Tertanggal 19 Februari, dua hari lalu, media Bloomberg mencoba menggiring opini mendukung JPMCoin dengan menulis dengan judul seolah Bitcoin naik karena telah didukung dengan cryptocurrency JPMorgan. Pada berita yang dirilis tersebut, Bloomberg berupaya menunjukkan bahwa naiknya harga Bitcoin banyak mendapat sokongan setelah rilis JPM Coin dari JPMorgan.
JPM Coin ini adalah bikinan dari JPMorgan dengan klaim sebagai sebuah varian cryptocurrency. Sedangkan kenyataanya, bahkan JPM Coin tersebut bahkan bukanlah sebuah cryptocurrency seperti pada umumnya.
Sebuah altcoin, pada umumnya dapat disebut sebagai sebuah cryptocurrency jika varian tersebut dibangun dan memiliki karakter yang terdesentralisasi. Berbeda dengan hal itu, JPM Coin itu dibangun menggunakan private blockchain, dan hanya bersifat seperti sebuah Stablecoin untuk internal di JPMorgan belaka. Konsepsi Blockchain dalam dunia cryptocurrency pun tidak pernah menyebut dengan karakter yang tertutup (private blockchain).
Sementara pada tulisan di Bloomberg seolah mencoba untuk memberikan kenyataan lain, dengan menyebut bahwa harga Bitcoin banyak didorong karena rilis JPM Coin.
Fakta yang ada justru sebaliknya. Pada saat informasi JPM Coin tersebut dirilis, kapitalisasi pasar kripto sebenarnya justru sedang turun hingga 0,6 persen, berdasarkan pantauan di Coincenter. Baru kemudian beberapa hari kemudian harga Bitcoin perlahan naik.
Bloomberg seakan sengaja dengan menggiring opini tersebut, terutama bahwa tidak ada sebab lain mengapa harga Bitcoin naik, selain disebutkan karena JPM Coin itu. Padahal, ada sekian banyak hal yang cukup berpengaruh mendorong naiknya harga Bitcoin.
Salah satu penyebabnya adalah bagaimana pengembangan Lightning Network Bitcoin yang makin banyak diperbincangkan di seputar komunitas Bitcoin. Sebut saja bagaimana event Lightning Torch beberapa pekan lalu.
Pada event yang bersifat eksperimen sosial itu bahkan menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk juga pentolan pendiri Twitter, Jack Dorsey. Bahkan beberapa hari lalu, event serupa itu juga mampu menarik nenek 88 tahun untuk dapat berpartisipasi, dan bisa membuat transaksi Bitcoin menggunakan Lightning Network.
JPM Coin Hanyalah Shitcoin Belaka
Sejumlah tokoh di komunitas Bitcoin juga memberikan kritik pedas terhadap JPM Coin yang mengklaim sebagai sebuah varian cryptocurrency. Mulai dari Nick Szabo, Jerry Brito, Giacomo Zucco, Samson Mow, Nathaniel Popper, Saifedean, dan masih banyak yang lain.
The JPM Coin makes it possible to move dollars between JPMorgan bank accounts instantly. That raises the question: Why was it not already possible to move dollars between two JPMorgan bank accounts instantly?
— Nathaniel Popper (@nathanielpopper) February 14, 2019
Seperti pada ciutan Nathaniel Popper diatas misalnya, mempertanyakan jika fungsi JPM Coin hanyalah dipergunakan untuk memungkinkan transfer dolar antar pemilik akun, itu juga sudah bisa dilakukan dengan cara biasa pada umumnya.
Satu-satunya karakter mutlak sebuah cryptocurrency, adalah dibangun untuk bisa bersifat terdesentralisasi, mempu berdiri sendiri dengan mengeliminir peran-peran pihak ketiga.
If JPM Coin is a cryptocurrency, then so is Fortnite V-Bucks.
— Jerry Brito (@jerrybrito) February 14, 2019
Hal senada juga dalam ciuatan Jerry Brito. Pada ciutannya itu, Jerry menerangkan jika JPM Coin adalah cryptocurrency, maka Fortnite V-Bucks juga merupakan sebuah cryptocurrency. Kenyataan yang ada, digital currency tidaklah sama dengan sebuah cryptocurrency. Dua hal tersebut jelas adalah perbedaan mutlak.
Tipikal genarasi “Fanboys”, atau istilah untuk menyebut “Blockchain mania” saat ini berupaya untuk mengaburkan banyak hal terkait sifat-sifat cryptocurrency tersebut. Padahal, blockchain pun tidak akan mungkin bisa berdiri tanpa ada sebuah unit-unit cryptocurrency di dalamnya. Blockchain dengan versi yang sengaja membedakan dengan Cryptocurrency, tidak ubahnya seperti data biasa, unuseless.