Setelah sempat jatuh di awal tahun hingga bulan Maret 2018, kini harga bitcoin kembali tembus diatas 9.000 USD per 1 BTC. Beberapa bulan sebelumnya, berbagai peristiwa sempat memberikan dampak negatif di bursa-bursa bitcoin secara global.
Beberapa hal yang berkaitan dengan hal-hal tersebut, seperti persinggungan dengan ranah regulasi hingga sisi keamanan yang melibatkan para penyedia layanan bursa kripto sebagai pihak ketiga. Masalah-masalah terkait regulasi yang terjadi beberapa bulan sebelumnya, seperti yang terjadi di Korea Selatan, China, dan beberapa negara lainnya.
Pekan ke tiga di bulan Maret, sentimen pasar mulai menanggapi positif. Hal itu berkaitan dengan perkembangan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di G20 yang bertempat di Argentina sejak 19 Maret 2018.
Singkat kata, dalam pertemuan negara-negara anggota G20 tersebut, mayoritas anggotanya menilai bahwa adopsi teknologi dibalik bitcoin ini dianggap akan memberikan dampak positif bagi banyak hal. Dampak-dampak positif tersebut seperti halnya meningkatkan iklim yang lebih kompetitif, meningkatkan keterlibatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan transparansi, dan persamaan kesempatan dan peluang atas kebebasan dan perdamaian.
Meski demikian, G20 tetap akan berupaya untuk dapat lebih mengawasi dan membuat regulasi yang diharapkan dapat meminimalisir dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Sementara itu, pihak Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), juga memberikan pandangan yang positif terhadap Bitcoin dan cryptocurrency secara umum.
Christine Lagarde, menuliskan pandangannya tersebut di situs IMF pada hari senin (16/04/18). Lagarde menilai, perkembangan teknologi yang di usung di era Bitcoin, tidak terelakkan. Saat tulisan ini dibuat, harga bitcoin sempat menembus harga 130 juta. Sesaat kemudian, harga bitcoin turun di 9.116 USD, atau berkisar kurang lebih 126,4 juta rupiah per btc.
Pengembangan Bitcoin Lanjutan Memberikan Dampak Positif
Secara umum, penilaian positif terhadap bitcoin, tidak hanya berasal di luar ekosistemnya. Bitcoin sendiri, terhitung sejak akhir tahun 2017, telah melakukan berbagai pengembangan. Seperti pengaktifan Segragated Witness (Segwit), dan juga penggunaan Lightning Network.
Kedua pengembangan bitcoin tersebut cukup banyak menuai tanggapan positif. Melalui Segwit, bitcoin dapat menampung lebih banyak transaksi, karena mampu memperkecil ukuran transaksi. Selain itu, Segwit juga meningkatkan efektifitas transaksi yang dimasukkan dalam block-block bitcoin setiap jangka waktu 10 menit.
Sedangkan Lightning Network, lebih punya daya tawar tinggi untuk bitcoin dengan kemampuannya untuk menampung transaksi mikro secepat kilat. Adopsi lightning network pun makin meningkat hingga di bulan April ini. Satu-satunya hal yang perlu di tindak lanjuti tentang lightning network, adalah untuk membuatnya menjadi lebih mudah untuk digunakan di semua kalangan hingga merchant.