Berbeda dengan WeWork dan lainnya yang heboh dengan IPO COIN dari Coinbase, HSBC justru berupaya untuk banned COIN Coinbase di platformnya. Padahal saat ini justru institusi keuangan cukup banyak yang berupaya untuk merangkul cryptocurrency.
Terkait dengan saham COIN Coinbase ini, pihak HSBC sudah melarang dan tidak akan memfasilitasi pembelian atau pertukaran produk yang terkait dengan mata uang virtual. Saham COIN dari Coinbase, adalah juga terkait dengan bitcoin dan cryptocurrency. HSBC menunjuk bitcoin dan cryptocurrency ini dengan sebutan, “produk mata uang virtual”.
Larangan HSBC terkait bitcoin dan cryptocurrency ini sempat diberitakan Reuter (13/4/21). Ada pesan tertanggal 29 Maret yang memang khusus menunjukkan larangan kepada pelanggan HSBC sendiri untuk membeli atau memindah akun ke MicroStrategy Inc.
Perusahaan MicroStrategy ini adalah sebuah perusahaan piranti lunak asal Amerika Serikat, dikepalai oleh Michael Saylor yang memiliki aset Bitcoin senilai milyaran dolar AS.
Pihak HSBC mengatakan, “HSBC tidak punya keinginan memperoleh eksposur langsung ke mata uang virtual dan keinginan untuk memfasilitasi produk atau sekuritas yang nilainya berasal dari VC (mata uang virtual).”
Kebijakan itu disebut sudah ada sejak tahun 2018. Saat itu, yang tertulis di Reuter menyebut kebijakan yang sama masih sedang ditinjau. Belum bisa diumumkan Negara mana saja larangan itu akan diterapkan.
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ankit Patel selaku PR Media di HSBC saat diwawancarai Coindesk beberapa hari lalu. Ankit Patel menegaskan, “ HSBC tidak punya keinginan memperoleh eksposur langsung ke mata uang virtual dan keinginan untuk memfasilitasi produk atau sekuritas yang nilainya berasal dari mata uang virtual. Ini bukan kebijakan baru,“ tegasnya.
Beberapa pekan lalu, HSBC juga membenarkan hal tersebut. Seorang pelanggan di platform InvestDirect awalnya menambahkan saham MicroStrategy ke dalam portofolio miliknya. HSBC kemudian menghentikan transaksi tersebut.
Larangan HSBC terkait COIN Coinbase, maupun bitcoin dan cryptocurrency secara umum ini dilandasi kekhawatiran penggunaan bitcoin dan cryptocurrency untuk tindakan terlarang. Seperti tindakan pencucian uang maupun aktifitas terlarang lainnya.
Padahal, HSBC sendiri sebelumnya sempat tersandung kasus yang sama. Pada tahun 2012 silam, HSBC Holding Plc bahkan harus membayar denda sebesar USD 1,92 milyar kepada pihak otoritas AS. Penyebab kewajiban membayar denda itu tidak lain karena HSBC terlibat tindak pencucian uang bandar narkoba dari Meksiko, serta tidakan terlarang perbankan lainnya.
Pada kasus saat itu, melibatkan kartel Bandar narkoba Sinaloa Meksiko dan Norte del Valle Kolombia. Aksi pencucian uang dua kartel narkoba tersebut sebesar USD 881 juta, menggunakan HSBC dan unit di Meksiko.
Di tahun 2020, HSBC juga tercatut di dalam skandal FinCen Files, dokumen bocoran data transaksi ilegal yang sempat muncul dan membuat heboh saat itu. HSBC, termasuk salah satu bank yang kerap mengakomodir proyek ponzi. Nilainya sekitar USD 80 juta, disebut dalam FinCen Files yang mencatut HSBC saat itu. Besaran dana itu dipindahkan dari Bank besar di Inggris dan ditransfer ke rekening HSBC Hong Kong pada tahun 2013 dan 2014.