Sampai saat ini, jaringan mainnet IOTA masih offline dan sepenuhnya tidak beroperasi. Namun dalam rilis update yang dipublikasikan petang tadi, pihak pengembang merilis pembaruan wallet Trinity di versi desktop.
Insiden peretasan IOTA itu terjadi sejak tanggal 12 Februari lalu. Setidaknya ada sekitar Rp. 21,9 milyar yang berhasil dicuri dari wallet Trinity. Sampai sejauh ini disebutkan bahwa proses investigasi masih dilakukan.
Namun IOTA mengabarkan bahwa insiden peretasan pada Wallet Trinity tidak berimplikasi pada versi Trinity Mobile. Meski demikian, disarankan agar pengguna tetap tidak membuka aplikasi tersebut sampai dirilis versi terbaru.
Dalam pemberitahuan terakhir beberapa jam lalu itu, pihak IOTA meminta agar para pengguna segera memperbarui versi wallet desktop Trinity. Selanjutnya pengguna juga diminta untuk mengganti password wallet dengan yang baru.
Pada kondisi yang masih bergulat dengan permasalahan insiden itu, nampaknya masih ada lagi hal lain terjadi. Ditegarai ada salah seorang yang disebut berupaya mengambil kesempatan. Di channel Discord IOTA, disebutkan ada seseorang yang mengaku dirinya berasal dari Yayasan IOTA. Dalam pemberitahuan itu, orang itu disebut sedang berupaya untuk melakukan penipuan.
Sudah berlangsung kesekian harinya sejak peretasan yang terjadi, sementara jaringan utama, mainnet IOTA masih dalam kondisi offline. Pengambilan keputusan untuk mematikan jaringan mainnet IOTA itu memang berasal dari Koordinator node.
Sementara Koordinator node tersebut dijalankan oleh Yayasan IOTA sendiri. Artinya ada peran dengan kuasa penuh dari pihak Yayasan IOTA itu. Koordinator atau node spesial itu juga sudah kerap disorot banyak pihak. Terutama dengan pola sentralitas dalam jaringan.
Menanggapi soal sorotan sentralitas, IOTA berupaya untuk mempercepat rilis konsensus Coordicide. Konsensus baru itu sudah mulai diperdengarkan sejak 2019. Coordicide diharapkan mampu mengatasi banyak kelemahan Koordinator (Coo di dalam IOTA). Pada ciutan tersebut IOTA mengklaim menjadi DLT pertama menggunakan mekanisme terdesentralisasi di dalam protokolnya.
Namun di sisi berbeda publik mungkin sudah terlalu heran dengan hal tersebut. Sejak dirilis tahun 2015 silam, IOTA sudah menyebut bahwa DLT (Distributed Ledger Technology) IOTA resisten terhadap Kuantum. IOTA juga mengimplementasikan DAG (Directed Acyclic Graph) di Tangle. Dan kini, mainnet IOTA masih tetap offline.