Keadaan sudah berbalik. Raksasa pembayaran elektronik seperti VISA dan Mastercard sekarang sudah mulai ancang-ancang untuk merangkul cryptocurrency seperti Bitcoin. Jika melihat jauh beberapa tahun sebelumnya, kabar tentang VISA, Mastercard, bahkan PayPal pun sudah tidak lagi mengherankan.
Namun belakangan, baik Visa dan Mastercard kembali mempertegas kembali perencanaan untuk layanan cryptocurrency itu. Dimulai dari pengumuman resmi yang diunggah pertama kali oleh Mastercard pada tanggal 20 Juli melalui situs resminya.
Mastercard dalam proyeknya untuk merangkul segmentasi cryptocurrency bitcoin dilakukan dengan menggandeng Wirex. Kemudian disusul dengan pengumuman resmi dua hari setelahnya dari VISA (22/7/2020).
Integerasi Wirex oleh Mastercard untuk cryptocurrency sebetulnya sudah diprakarsai oleh VISA di tahun 2019. Kedua perusahaan raksasa pembayaran elektronik non tunai VISA dan Mastercard memang sudah lama berkompetisi sengit.
Dalam dunia cryptocurrency, keduanya juga saling berkompetisi sudah sejak lama. Termasuk pula bagaimana sepak terjang PayPal sebagai pemain kawakan di segmen yang sama.
Untuk Mastercard misalnya, sudah sejak tahun 2018 silam sudah bergerilya untuk mendaftarkan paten aplikasi berbasis cryptocurrency. Langkah-langkah sebagai pondasi untuk merambah dunia cryptocurrency sudah dimulai sejak lama.
Jauh sebelumnya lagi, VISA sudah lebih dulu di tahun 2016 dengan melakukan uji coba transaksi mikro yang dilengkapi dengan fitur pembayaran virtual termasuk cryptocurrency. Aplikasi yang dimaksud didukung dengan API bernama MTX.
Namun, pada saat itu dalam dokumentasi yang dilampirkan tidak pernah menyebutkan Bitcoin sama sekali. Wajar saja, di saat itu dunia kripto masih dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian masalah regulasi.
Kondisi itu kemudian banyak berubah dimulai sejak adanya surat edaran resmi dari Kantor Pengawas Keuangan Mata Uang (Office of the Comptroller of the Currency – OCC). Edaran resmi yang diterbitkan tertanggal 22 Juli tersebut memperbolehkan perbankan nasional di Amerika Serikat untuk menambahkan layanan cryptocurrency kepada konsumen.
Dari situlah pintu adopsi layanan cryptocurrency terbuka selebar-lebarnya. PayPal sama juga sudah bergerak jauh sebelumnya. Platform pembayaran kawakan PayPal ini sudah memiliki 325 juta pengguna. Pihak PayPal juga sudah menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan berbasis kripto besar mulai Square yang digawangi pendiri Twitter Jack Dorsey, Cash App, maupun Robinhood. Beberapa waktu semenjak muncul surat edaran resmi dari OCC, permintaan Bitcoin pun mendadak cukup padat. Terpantau dari situs Fiatleak, Amerika Serikat dan Jepang banyak mendominasi permintaan pasar Bitcoin. Disusul kemudian dari Korea Selatan dan Rusia.