Melihat Bagaimana Metafora Bitcoin Di Dalam Komunitasnya
Metafora Bitcoin. Akan ada banyak penafsiran, dalam menggambarkan tentang Bitcoin. Bitcoin dan teknologi yang ada dibelakangnya telah banyak mengundang banyak peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Telah banyak yang berusaha mendeskripsikan Bitcoin dengan corak pandang yang berbeda dalam konteks disiplin ilmu yang berbeda pula.
Begitu juga cara pandang masyarakat Bitcoin, masing-masingnya bisa melekatkan persepsi berbeda tentangnya. Kondisi ini bisa diibaratkan dengan sebuah perumpamaan dalam cerita klasik. Tentang enam orang buta yang berusaha mendeskripsikan seekor gajah.
Di dalam cerita klasik itu, digambarkan bagaimana sekelompok orang buta atau beberapa lelaki yang tertutup matanya berusaha mendeskripsikan seekor Gajah dengan menyentuh bagian tubuhnya. Tentu saja masing-masing dari mereka akan menyentuh bagian yang berbeda-beda, antara satu sama lain. Dan masing-masing pria tersebut juga akan mendapatkan persepsi yang berbeda-beda pula dengan yang disentuhnya.
Dilanjutkan kemudian, masing-masing lelaki itu lalu saling membandingkan catatan hasil deskripsi dengan yang lain. Keenam lelaki itupun kemudian berada dalam satu dialog yang saling bertentangan dalam memahami seekor Gajah tersebut. Berada dalam satu konflik pemahaman yang berbeda satu sama lain.
Dalam hal ini, akan ada dua alur yang bisa tergambarkan. Satu sisi menggambarkan bagaimana arus perbedaan persepsi masing-masing lelaki tersebut dalam menggambarkan Gajah. Dan kedua bagaimana keenam lelaki tersebut kemudian bisa saling berkolaborasi, dan saling mendengarkan berbagai simpulan deskripsi masing-masing untuk bisa menghasilkan satu deskripsi penuh atas seekor Gajah tersebut.
Begitupun halnya dalam menggambarkan Bitcoin. Selama ini telah banyak perbedaan persepsi dan cara pandang tentang Bitcoin. Ada yang menganggap Bitcoin sebagai sebuah inovasi keuangan yang cukup ekstrim. Ada yang menganggap sebagai sebuah hasil cipta yang cukup revolusioner. Ada yang menganggap Bitcoin dan teknologinya, Blockchain, akan mampu menjadi obat paling mujarab atas berbagai sumber masalah yang ada di dunia saat ini.
Ada juga yang menganggap Bitcoin bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya, ada pula yang menganggap bisa dimanfaatkan untuk orang banyak. Dalam konteks sebagai sebuah inovasi sistem yang baru, ada yang membantu mengembangkan sistem itu. Dan sebagian orang juga berkeinginan untuk membuat pengembangan di sistem yang baru, karena sifatnya yang open source tersebut.
Dari keseluruhan persepsi, akan bisa dikerucutkan dalam dua kategori yang berbeda. Satu apakah sistem ini dianggap sebagai sebuah hal yang berpotensi cukup buruk, dan kedua apakah sistem ini cukup berpotensi membawa dampak yang positif dan cukup berguna.
Pada satu sisi yang cukup positif, Bitcoin bisa menjadi satu karakter unik dari sebuah sistem moneter digital baru. Cukup memungkinkan sebagai instrumen untuk menyebarkan kekayaan, dan bisa juga menjadi satu jenis layanan keuangan yang baru. Sementara di satu sisi yang lain, dianggap cukup berdampak negatif, karena dengan karakternya tersebut, akan bisa dan dianggap dapat melemahkan sistem politik dan perbankan yang ada selama ini.
Namun kemudian, banyak yang mulai bisa melihat adanya sebuah peluang, kesempatan untuk bisa mengambil manfaat, yang bisa membantu perbankan dari adanya inovasi Bitcoin ini. Sedangkan satu efek yang mengikuti, menyisakan adanya kekhawatiran. Karena dengan anonimitas Bitcoin, dianggap bisa dijadikan instrumen untuk melakukan tindakan yang melanggar ketentuan hukum. Seperti perdagangan ilegal, pencucian uang, dan obat-obatan terlarang. Meski pada perkembangannya, justru dengan transparansi transaksi yang tercatat rapi dan bersifat publik, justru mempermudah penelusurannya.
Bagi kaum pemilik modal, tentu melihat ada sebuah celah yang bisa dimanfaatkan dari upaya pengembangan sistem inti yang open source ini. Mengadaptasi, menjadikannya sebagai sebuah mesin-mesin penghasil keuntungan. Karena menganggap bisa menjanjikan trilyunan keuntungan yang bisa didapatkan.
Berkembang kemudian, ada pengembangan-pengembangan lain yang berusaha menghilangkan jurang-jurang pemisah antara kaya dan miskin, yang pada akhirnya hinggap juga sebagai efek samping menariknya Bitcoin. Tidak bisa dipungkiri, bahwa Bitcoin sendiripun pada akhirnya bersinggungan dengan kepentingan kaum kapitalis. Dan tentu saja mereka berusaha untuk bisa mengeruk manfaat yang bisa didapatkannya. Perlahan mereka juga berangsur untuk menyisihkan minoritas dari komunitasnya.
Kemudian, ada beberapa pengembangan Altcoin yang berusaha menjauhkan dari pemodal besar, dengan membuat sistemnya lebih resisten terhadap ASIC. Agar bisa lebih beragam, dan bisa menyentuh semua lapisan untuk berkontribusi. Dan berusaha meminimalisir kesenjangan tersebut. Menterjemahkannya dalam sebuah konsensus di protokol sistemnya. Agar blockchain tetap bisa berjalan, dan memungkinkan dijaga oleh semua lapisan dengan merata.
Sementara itu, ada juga perbedaan persepsi tentang skala limit block yang masih belum terselesaikan. Pada perbedaan persepsi atas hal itu, seolah membuat dua kubu kepentingan. Satu kepentingan banyak berasal dari kalangan pemilik modal besar untuk meningkatkan jumlah maksimum. Dan satu lagi yang berusaha untuk mencari alternatif lain untuk tetap menjaga jumlah limit block tidak ada perubahan.
Dari banyaknya perbedaan persepsi diatas, menyisakan satu fakta yang ada. Bahwa memang teknologi dan inovasi ini, memang bisa bermanfaat untuk diimplementasikan. Ada satu peluang positif yang bisa dilihat dan dipelajari. Dan hal itu baru akan terlihat jika kita tanpa melihatnya dari sisi efek-efek yang dianggap bisa berpotensi negatif itu saja.
Saling berkolaborasi satu sama lain, seperti dalam cerita klasik diatas, untuk bisa mendapat gambaran seekor gajah secara utuh. Dan itu tidak akan pernah terjadi jika tidak melalui usaha untuk mendengarkan simpulan-simpulan deskripsi satu sama lain dari keenam lelaki di cerita klasik tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang anda ingin lakukan setelah mengetahuinya?