Tim Swanson – Permasalahan Dalam Blockchain di Tahap Penyelesaian Akhir Transaksi
Permasalahan Dalam Blockchain. Tim Swanson, menuturkan pendapatnya tersebut di TabbForum yang dimuat pada 24 Maret lalu. Konsorsium R3 adalah sebuah kemitraan yang terdiri dari 40 Bank terkemuka di dunia. Di dirikan untuk merancang teknologi canggih distribusi ledger ke dalam pasar keuangan secara global.
Swanson menganggap bahwa dinamika dari pernyataan para antusias cryptocurrency seperti pada Bitcoin maupun Ethereum tentang Blockchain, selama ini banyak mengabaikan persyaratan tentang peraturan, hukum, dan regulasi kebutuhan komersial, yang diperlukan dalam settlement final secara definitif.
Lebih jauh ia menjelaskan, pada Directive 98/26/EC Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa tentang settlement final dalam pembayaran dan keamanan sistem settlement, dimotivasi oleh kebutuhan untuk meminimalkan resiko sistemik yang mungkin akan timbul. Dengan cara memastikan tahap final pembayaran yang mengacu pada aturan sistem.
Karena ada kekurangan pada tahap final secara definitif, jika salah satu peserta mengalami kepailitan akan bisa merusak transaksi yang dianggap menetap. Melepas sejumlah likuiditas dan kredit bermasalah bagi peserta lain dalam sistem pembayaran.
Dengan final definitif settlement, bisa menciptakan kepercayaan dalam sistem dan selain itu, akan bisa meminimalkan resiko. Hal inilah yang dianggap sebagai salah satu konsep yang paling penting. Dalam sistem pembayaran konsep ini berlaku untuk semua sistem clearing, dan juga settlement.
Tim Swanson membedakan fakta ini dengan anggapan para antusias tadi. Para antusias menganggap tentang kekekalan blockchain menjadi sebuah karakter yang unik. Menurutnya, kekekalan yang menjadi karakter unik Blockchain ini tidaklah benar. Hashing dengan kriptografi yang biasanya menggunakan SHA 256, memberikan kekekalan pada setiap data yang di hash tersebut. Sementara jika pada sebuah contoh, jika Bob merubah satu bit transaksi, perubahan hash itu akan diketahui oleh Alice.
Terkait Dengan proof-of-work
Seperti yang telah banyak diketahui, proof-of-work digunakan pada Bitcoin, dan juga banyak public ledger lain. Dengan proof-of-work ini, akan memudahkan dalam proses memilih transaksi mana yang nantinya akan dimasukkan kedalam rantai blok.
Terkait dengan proof-of-work ini, Swanson beranggapan seperti pada sebuah pemungutan suara dengan cara voting. Jika kita mengetahui siapa yang memutuskan voting tersebut, maka tidak dibutuhkan lagi proof-of-work.
Lebih jauh Swanson menilai proof-of-work pada Bitcoin tidak bisa memprediksi tingkat keamanannya di masa depan. Ia menganggap hal ini akan berbanding lurus dengan nilai mata uang digital itu di masas depan.
Jika nilai bertambah atau berkurang, akan mempengaruhi juga jumlah pekerjaan para penambang. Hal ini bisa mengakibatkan adanya sebuah kemungkinan dalam kondisi ekonomi tertentu, seorang pelaku Byzantine akan bisa membuat blok tanpa melalui sebuah jalur yang telah ditetapkan dalam jaringan tersebut.
Baca juga keterkaitan Byzantine General Problem pada Distribusi Konsensus Bitcoin.
Artinya dalam hal ini, para penambang bisa menghapus transaksi dalam sejarah (pada blockchain). Sehingga pembayaran yang telah dibuat sebelumnya, tiba-tiba seperti belum dilakukan. Selain itu, seorang penambang (pool mining – istilah yang dipakai Swanson untuk menyebut penambang) memiliki kebijakan penuh pada penataan kembali transaksi. Sementara pool mining tersebut tidak bisa membalikkan public key. Menurut Swanson, meskipun tidak bisa membalikkan, namun mereka bisa membuatnya. Sehingga pada setiap transaksi, terlepas berapapun nilainya, bisa disensor, diblokir, ataupun di susun kembali.
Berkaca pada Bitcoin dan Ether, mining pool memiliki kebijakan penuh dalam mengatur dan mengorganisir blok, termasuk pada blok sebelumnya. Sedangkan ada biaya untuk menulis ulang sejarah, dan ada juga timbal balik dalam menciptakan sistem sensor-resisten seperti pada Bitcoin.
Swanson melihat mengapa konsensus Bitcoin disusun secara pseudonim, adalah karena nilai dalam seluruh periode pada blockchain bisa dihapus atau ditata ulang tanpa ada recourse. Sedangkan konsensus pseudonim ini adalah karekteristik kunci yang tidak bisa dihapus tanpa merusak inti utilitas blockchain. Dalam hal ini, Tim Swanson mengatakan, “Selama penambang Bitcoin mempunyai kebijakan penuh pada proses validasi transaksi, maka akan selalu ada resiko penataan ulang transaksi tersebut.