Baru diluncurkan 3 bulan lalu pada 18 April tahun ini, ukuran blockchain Binance sudah lebih dari 582 GB lebih. Bengkaknya ukuran ini padahal hanya masih berumur sekitar tiga bulanan saja. Hal itu pertama diketahui oleh Sid Shekhar, pendiri Tokenanalyst.
Melalui ciutan di akun pribadinya, Sid Shekhar mengunggah sebuah gambar saat dirinya mencoba menjalankan node di Binance Chain tiga hari lalu (23/7/19).
Pada ciutan tersebut diketahui bahwa ukuran blockchain di Binance chain sudah mencapai 852 GB lebih. Padahal saat itu proses sinkronisasi masih berjalan sekitar 88% saja dari total keseluruhan. Bisa jadi, untuk bisa melampaui proses sinkronisasi hingga penuh, ukuran blockchain itu mencapai 900 GB atau bahkan lebih 1Terabyte.
Untuk varian blockchain yang baru diluncurkan sekitar 3 bulan lalu, kapasitas itu sudah dianggap tidak wajar. Dalam ciutan itu, Sid Sekhar menyarankan untuk menyiapkan space drive minimal 1,5 Terabyte jika berniat menjalankan node di Binance.
Hal yang sama juga terjadi di platform EOS. Ukuran Blockchain EOS ini dalam waktu 8 bulan sudah mencapai 4 terabyte, di bulan Februari tahun ini.
Pertumbuhan Ukuran Blockchain Menjadi Faktor Penting
Pertumbuhan ukuran ruang penyimpanan transaksi di dalam ledger jelas merupakan hal yang krusial. Terkait dengan skalabilitas ini tentu saja akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu.
Dalam hal ini, penetapan proyeksi pengembangan menjadi krusial. Hal yang paling memungkinkan dan logis adalah tidak berupaya untuk bisa mengatasi skalabilitas block. Melainkan dengan meminimalisir pertumbuhan kapasitas ukuran blockchain secara maksimal.
Sehingga laju pertumbuhan ukuran blockchain tersebut menjadi wajar seiring dengan perkembangan teknologi pada saat itu. Membengkaknya ukuran blockchain ini, paling sering dialami oleh varian Dapps. Seperti Ethereum, dan juga yang lainnya.
Pertumbuhan ukuran blockchain yang tidak wajar, dapat berakibat fatal pada ekosistem pertambangan. Pasalnya, ketika jumlah ukuran blockchain semakin besar, maka penambang akan makin kesulitan untuk bisa berpartisipasi. Begitupun sebaliknya, jika pertumbuhan ukuran itu bisa ditekan lebih baik, maka atensi penambang tetap terbuka makin lebar.
Hal buruk sebagai implikasinya jelas pada sisi keamanan. Makin sedikit penambang, celah keamanan makin terbuka lebar. Artinya jika penambang semakin sedikit, tingkat keamanannya juga makin menurun. Hal ini jelas akan menjadi persoalan yang cukup serius.
Perbandingan Ukuran Blockchain Bitcoin
Jika dibandingkan dengan Bitcoin yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun, hanya mencapai 231,9 GB saja. Bisa dibayangkan berapa ukuran blockchain dari Binance Chain tersebut dalam 1 tahun saja. Perkiraan yang paling mendekati, pertumbuhan ukuran blockchain dari Binance Chain ini bisa mencapai 1,5 Terabyte per tahun.
Sejauh ini pengembangan Bitcoin selalu memulai dari sisi infrastruktur penting yang menjadi tolak ukurnya. Hal tersebut pada akhirnya bisa dilihat dengan pilihan untuk mengaktifkan Segwit terlebih dahulu. Terbukti, setelah 10 tahun ukuran blockchain Bitcoin masih berkisar 231,9 GB saja (tertanggal 19 Juli 2019).
Perbandingan Ukuran Blockchain Ethereum
Ethereum adalah platform Dapps pertama kali muncul. Ukuran blockchain Ethereum ini juga paling awal disorot. Belum lagi dengan insiden serangan DAO di tahun 2016 silam.
Pada tanggal 14 Mei 2018, blockchain ethereum pertama kali sudah melampaui 1 Terabyte lebih. Sedangkan mainnet ethereum sendiri pertama kali berjalan dengan ditandai block 0 (genesis block) pada tanggal 20 Juli 2015 silam. Artinya nilai ukuran 1 Terabyte itu ditempuh dalam rentang waktu 3 tahunan.
