Penulis buku sekaligus salah seorang konsultan finansial Dave Birch menyatakan bahwa Amerika Serikat perlu lebih serius untuk menggunakan mata uang digital. Pernyataannya itu dilontarkan pada acara podcast yang dibawakan bersama Penny Crossman di American Banker (1/6/2020).
Dalam podcast kemarin itu, Dave menilai bahwa dunia saat ini tengah masa pandemi covid 19 dan setelahnya adalah berada di medan perang dingin mata uang virtual. Kondisi itu dianggap dapat mengubah peta politik hingga struktur kekuatan global yang ada sekarang. Hingga berpotensi pula merugikan Amerika Serikat.
Pandangan Dave mungkin lebih condong melihat dari sisi privatisasi mata uang digital jika dibandingkan dengan model mata uang digital kripto yang terdesentralisasi seperti pada Bitcoin. Namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa proses merebaknya mata uang digital kripto dari Bitcoin tersebut telah banyak menyedot perhatian secara lebih massif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari perbedaan yang kontras antara mata uang digital terdesentralisasi Bitcoin yang dinilai sebagai mata uang masa depan juga sudah mampu hidup. Dave juga melihat model privatisasi mata uang digital seperti Libra dan yang lain-lain juga sudah mulai bermunculan.
Atas dasar itu, kondisi yang dilihat saat ini secara logis berada dalam situasi perang dingin mata uang. “Amerika Serikat perlu menganggap lebih serius tentang mata uang digital,” sebut Dave. Menurut Dave, situasi perang dingin mata uang itu juga bisa berakibat merugikan AS.
Tidak hanya itu, Dave juga beranggapan bahwa mata uang digital yang ada sekarang bisa mencabut sistem politik dan ekonomi moneter yang ada sekarang.
Dave Birch pada akhir bulan April 2020 lalu, juga menerbitkan buku terbarunya berjudul “Perang Dingin Mata Uang – Uang dan Kriptografi, Hash Rate dan Hegemoni (The Currency Cold War – Cash and Cryptography, Hash Rates and Hegemony)”.
Dalam buku barunya tersebut Dave juga menuliskan tentang bagaimana cara kerja mata uang saat ini. Sistem moneter mata uang fiat yang diatur oleh lembaga privat itu mempengaruhi keadaan politik, teknologi, hingga perekonomian.
Pada jaman yang telah banyak berubah seperti saat ini, Dave menilai bahwa mata uang juga perlu untuk berubah. Perubahan yang begitu deras dalam waktu yang cukup cepat itu diibaratkan menjadi era baru “Bretton Woods II”.
Seperti yang banyak diketahui, peristiwa Bretton Wood itulah yang menjadi titik tolak sistem moneter secara internasional. Perubahan jaman dengan munculnya mata uang digital juga telah secara sadar mempengaruhi banyak tokoh. Sebut saja seperti Mark Carney saat menjabat sebagai gubernur Bank of England di tahun 2019 silam.
Mark Carney menilai bahwa mata uang digital yang bisa berlaku global berpotensi menjadi jawaban atas dominasi mata uang dolar AS yang sudah begitu tidak stabil dalam sistem moneter secara global.
Bahkan salah satu sosok sejarawan di UK, Niall Ferguson juga menyatakan hal yang kurang lebih senada dengan Mark Carney.
Pada tahun 2019, Niall Ferguson pernah menyatakan, “Jika Amerika memang pintar, ia akan mulai membangun dan bersaing untuk mendapatkan dominasi kembali dalam pembayaran digital”.