Di dalam karakter mata uang berbasis kriptografi yang dibawa oleh era bitcoin, privasi bukanlah persoalan anonimitas yang paling utama, melainkan soal keamanan yang lebih tinggi. Bagaimana bitcoin dapat mampu mematahkan berbagai macam jenis kemungkinan serangan yang terjadi, yang selama ini banyak terjadi sebagai titik kelemahan berbagai sistem mata uang digital ataupun sistem pembayaran elektronik.
Kesalahpahaman penafsiran tersebut, seakan telah mengkultus atau bahkan menjadi titik serang mematikan oleh elit untuk mencoba memberikan justifikasi yang buruk bagi dinamika kripto, terutama untuk Bitcoin secara lebih khusus. Di satu sisi, privasi tersebut memanglah menjadi titik tolak utama bagi bitcoin di dalam sistemnya, menjamin penuh sisi keamanan untuk para penggunanya. Sementara di sisi lain, privasi itu juga memberikan stigma yang telah terlanjur banyak dipahami oleh banyak orang secara keliru.
Meskipun Address pada Bitcoin dan Altcoin umumnya adalah hasil fungsi turunan dari sepasang key yakni dari public dan private key yang kemudian dirubah menjadi format base58, namun kesejarahan seluruh transaksi terbuka untuk publik, dapat diakses, dibaca, dan diperiksa oleh semua orang melalui public ledger bitcoin (blockchain). Format address dalam bentuk base58 inilah yang kemudian dianggap sebagai ruang untuk pelaku kriminal dalam aksinya, yang seakan memberikan mereka nama samaran atas sejumlah aset kripto di dalam address miliknya.
Opini publik terkait privasi seakan cukup berlebihan, padahal dengan akses blockchain yang bersifat publik mematahkan sepenuhnya hal tersebut. Pada tahun 2015 yang lalu, salah satu startup berbasis di London, Elliptic, dan juga Chainalysis, keduanya adalah perusahaan yang spesifik dalam forensik blockchain. Elliptic misalnya, membangun sebuah perangkat khusus bernama “The Bitcoin Big Bang”. Fungsi mesin itu adalah agar dapat mempelajari dan menganalisa transaksi yang tersimpan dalam public ledger bitcoin. Perangkat tersebut, menghasilkan visualisasi detail yang dapat berfungsi sebagai penelusuran transaksi hingga lebih spesifik pada penelusuran address tertentu.
Apa yang telah coba dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut menjadi bukti yang konkrit bahwa pemahaman keliru diatas terlalu berlebihan. Disamping itu, beberapa varian kripto lain justru banyak yang berupaya untuk lebih membuat karakter kriptonya agar jauh lebih menjaga privasi dan mengklaim sepenuhnya anonim.
Privasi Blockchain mengarah pada efektifitas atau Ideologi?
Banyaknya perbincangan berkaitan dengan privasi kripto, makin ramai ketika makin banyak muncul varian kripto yang menawarkan privasi lebih sebagai karakternya. Sebut saja seperti pada Monero dan Zcash, keduanya memberikan fungsi-fungsi berbeda terkait apakah privasi blockchain dalam ekosistemnya bersifat publik atau tertutup. Pada akhirnya implementasi keduanya pun tak jauh berbeda dari yang telah ada, Bitcoin.
Pada Monero, karakter blockchain masih tetap bersifat publik dan terdistribusi. Sedangkan ZCash, sedikit berbeda dengan fitur yang lebih leluasa pada transaksi yang dapat bersifat publik atau tertutup (privasi). ZCash pun pada dasarnya memberikan sedikit perbedaan itu, lantaran ingin memberikan nuansa karakter yang sedikit berbeda dari kripto sebelumnya. Sementara, masih adanya pilihan atas transaksi yang dapat bersifat publik, menandakan bahwa ZCash pun tidak akan bisa lepas dari karakter public ledger dan fungsionalitasnya secara umum.