secara bertahap.
Sedangkan di jaringan utama Vexanium yang sudah terbangun ini, pengembang juga memberikan tambahan fitur untuk bisa membuat token sendiri diatas jaringannya. Artinya, pengguna, perusahaan, ataupun pihak lain bisa memanfaatkan jaringan milik Vexanium tersebut untuk membuat Dapps.
Ada lima manfaat yang coba diusung pengembang pada rilis Mainnet Vexanium ini:
1. Proses validasi transaksi bisa dilakukan lebih cepat.
Hal ini menjadi manfaat yang coba diutamakan oleh pengembang jika dilihat dari sisi skalabilitasnya. Di jaringan mandirinya ini, Vexanium mampu menampung lebih dari 2000 TPS (Transactions per second/Transaksi perdetik). Perbandingan dengan kebanyakan platform lain hanya mampu menampung 10 hingga 100 TPS saja.
2. Biaya transaksi yang murah
Vexanium tidak menggunakan biaya transaksi seperti platform kebanyakan yang biasanya membutuhkan biaya transaksi di setiap transaksi yang dilakukan oleh pengguna.
3. Memanfaatkan pola konsensus DPoS
Dari segi konsensus, Vexanium menggunakan konsensus DPoS (Delegated Proof of Stake). Tujuannya adalah agar lebih mengedepankan skalabilitas dan performa jaringan dengan menggunakan Block Producers. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai block producers: https://blog.vexanium.com/vexanium-block-producer-101.html
4. Fitur Smart Contract
Dari segi pembuatan smart contract dan bahasa pemrograman, blockchain Vexanium akan menggunakan bahasa Pemrograman C++ sehingga programmer akan lebih mudah dalam membuat smart contract dengan menggunakan blockchain dari Vexanium.
5. Fitur anti pencurian dan pembekuan
Di dalam menyusun konsensus di jaringan, pengembang memilih untuk menggunakan DPos. Pola konsensus ini dibentuk sedemikian rupa agar blockchain Vexanium mampu memperbarui kode kontrak yang tidak sesuai atau salah tanpa melibatkan hard fork.
Yakin Dengan Potensi Dapp Di Indonesia
Pembangunan jaringan mandiri ini membuat platform Vexanium menjadi lebih punya daya saing. Berbeda dengan sebelumnya, karena di platform awal Vexanium masih berupa Token saja, yang dibangun diatas platform jaringan tertentu.
Dengan terbangunnya infrastruktur kripto utama ini, pengembanga dan Tim dibelakang Vexanium semakin percaya diri melihat potensi besarnya, terutama di Indonesia. Dapps (Decentralized Applications) ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk masyarakat di Indonesia.
Danny Baskara, CEO sekaligus pendiri Vexanium sempat memberikan komentar di beberapa media beberapa hari lalu tentang peluncuran mainnetnya. Menurutnya, platform Dapps yang bisa dibangun diatas jaringan Vexanium tersebut bisa juga digunakan untuk membangun e-voting.
Terkait dengan peluncuran jaringan utama Vexanium tersebut, Danny menerangkan bahwa langkah itu merupakan tahap awal dari sekian banyak tahapan besar selanjutnya. Upaya-upaya tersebut dilandasi dengan harapan untuk bisa mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia, sekaligus memberikan talenta pengembang muda di bidang crypto dan teknologinya.