Dalam instrumen keuangan apa pun hampir tidak mungkin mendapatkan keuntungan tanpa risiko. Namun ketika membahas cryptocurrency risiko bisa lebih besar daripada instrumen tradisional yang sudah lebih dulu hadir dan berhasil melewati berbagai krisis ekonomi baik makro atau mikro. Apa saja risiko cryptocurrency yang paling umum dan wajib kamu ketahui? Berikut ini jawabannya.
Volatilitas Tinggi
Risiko cryptocurrency pertama adalah volatilitas, sebuah istilah yang mengacu pada ketidak pastian pergerakan harga dan risiko yang terkait dengan perubahan nilai sebuah aset. Volatilitas di crypto terbilang sangat besar dibanding instrumen lainnya, salah satu penyebabnya adalah aset ini masih terbilang baru, sehingga belum stabil dan mendapatkan kepercayaan luas untuk warga dunia.
Besarnya volatilitas crypto ini bisa dilihat dari harga Bitcoin yang bisa kehilangan 30 persen nilainya hanya dalam satu hari, selain itu tidak butuh satu tahun sejak harga tertingginya di November 2021, kini Bitcoin telah kehilangan setengah harganya.
Risiko Likuiditas
Untuk beberapa cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar kecil, perputaran dana bisa jadi sangat kecil dan transaksi sangat minim. Dengan dana yang sedikit maka likuiditas akan terhambat dan proses menjual atau membeli token akan sulit dilakukan. Karena itu faktor likuiditas ini sangat penting diperhatikan jika ingin beli kripto, semakin tinggi likuiditasnya semakin baik, dan sebaliknya.
Peretasan
Hampir seluruh hal di crypto berjalan secara online, yang meningkatkan risiko pencurian oleh para peretas yang marak di dunia internet. Pada 2021 ada lebih dari 20 peretasan di mana pencuri aset digital mencuri setidaknya $ 10 juta dalam aset kripto dari pertukaran atau proyek crypto. Setidaknya dalam enam kasus, peretas mencuri lebih dari $100 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh NBC News.
Karena itu sebelum memilih bursa untuk menyimpan crypto, calon investor diharapkan melakukan riset lebih untuk mengetahui keamanan, tingkat mitigasi peretasan, manajemen risiko, dan layanan asuransi jika aset crypto pengguna hilang. Salah satu bursa crypto yang memiliki keamanan dan jaminan terhindar dari peretasan dan penipuan adalah DIFX. Informasi lebih lanjut soal bursa tersebut bisa ditemukan di artikel tentang keamanan DIFX.
Regulasi Belum Jelas
Ketidakpastian peraturan adalah salah satu masalah utama yang membebani keinginan investor dan bisnis untuk bergabung dengan pasar crypto. Regulasi Cryptocurrency sangat bervariasi untuk mengakses yurisdiksi dan negara yang berbeda karena pemerintah dan regulator masih bekerja untuk mencapai kerangka kerja yang jelas.
Akibatnya, investor crypto tidak cukup terlindungi di pasar sementara perubahan peraturan yang tidak terduga dapat menyebabkan mereka menderita kerugian yang signifikan. Khusus di Indonesia regulasi sudah terbilang jelas, karena pemerintah melalui Bappebti telah melegalkan sejumlah bursa kripto untuk menjalankan operasional di dalam negeri.
Pajak
Saat ini banyak negara yang mulai menggodok aturan seputar pajak crypto, namun tidak semua pajak crypto menguntungkan pengguna, sebab di berbagai negara pajak yang dikenakan terlampau besar dan memotong keuntungan investor. Seperti di India, yang mengenakan pajak sebesar 30% dari transaksi aset. Di Indonesia pajak crypto sudah diterapkan dengan nominal yang bersahabat yakni 0,1%.
Meski begitu aturan dan besaran pajak crypto bisa berubah seiring waktu, sehingga investor perlu memperhatikan hal ini ketika ingin melakukan transaksi agar bisa memperkirakan uang yang harus dikeluarkan.
Manajemen Aset
Memegang dan mengelola aset kripto mungkin menantang dan bahkan menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah. Kehilangan kunci pribadi untuk akses crypto dalam wallet bisa jadi bencana karena ketika disalah gunakan orang lain, maka hampir mustahil aset kembali. Karena itu investor harus melindungi kunci dengan sangat hati-hati dan memiliki rencana yang tepat jika terjadi peristiwa yang tidak menguntungkan.
Risiko Kredit
Selalu ada kemungkinan bahwa aset kripto yang diinvestasikan mengalami penurunan harga, bahkan karena volatilitas masih tinggi, harga kripto bisa saja turun sangat besar dalam hitungan jam dan membuatnya bisa tidak bernilai. Dengan kasus ini bursa bisa menghentikan perdagangan aset yang mengalami hal tersebut, contohnya pada kasus Terra Luna yang transaksinya ditunda oleh beberapa exchange.
Lahan Subur Penipuan
Profitabilitas tinggi cryptocurrency telah menarik banyak investor dalam beberapa tahun terakhir. Baru tahun lalu, dana investor mencapai jumlah $30 miliar, lebih banyak dari jumlah gabungan tahun-tahun sebelumnya. Ini membuat dunia crypto menjadi lahan cuan bagi para penipu.
Sebagai contoh, dalam penipuan Rug Pull, penipu membuat koin dan mulai mengumpulkan dana dengan menjualnya. Mereka bahkan dapat memompa dan mempromosikan koin mereka untuk meningkatkan nilainya. Setelah itu, mereka akan meninggalkan proyek dengan menjual semua koin mereka atau menghilang dengan dana investor.
Jaminan Asuransi
Banyak bisnis crypto menawarkan sedikit atau tidak ada asuransi terhadap kemungkinan ancaman. Namun, seiring dengan semakin matangnya industri, kita dapat mengharapkan untuk melihat lebih banyak peningkatan dalam opsi asuransi bagi investor dan pedagang.
Bursa yang sudah menerapkan jaminan asuransi adalah DIFX, asuransi ini bertujuan untuk mengatasi melindungi pengguna dan menjadikan ruang kripto sebagai tempat yang lebih aman bagi semua orang.
Risiko Teknologi
Meski digadang jadi teknologi andal, pada hakikatnya teknologi dalam crypto juga memiliki risiko. Ada banyak laporan tentang kompleksitas komputasi dan konsumsi energi penambangan bitcoin, yang memakan listrik sangat banyak dan cenderung tidak ramah lingkungan.