Blockstream kembali merilis sesuatu yang baru, kali ini, adalah rilis code Schnorr Signature. Sebelumnya, wacana terkait dengan implementasi Schnorr Signature masih bersifat kajian teoritis saja. Namun sejak dirilis Senin kemarin (18/02/19), para pengembang sudah mulai bisa melakukan pengujian ataupun hal lainnya.
Schnorr Signature ini adalah salah satu varian lain yang dipergunakan untuk membuat Digital Signature (tanda tangan digital). Seperti yang kita tahu Bitcoin sampai saat ini menggunakan ECDSA (Elliptic Curve Digital Signing Algorithm). Jika anda masih belum memiliki gambaran yang mendetail tentang apa itu Schorr Signature, anda dapat membaca artikel pembahasannya di sini: Apa itu Schnorr Signature.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti mengapa Bitcoin yang diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto saat itu memilih untuk menggunakan ECDSA dalam skema pembuatan digital signaturenya. Namun jawaban yang paling bisa mendekati adalah karena saat itu yang paling memungkinkan memang menggunakan ECDSA.
Schnorr pun memang masih sebatas ide dan gagasan, sedangkan ECDSA sendiri tidak ada masalah dan tidak berbenturan dengan paten. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan, adalah celah keamanan yang memungkinkan dapat terjadi.
Celah keamanan tersebut dapat terjadi lantaran secara teknis ECDSA memang memiliki keterbatasan. Elliptic Curve tidaklah mudah untuk diimplementasikan oleh para pengembang, Salah satu hal yang paling kentara adalah bagaimana mengimplementasikan multisignature.
Satu kesalahan kecil dalam implementasi multisignature, tentu saja dapat berakibat fatal. Sebut saja hasil riset yang dilakukan oleh Joachim Breitner dan Nadia Heninger. Laporan hasil penelitian tersebut menyebut bahwa ada potensi celah keamanan ECDSA karena rentan terhadap Lattice Attack.
Terkait di Bitcoin, meski tidak berkaitan secara langsung, masalah tersebut diyakini timbul karena adanya kesalahan implementasi Multisig salah oleh salah satu penyedia layanan pihak ketiga. Alternatif untuk mulai mencari varian lain selain ECDSA pun mengantarkan pada wacana Schnorr Signature.
Di dalam rilis resmi di Blog Blockstream, disebutkan bahwa rilis code Schnorr Signature tersebut disebut dengan “MuSig” (Simple Schnorr Multi Signature). Ide pertama terkait dengan pengembangan Musig sendiri sudah mulai diperkenalkan sejak awal tahun 2018 yang lalu, oleh Gregory Maxwell, Andrew Poelstra, Yannick Seurin, dan juga Pieter Wuille.
Tepat pada 23 Desember 2018, MuSig pun muncul sebagai forking dari secp256k1 menjadi secp256k1-zkp. Secp256k1 tersebut tidak lain adalah ECDSA yang dipergunakan di dalam Bitcoin.
Rilis code Schnorr Signature oleh Blockstream ini menjadi hal yang cukup bagus. Sejauh ini, Schnorr Signature memang sudah banyak ditunggu-tunggu. Pasalnya, implementasi Schnor signature untuk Bitcoin memang dipandang akan cukup cocok. Akan memiliki banyak manfaat dengan menggunakan Schnorr Signature.
Salah satu manfaat terbesarnya adalah perihal privasi yang dapat lebih meningkat, terutama untuk para pengguna yang menggunakan wallet yang memiliki fitur multisig. Selain itu, ukuran transaksi bitcoin juga dapat ditekan menjadi lebih kecil. Outputnya tidak lain validasi transaksi juga dapat berjalan dengan lebih efisien.