Lembaga Inteligen Keuangan Australia atau yang disingkat AUSTRAC, kini mulai memperketat untuk melakukan pengawasan bursa-bursa kripto. Tindakan tersebut dianggap perlu dilakukan untuk mencegah tindak pencucian uang, pendanaan teroris, maupun tindak kejahatan cyber lain.
Informasi tersebut disiarkan melalui siaran radio online ABC kemarin (9/10/18). Melalui platform bursa kripto, dianggap punya peran yang bisa dijadikan media pengiriman uang secara internasional. Menurut pihak AUSTRAC, tindak cybercrime di Australia menjadi semakin besar di Australia.
Pengawasan ketat itu dilakukan dengan mengharuskan semua bursa di Australia untuk terdaftar di AUSTRAC. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah mematuhi aturan tentang anti pencucian uang (AML) dan pendanaan teroris (CTF), serta wajib untuk melaporkan ke pihak AUSTRAC.
Di bulan April sebelumnya, pemerintah Australia sudah memberikan kuasa penuh kepada AUSTRAC untuk mengumpulkan informasi di bursa-bursa kripto. Pengumpulan informasi tersebut terkait dengan data identitas pelanggan, transaksi, dan keseluruhan transaksi yang dianggap mencurigakan.
Salah satu transaksi yang dianggap nampak mencurigakan misalnya untuk transaksi penarikan tunai diatas USD 100.000.
Sejak pihak AUSTRAC mulai memperketat pengawasan di bulan April tersebut, dilaporkan telah ada 20 bursa kripto yang telah terdaftar dan melaporkan ke pihak AUSTRAC. Sedangkan jumlah bursa kripto yang ada di Australia saat itu adalah 100 bursa kripto.
CEO AUSTRAC, Nicole Rose menyatakan bahwa bursa kripto cukup mengakomodir dengan aturan yang baru. Sementara di satu sisi dengan aturan tersebut dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan sektor industri kripto. Informasi terakhir, AUSTRAC kini telah mengatur 150 bursa kripto.