Pemerintah Dubai meluncurkan sistem pembayaran berbasis Blockchain. Proyek pembangunan sistem pembayaran berbasis blockchain tersebut merupakan hasil kerjasama antara Smart Dubai Office (SDO) dan Departemen Keuangan Dubai.
Tujuannya adalah agar transaksi pemerintah berjalan secara lebih cepat. Proses pembayaran dengan sistem rekonsiliasi dan settlement dengan sistem yang baru ini, diharapkan mampu lebih efektif dan cepat secara real-time.
Smart Dubai Office (SDO) ini berada dalam satu naungan dari Smart Dubai Government (SDG) yang telah berjalan. Tidak lain adalah membuat pemerintah Dubai menjadi cukup ramah dengan teknologi. Wilayah kerja di Smart Dubai tersebut memang berupaya untuk menyediakan infrastruktur dan layanan yang berbasis teknologi.
Terkait dengan peluncuran sistem pembayaran berbasis blockchain itu, berupaya untuk memangkas pembuangan waktu percuma dalam proses transaksi. Pemanfaatan teknologi blockchain tersebut mampu menghemat waktu dan juga lebih efektif.
Sebelumnya, proses transaksi yang berjalan di Departemen Keuangan melalui prosedur yang cukup berbelit. Dimulai dari pengumpulan pembayaran dari berbagai portal secara manual, dilanjutkan dengan rekonsiliasi pembayaran itu hingga proses settlement.
Dilanjutkan setelah itu dengan pemotongan ongkos untuk pihak-pihak terkait. Total waktu yang dibutuhkan dalam proses tersebut disebutkan bisa memakan waktu hingga 45 hari. Sehingga prosesnya memakan waktu yang cukup panjang.
Dituliskan dalam press releasenya yang dipublikasikan di media Zawya.com, agenda peluncuran sistem pembayaran berbasis blockchain itu dihadiri langsung oleh Direktur utama Smart Dubai Office, Dr Aisha Bint Butti Bin Bishr.
Turut hadir juga pada acara peluncuran perdana (23/9/18), beberapa pejabat Dubai seperti Pimpinan Departemen Keuangan Dubai – H.E Abdulrahman Al Saleh, Dirut Dubai Future Foundation (DFF) – H.E Saeed Al Falasi, Presdir Departemen Energi Listrik dan Air – H. E Saeed Al Tayer, serta beberapa departemen terkait lainnya.
Pada agenda peluncuran itu, Dr Aisha Bint Butti Bin Bishr mengatakan, “Teknologi pintar terus menyusup keseluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Hampir semua yang kita lakukan bergantung pada tingkat teknologi canggih tertentu yang dianggap cukup disruptif. Dengan visi dan cara fikir ke depan, Dubai telah lama menjadi pelopor untuk merangkul perkembangan teknologi-teknologi inovatif menjadi revolusi industri keempat. Menyesuaikan teknologi itu untuk memenuhi kebutuhan warga negara, dan menjadikan Dubai menjadi kota paling pintar di dunia,” ungkapnya.
Secara lebih spesifik, sistem pembayaran berbasis blockchain tersebut memang memanfaatkan teknologi blockchain karena dianggap teknologi yang paling menjajikan. Dr Aisha menilai teknologi blockchain jauh lebih menarik, dan nilai investasinya juga meningkat setiap tahun.
Di tahun 2018, investasi dalam teknologi blockchain di pasar global diproyeksikan oleh para analis akan bernilai hingga USD 290 miliar di tahun 2019.