Rilis whitepaper Stablecoin Libra Facebook kemarin (18/6/19) mendapat sejumlah tanggapan dari tokoh kripto Bitcoin, komunitas cryptocurrency, hingga khalayak umum.
Sebagian besar tanggapan yang ada adalah menyikapi hal teknis Libra. Baik dari sisi keamanan, perlindungan privasi pengguna, fokus desentralisasi, dan hal-hal lainnya.
Jameson Loop
Jameson Loop adalah salah satu pengembang Bitcoin Core. Tokoh kripto bitcoin satu ini melihat Libra bukanlah sebagai salah satu kompetitor untuk Bitcoin. Menurutnya, Stablecoin Libra Facebook ini justru akan membantu masyarakat awam selangkah lebih dekat untuk mengadopsi Bitcoin secara masif.
Loop, di dalam cuitannya menganalogikan dalam sebuah gambar, bahwa ide tentang mata uang yang ideal bukanlah mata uang yang diciptakan dengan kontrol dan oleh pihak-pihak manapun. Secara implisit, Stablecoin Libra Facebook adalah gambaran dari sebuah mata uang yang diciptakan oleh dengan kontrol penuh dari korporasi-korporasi tertentu.
Andreas Antonopoulos
Penulis buku “Mastering Bitcoin” kondang , Andreas Antonopoulos, memberikan tanggapan senada seperti Loop. Menurutnya, munculnya Stablecoin Libra Facebook justru menjadi ancaman baik untuk perbankan dan juga bank sentral. Alasannya, Libra bukanlah bersifat terdesentralisasi, tidak akan bisa menembus batas wilayah seperti Bitcoin, dan tidak mampu memberikan privasi.
Peter Todd
Salah satu pengembang Bitcoin Core, sekaligus pendiri Opentimestamps mengkritik bahwa Libra sepenuhnya terpusat, bukan terdesentralisasi. Proses validasi yang dilakukan di Libra sama halnya dengan tipikal validasi pada private blockchain. Pola validasi ini berarti pengguna harus mempercayakan validasi tersebut pada pihak lain.
Lebih jauh, Peter Todd menyebut bahwa klaim yang tertulis di whitepaper dengan menyebut Libra terdesentralisasi sama dengan tidak jujur.
Changpeng Zhao
Pendiri sekaligus CEO bursa kripto Binance, Changpeng Zhao, bisa dianggap adalah salah satu pihak yang paling berpotensi sebagai kompetitor Libra. Pasalnya, Libra dan Binance juga memiliki sejumlah varian Stablecoin. Zhao menyebut Libra akan cukup berpotensi untuk mengetahui banyak hal tentang informasi detail penting pengguna.
Tanggapan Zhao memang bukan tanpa alasan, pasalnya privasi di Facebook sendiri memang begitu banyak celah. Bahkan pihak Facebook telah melakukan pelanggaran terkait dengan bocornya data 87 juta pengguna ke Cambridge Analytica.
Pavol Rusnak
Tuur Demeester
Analis Bitcoin sekaligus seorang ekonom, Tuur Demeester, menyebut bahwa Facebook sama sekali tidak pernah mengatasi permasalahan-permasalahan utrama Ethereum selama bertahun-tahun lalu.
Tanggapan Tuur Demeester tersebut dengan melampirkan pokok analisis Jameson Loop yang ditulisnya di Medium. Di dalam analisis Loop tersebut, menyebut bahwa Libra jauh lebih banyak menggunakan Ethereum sebagai contoh platformnya ketimbang Bitcoin. Hal tersebut lah yang menyebabkan banyak celah.
Salah satu celahnya, tidak lain karena Libra menggunakan validator khusus melalui Asosiasi Libra. Berbeda dengan Bitcoin dengan pola jaringan yang terdistribusi. Loop menilai validator tersebut justru menjadi celah karena mereka berperan sebagai pihak mutlak atas validasi transaksi. Artinya, varian blockchain Libra justru menjadi tidak temperproof, karena pihak itulah yang paling berpotensi untuk bisa mengubah, ataupun mengedit transaksi.
Dalam analisis Loop juga menyebut bahwa meski pihak Facebook menyatakan bahwa transaksi itu dapat dilakukan seperti halnya transaksi kripto secara umum, namun pada wallet Calibra itulah nantinya yang akan cukup banyak ada celah. Pasalnya, dengan tipikal Libra, tentu harus sesuai dengan aturan KYC dan AML. Artinya, ada begitu besar celah yang terkait dengan privasi pengguna. Terlebih, kontrol besarnya berasal dari Asosiasi Libra.
Pierre Rochard
Pengembang asal New York, Pierre Rochard meretweet posting meme dari akun @CryptoScamHub. Meme yang diposting adalah gambar Mark yang menangis. dengan latar belakang nisan facebook bertuliskan “Facebook Libra – 2019 – 2019”.
David Schwartz
CTO Ripple, David Schwartz menanggapi ciutan Peter Todd. David mengatakan bahwa siapapun pihak yang berkuasa atas cadangan dana (dalam Libra disebut Libra Reserved) dapat menentukan cabang block mana yang paling bernilai sebenarnya. David sekaligus memberikan sindiran atas Bitcoin yang menganggap Bitcoin Core cukup memonopoli jaringan.
Tanggapan David disini justru cukup kontraproduktif, mengingat Ripple sendiri sama dan identik seperti halnya Libra. Riple bukanlah varian kripto terdesentralisasi seperti halnya Bitcoin.