Jika dibandingkan dengan Binance chain yang baru 3 bulan sudah mencapai 852 GB, memang Ethereum jauh lebih baik. Namun sudah sejak lama ethereum paling banyak disorot. Pasalnya memang beban kapasitas ukuran blockchain ethereum itu berasal dari dapps yang dibangun diatasnya.
Terlebih ketika node mulai kesulitan untuk proses sinkronisasi penuh. Hal itu pertama teridentifikasi pada tanggal 18 Juni tahun 2017.
Penyebab utama yang paling mendekati valid, adalah ketika klien Parity Ethereum dari Afri Schoedon yang mulai dijalankan di sekitar tahun 2016. Bisa jadi Schoedon sendiri sudah menyadari bahwa ada pertumbuhan ukuran blockchain yang sudah tidak wajar terjadi.
Berlanjut kemudian di tanggal 29 November 2017 Schoedon menulis bahwa pertumbuhan blockchain Ethereum tidak akan mencapai lebih dari 1 terabyte dalam waktu dekat. Kemungkinan terbesarnya, fast sync melalui klien Parity Ethereum ini sudah dilakukan sebelum bulan November 2017.
Pasalnya dari satu pertanyaan yang terlontar di ethereum.stackechange, tertanggal 3 Desember 2016. Pada pertanyaan itu, terkait dengan proses sinkronisasi singkat melalui versi klien Parity. Bisa jadi dari sinilah kemudian fast sync (sinkronisasi cepat) di Parity berasal. Sehingga logis dan terkait dengan permasalahan node yang kesulitan sinkronisasi penuh dan terindentifikasi kemudian pada 18 Juni 2017.
Implikasinya, sampai detik ini, ukuran Blockchain ethereum cukup susah untuk diidentifikasi besaran pastinya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena di Ethereum saat ini full node tidak ada yang bisa sampai melakukan proses sinkronisasi secara penuh.
Maka bisa dikatakan bahwa di dalam ethereum ini sudah tidak ada Full Node, melainkan hanya SPV Node (Lightweight Node) saja. Sampai sejauh ini memang ekosistem pertambangan Ethereum masih terus berjalan. Namun pada dasarnya simpul node yang ada hanya melakukan proses sinkronisasi cepat saja.
Semestinya, verifikasi seluruh block di dalam jaringan harus terus dilakukan melalui proses sinkronisasi secara penuh. Jika tidak, maka bagaimana verifikasi, otentikasi, dan validitas block itu bisa diandalkan?
Data terakhir yang berhasil dihimpun, adalah versi dari posting blog Bitmex tanggal 13 Maret 2019 lalu. Pada saat itu bertepatan dengan peluncuran Nodestats.org untuk metrik node Ethereum di Bitmex. Belakangan halaman Nodestats tersebut pada akhirnya ditutup.
Berdasarkan pantauan akhir BitMex, ukuran blockchain Ethereum sudah mencapai 2,36 Terabyte. Padahal proses sinkronisasi node BitMex di versi Geth masih sekitar 90% saja. Kemungkinan besar BitMex sendiri tidak bisa mencapai sinkronisasi penuh, dan pada akhirnya Nodestats ditutup.
Dari data di BitMex saat itu, bisa ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan ukuran blockchain Ethereum terakhir dari 14 Mei 2018 – 13 Maret 2019 mencapai 1 terabyte lebih.
Jika kita melihat perbandingan ukuran blockchain di versi Blockchair, pada tanggal 26 Juli 2019, untuk Ethereum tercatat sebesar 95,72 Gigabyte saja. Namun jangan salah, alasan perbedaan jauh yang terlihat itu tidak lain karena versi metric untuk node Ethereum di Blockchain menggunakan Parity fast sync.
Di versi Parity fast sync inipun akan bergantung pula dari titik block mana node itu akan memulai sinkronisasi. Oleh sebab itu pada dasarnya metrik yang berasal dari node di klien Parity tidak bisa dijadikan sebagai acuan yang valid.
Perbandingan Dengan Litecoin
Di tanggal 26 Juli 2019, saat tulisan ini dibuat, ukuran blockchain Litecoin sebesar 21,06 gigabyte saja. Mainnet Litecoin baru pertama kali berjalan pada tanggal 13 Oktober 2011.
Artinya capaian ukuran litecoin itu berlangsung selama kurang lebih hampir 8 tahun ini saja. Jika dibandingkan dengan Litecoin, jelaslah ukuran blockchain Binance Chain masih jauh lebih bengkak. Meski demikian, ukuran blokchcain EOS yang paling parah. Terbesar dengan besaran 4 terabyte hanya dalam waktu 8 bulan saja.