Bagi orang kebanyakan, tentu banyak yang tidak mengetahui bahwa resiko Doge Coin justru jauh lebih besar dibandingkan beberapa altcoin lain. Tidak seperti Bitcoin, pergerakan harga naik doge coin, lebih banyak didorong tanpa sebab riil.
Meroketnya harga doge coin sejauh ini masih besar bukan berasal dari fundamental dukungan ekosistem yang kuat secara riil, melainkan cara-cara instan. Ciutan Elon Musk, adalah penyebab terbesarnya. Momentum ini ciutan-ciutan Elon tersebut lalu dimanfaatkan untuk pumping harga Doge coin.
Jauh dari itu semua, ada segudang resiko Doge coin yang bisa membuat merugi besar dan terjadi sewaktu-waktu. Jika ini terjadi, tidak terbayang berapa besar kerugian yang harus ditanggung oleh pemegang Doge coin. Berikut berbagai resiko Doge coin yang perlu diketahui.
Doge Coin Pernah Diretas, 3 Minggu Setelah Dirilis
Koin lelucon Doge Coin, pernah sudah pernah diretas sebelumnya. Bahkan, peretasan Doge coin itu terjadi 3 minggu setelah dirilis pada tahun 2013 silam.
Peretasan yang pernah melanda Doge Coin terjadi pada sekitar bulan Desember 2013. Kurang lebih sebesar 21 juta Doge coin raib pada insiden tersebut. Hanya saja, nilai doge masih kurang dari 1 sen dolar. Total kerugian 21 juta Doge saat itu hanya berkisar USD 12.000, seperti dikutip dari ABC News, (27/12/13).
Kabarnya peretasan yang terjadi saat itu melibatkan seorang peretas dengan sebutan TradeFortress melalui beberapa platform. Baik di CoinLenders, maupun melalui Input.io. Insiden tersebut juga membuat pendiri Doge coin, Jackson Palmer terkejut. Pasalnya, Doge Coin sendiri baru berjalan kurang lebih hanya 3 minggu.
Doge Coin Rentan 51% Attack
Koin lelucon Doge Coin mulai diperkenalkan tahun 2013 silam oleh Jackson Palmer dan Billy Markus. Jackson Palmer kemudian mundur dari Doge Coin, sementara Billy (aka: Shibetoshi Nakamoto) menyebut dirinya tidak lagi banyak ikut andil dalam doge coin .
Potensi terjadinya 51% attack pada doge coin juga bisa disebut masih tinggi. Serangan 51%, atau 51% attack, adalah jenis serangan yang menghantui cryptocurrency selain Bitcoin. Salah satu situs yang kerap dijadikan rujukan untuk potensi 51% attack adalah crypto51.app. Bahkan di situs itupun, Doge Coin tidak mencantumkan dirinya.
Berbeda dengan bitcoin, potensi untuk melakukan 51% attack jaringan bitcoin, akan membutuhkan biaya sebesar USD 5 milyar, hanya untuk menyewa perangkat pertambangan. Di situs Crypto51.app sendiri, Nicehash hanya mampu mengakomodir 1% dari total hashrate.
Doge Coin dan Bitcoin memang sama-sama menggunakan konsensus Proof of work. Namun Doge Coin menggunakan algoritma jenis Scrypt. Sementara Bitcoin menggunakan SHA256.
Distribusi hashrate Doge coin baru mulai naik di sekitar tahun 2018. Namun total distribusi hashrate Doge coin masih relatif rendah, hanya 343 TH/s (Terahash per detik). Dengan algoritma Scrypt yang digunakan doge coin, artinya penyerang pun bisa menggunakan besaran hashrate dari beragam perangkat komputer desktop ataupun laptop saja. Meskipun, total besaran hashrate untuk bisa mencapai 51% attack berkisar 175 THs, namun untuk beberapa cloud mining yang menyediakan jasa seperti Nicehash, mungkin tidak terlalu sulit.
Perlu diketahui, insiden 51% attack untuk varian altcoin sudah terjadi berulang kali. Bitcoin Gold adalah salah satunya yang bahkan mengalami serangan yang sama dua kali pada tahun 2018 dan 2020. Selain Bitcoin Gold, Altcoin bernama Verge juga pernah mengalami hal yang sama. Di tahun 2018, seorang dengan nama GeoCold, bahkan pernah menyiarkan langsung bagaimana 51% attack bisa dilakukan. Saat itu, dirinya berniat menyerang Einstenium dengan algoritma Scrypt.
Doge Coin Miskin Pengembangan
Perlu diketahui juga, bahwa Doge coin berasal dari kloningan source code Luckycoin. Sedangkan Luckycoin sendiri mengambil source code dari Junkcoin, sementara Junkcoin berasal dari Litecoin. Terakhir, Litecoin berasal dari source code Bitcoin. Artinya, Doge Coin sendiri adalah hasil kloningan dari Bitcoin.
Dalam hal pengembangan pun, mulai banyak vakum sejak pertengahan tahun 2017. Ironisnya lagi, jika melihat pada source code Doge coin di Github, banyak dijumpai pengembang bitcoin. Tentu saja ini bukan berarti pengembang doge coin adalah pengembang bitcoin, melainkan saking tidak aktifnya pengembangan dogecoin.
Miskinnya pengembangan doge, dalam tahap jangka panjang akan berdampak pada menurunnya adopsi dari waktu ke waktu. Sebaliknya, pengembangan yang terus berkesinambungan, memberikan dampak yang cukup positif, terutama pada pengembangan ekosistem cryptocurrency itu sendiri.
Jumlah Supply Doge Coin Tidak Terbatas
Kebanyakan berbagai cryptocurrency selain bitcoin menentukan batas pasokan. Namun ini tidak bagi Doge coin. Artinya, jumlah pasokan Doge Coin tidak terbatas. Hal tersebut akan membuat moneter doge coin menjadi tidak sehat.
Bukan tidak mungkin, penurunan nilai aset Doge, akan bisa terjadi dalam waktu singkat.
Muncul Sekian Banyak Kompetitor Doge Coin
Meski sudah mengusung koin lelucon, doge coin sendiri sudah bermunculan varian serupa. Sebut saja seperti Shiba Inu Coin (SHIB). Hal ini berlaku seperti sebuah karma bagi varian kloningan bitcoin, yang pada akhirny harus menerima kenyataan konsep serupa dikloning pihak lain.
Shiba Inu Coin yang menjadi rival Doge Coin tersebut adalah bikinan dari China. Dalam beberapa waktu terakhir, SHIB sendiri sudah mulai masuk di beberapa bursa-bursa kripto besar, hingga sampai di India. Dalam hal ini, bukan tidak mungkin pula, bahwa doge coin akan bertarung sendiri mati-matian dalam menghadapi kompetitornya sendiri.