Harga kripto jatuh serentak seiring dengan kondisi pasar yang tidak kondusif. Namun, posisi 50 top looser hari ini lebih banyak didominasi token. Tercatat 50 top looser ini bahkan mencapai tingkat penurunan tajam hingga 82 persen.
Lima posisi atas dengan rangking performa terburuk adalah Bitcoin God (GOD) yang turun hingga 82,36%, disusul kemudian oleh Credits (CS) turun 39,21%, Chromia (CHR) turun 25,95%, BitGreen (BITG) 21,34%, dan Omnitude (ECOM) minus 20,49%.
Sementara untuk token Pundi X Nem berada di posisi 39 dengan performa terburuk yang turun hingga 7,33%. Saat ini harga token Pundi X Nem yang ndompleng di NEM berkisar di harga USD 0,00011 per token.
Harga NEM sejak 2019 ini relatif lebih banyak turun. Harga NEM saat ini berkisar USD 0,045 per XEM. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga di sekitar bulan Juni 2019 yang masih berkisar USD 0,09. untuk harga native token Pundi X (NPXS) masih di posisi USD 0,00015 per token.
Banyak medioker kripto di Indonesia menyebut situasi ini dilandasi lantaran polemik harga minyak yang terjun bebas hingga 7% di pasar. Kondisi tersebut membuat Wall Street anjlok hingga di titik terparak sejak tahun 2008.
Di sisi lainnya, perkembangan cryptocurrency memang menuntut lebih banyak pengembangan yang lebih kontinyu dan berkesinambungan. Platform-platform berbasis token, sejatinya tidak banyak memberikan inovasi teknologi.
Jika dibandingkan antara Altcoin dan Token, proyek-proyek berbasis token yang ndompleng di mainnet Altcoin tertentu ini memang tidak banyak memiliki ruang pengembangan lebih luas. Ketergantungan itu membuat proyek-proyek tokenisasi hanya lebih banyak bergantung pada induk jaringan utama tempatnya bernaung.