Menuju Dua Skenario Besar Bitcoin Halving
BitcoinMedia.id – Bitcoin Halving. Bagi para pengguna Bitcoin tentu sudah tidak asing lagi mendengar istilah Bitcoin Halving. Di tahun 2016 ini, peristiwa Bitcoin Halving diperkirakan terjadi kurang lebih pada akhir Juli 2016 nanti.
Terkait dengan peristiwa yang bakal terjadi tidak lama lagi ini, banyak obrolan, pendapat, diskusi-diskusi yang juga membahas tentang Bitcoin halving. Garis besarnya ada dua skenario besar yang mendasari perbedaan opini terhadap dampak Halving ini. Skenario pertama berasal dari opini yang bernada skeptis dari dampak halving, dan kedua dari opini yang tetap memandang optimis akan dampaknya.
Skenario Pertama, berasal dari opini yang bernada skeptis atas dampak Halving melihat akan ada serangkaian hal yang cukup berpengaruh nantinya. Terkait dengan adanya kesenjangan dalam pertambangan Bitcoin (mining gap). Ketika Halving terjadi, penambang bisa saja akan beranggapan bahwa pertambangan Bitcoin tidak lagi menguntungkan karena nilai reward blok sudah berkurang separuh. Tentu mereka juga harus menghitung dan mengkalkulasi besaran power komputasi mereka, dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pertambangan Bitcoin. Terutama terhadap besaran daya listrik yang mereka pakai.
Baca Juga: 111 Hari Menuju Halving 2020, Jangan Terbuai Bitcoin Naik
Akan menjadi persoalan besar tentunya, jika tanpa ada para penambang dalam Bitcoin. Karena para penambanglah yang membuat sistem Bitcoin bisa berjalan. Terutama dalam menjaga sistem Bitcoin melalui simpul-simpul node yang terhubung dalam jaringan Bitcoin. Ditambah lagi dengan perdebatan tentang ukuran limit blok yang masih terus berlanjut dan belum terselesaikan.
Pada tanggal 1 Maret 2016 lalu, ada peristiwa delay transaksi yang cukup signifikan terjadi. Banyak merchant yang bahkan sampai menghentikan sementara transaksi Bitcoinnya saat itu. Peristiwa itu terjadi ketika terjadi beban yang meningkat pada transaksi di dalam jaringan Bitcoin. Sehingga pada akhirnya pemprosesan transaksi pun menjadi terbengkalai dan memakan waktu yang relatif lama dari biasanya.
Baca Juga: Meltem Demirors, Halving 2020 Akan Cukup Berbeda
Skenario kedua, opini yang menganggap ini tetap bernada optimis dilandasi dengan pemikiran tentang adanya kelangkaan Bitcoin. Kelangkaan Bitcoin ini bisa menjadi dampak saat halving terjadi. Selanjutnya, justru dengan situasi inilah yang akan mendorong kenaikan harga Bitcoin. Sehingga akan bisa memberikan stimulus bagi para penambang untuk kembali melakukan pertambangan Bitcoin.
Saat para penambang mulai beranjak melakukan pertambangan kembali, maka situasi pun akan kembali berangsur menjadi stabil. Bahkan bisa jadi, harga Bitcoin juga akan kembali menjulang.
Baca Juga: Meltem Demirors, Halving 2020 Akan Cukup Berbeda
Garis besarnya, memang masih belum bisa dipastikan apa yang akan terjadi nantinya. Berkaitan dengan masa depan Bitcoin pasca terjadi halving. Tidak ada orang yang akan mengetahui seperti apa nantinya Bitcoin di masa mendatang. Namun, kedua skenario itu akan terjadi salah satu diantaranya.
Dalam sebuah perbincangan Bitcoin di Reddit, seseorang berusaha menepis persepsi bahwa nantinya saat halving akan menjadi sebuah bencana besar, yang bahkan melebih bencana Mt.Gox maupun Silk Road. Seseorang bernama RealistBtc menyebutkan bahwa tidak ada bencana besar yang akan terjadi. Menurutnya, satu-satunya bencana besar adalah terkait dengan kontrol Blockstream dan anggapan-anggapan minor dan bodoh saja.
Apa itu Bitcoin Halving?
Dalam sistem Bitcoin, Halving berfungsi untuk mengatur tingkat penciptaan mata uang. Dengan cara mengurangi reward blok yang diberikan kepada penambang Bitcoin menjadi hanya “separuh” dari nilai sebelumnya.
Seperti yang telah banyak diketahui, bahwa penciptaan Bitcoin baru, dilakukan oleh para penambang dengan jalan memecahkan puzle yang tersusun secara kriptografi dalam tingkatan kesulitan tertentu. Para penambang Bitcoin itu, akan mendapat reward sebesar 25 Bitcoin. Sebelumnya reward Bitcoin sebesar 50 Bitcoin. Dan diperkirakan pada akhir Juli nanti reward blok akan dikurangi lagi menjadi 12,5 Bitcoin.
Proses halving dalam Bitcoin menjadi jalan dalam mengatur fungsi moneter Bitcoin. Aturan tersebut sudah tersusun sedemikian rupa dalam protokol Bitcoin. Halving akan terjadi secara otomatis ketika penciptaan blok Bitcoin telah mencapai 210.000 blok.
Pembahasan tentang reward blok dan insentif dalam Bitcoin bisa dibaca lebih lanjut pada pembahasan Insentif dan proof of work Bitcoin.
Mengapa fungsi moneter dalam Bitcoin disusun seperti itu? Karena Bitcoin berbeda dengan mata uang konvensional. Pada mata uang konvensional, Bank Sentral adalah pihak yang berwenang dan bertugas untuk mengontrol basis moneternya. Sedangkan Bitcoin berbeda, karena tidak ada sistem terpusat dalam Bitcoin.
Seperti yang telah banyak diketahui, bahwa penciptaan Bitcoin baru, dilakukan oleh node-node Bitcoin yang terhubung didalam Jaringan Bitcoin melalui sebuah proses pertambangan Bitcoin. Sedangkan proses pertambangan Bitcoin itu dilakukan dengan memecahkan puzzle dalam tingkatan kesulitan tertentu untuk bisa menemukan blok-blok baru Bitcoin. Karena Bitcoin berbeda dengan mata uang konvensional itulah, maka dibutuhkan instrumen yang tetap bisa mengatur moneter Bitcoin dalam reward blok pada proses pertambangan Bitcoin. Itulah maksud Halving dalam sistem Bitcoin.
Bitcoin Halving Berikutnya di Tahun 2020
Seperti yang diuraikan diatas, momentum Halving akan terjadi secara otomatis terjadi ketika sudah mencapai setiap 210.000 block dari periode sebelumnya.
Periode Halving berikutnya, diperkirakan bakal terjadi secara otomatis di sekitar bulan Mei 2020 mendatang. Perkiraan jatuhnya periode halving itu berdasarkan dari Bitcoinblockhalf.com.
Baca Juga: Kerentanan Harga Bitcoin Bisa Dipicu Miner
Artinya jika pada Halving mendatang, reward block Bitcoin akan berkurang separuh kembali. Sebelumnya yang berlaku besaran reward block adalah 12,5 BTC, menjadi 6,25 BTC per block.
Secara singkat, dari proses Halving nantinya berarti jumlah peredaran supply BTC dipasar menjadi lebih berkurang. Dalam teori ekonomi, sudah umum diketahui ketika supply yang terbatas, diharapkan mampu untuk mendongkrak harga naik karena ada kelangkaan di pasar.