Onecoin Makin Tersudut – Rekening UOB Di Singapura Telah Ditutup
Onecoin Makin Tersudut. Salah satu rekening penampung dana Onecoin di UOB Singapura, kini kabarnya telah diblokir. Tidak hanya itu, beberapa rekening di sejumlah bank lain juga bernasib serupa. Misalnya saja sebelumnya, baik di Deuthsche Bank, di bank Hongkong, dan juga masih banyak yang lain.
Dengan ditutupnya rekening bank di Singapore United Overseas atas nama Vernada Trading Pte. Ltd, kini hanya tersisa satu rekening di Bank of Africa saja. Tepatnya berlokasi di Tanzania dengan nama IMS Marketing Tanzania Limited. Namun, belakangan juga pihak onecoin telah membuka rekening baru lagi di Cyprus.
Pihak perbankan sendiri di dunia, nampak makin berhati-hati terhadap praktek ponzi Onecoin. Hal itu makin dipicu dengan banyaknya peringatan di berbagai negara tentang hal ini. Selain itu, pihak berwenang di beberapa negara juga telah mulai menginvestigasi langsung praktek Ponzi Onecoin yang berkedok klaim sebagai cryptocurrency.
Beberapa pihak yang memberikan peringatan tersebut adalah, Badan Perlindungan Konsumen Polandia, Badan Perlindungan Konsumen Jerman, dan juga pihak FSMA Belgia. Di Pakistan, Komisi bursa efek disana juga memberikan peringatan senada. Di Bangladesh, pemerintah disana juga bahkan telah menangkap dua investor Onecoin dengan tuduhan terorisme.
Di Swedia, pihak berwenang telah mulai melakukan penyidikan tentang praktek Ponzi Onecoin. Sedangkan di China, menyatakan bahwa Onecoin terlibat dalam skema piramida illegal. Sementara pada beberapa waktu lalu, Otoritas Moneter Singapura bahkan telah mencantumkan Onecoin dalam daftar hitam mereka.
Jika keseluruhan rekening untuk praktek Ponzi Onecoin ini telah diblokir, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi nantinya. Keseluruhan pembayaran untuk membernya akan macet total. Dan hingga sampai saat inipun tidak ada merchant yang menerima Onecoin sebagai alat pembayaran secara publik. Hampir tidak dapat dibuktikan bagaimana mereka dapat melakukannya, jika mereka adalah cryptocurrency abal-abal semata.
Cukup berbeda dengan cryptocurrency yang sebenarnya, pengguna dapat leluasa untuk bertransaksi. Untuk kirim dan terima koin juga dapat dilakukan dengan mudah, dari mana saja. Merchant di banyak Negara di dunia, telah banyak yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Sedangkan marketplace atau bursa Bitcoin, juga tersedia cukup banyak. Pengguna tidak perlu repot dan susah untuk menukarkan Bitcoin dengan berbagai mata uang kertas, atau menukarkannya dengan mata uang cryptocurrency lainnya.
Hal itu dapat mudah dilakukan, karena memang merupakan cryptocurrency yang sebenarnya. Sehingga berbagai jenis aplikasi yang memudahkan, blockchain yang bersifat publik, keamanan, sifat dan trasparansi yang ditunjukkannya membuat orang menjadi cukup nyaman.
Sementara itu, bursa xCoinx yang di klaim sebagai bursa Onecoin yang bersifat publik, pada dasarnya adalah milik Onecoin sendiri. Pihak Onecoin nampaknya juga meningkalkan proyek bursa xCoinx tersebut, dan tetap menjalankan pertukarannya secara internal saja pada backoffice mereka.
Kenyataan yang ada ini, jelas membuat Onecoin makin tersudut. Ruang geraknya makin sempit. Bahkan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mereka kini gencar untuk mencari jalan alternatif lain. Pihak Onecoin kini mulai menyamarkan penjualan Onecoin mereka dengan pembelian paket edukasi, berbonus token. Hal tersebut harus dilakukan, karena memang ruang geraknya yang makin sempit, juga untuk menyamarkan kegiatan Ponzi mereka. Bahkan, member pun makin tidak berkutik pada akhirnya. Karena investasi mereka digunakan hanya untuk membeli pake edukasi saja, bukan Onecoin.