Pihak pengembang DDK Platform akhirnya memberikan kabar bagus. Secara keseluruhan, proses pembangunan mainnet sendiri yang sudah dirancang sejak tahun 2018 itu akhirnya sudah siap dah bakal diluncurkan hari ini (26/4/19), waktu Ukraina.
Secara khusus, pihak pengembang memang membutuhkan waktu lebih dari yang direncanakan sebelumnya. Meski proses tersebut menjadi lebih panjang dan melelahkan, namun dalam membangun sebuah platform, tentu harus diiringi dengan kehati-hatian. Meminimalisir segala bentuk potensi yang membuat celah tentu jauh lebih baik. Agar platform tersebut menjadi jauh lebih siap dan tahan uji.
Proses Migrasi Yang Panjang
Dato Arai Bin Ezra, pendiri DDK mengatakan, “Alasan utama mengapa membutuhkan waktu yang lama ada dua. Pertama karena DDK memiliki jumlah pengguna pre-order yang cukup besar dari platform sebelumnya. Jumlah pengguna itu memiliki sisa saldo dengan rata-rata durasi waktu sekitar 1 – 6 bulan,” terangnya.
Dengan jumlah pengguna yang memang sudah berjumlah besar, maka masing-masing pengguna juga diwajibkan untuk membuat Passphrase baru. Selanjutnya, pengguna juga dirujuk untuk melakukan pemeriksaan ke atas proses migrasi yang berlaku d di halaman https://foundation.ddkoin.com/migrated_users_info_public.
Pemindahan data pengguna dengan nilai aset beberapa bulan tersebut merupakan proses migrasi yang berlaku hanya untuk kategori pengguna pre-order saja. “Sedangkan pada block DDK yang spesifik untuk transaksi tidak hanya bersifat DDK liquid saja. Jumlah pengguna yang besar inilah yang menjadi penyebab utama kenapa ia membutuhkan waktu lebih dari yang direncanakan. Tim DDK juga banyak membekali dengan berbagai edukasi terkait dengan dunia kripto secara umum. Agar pengguna yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan kripto menjadi lebih mengerti dan bisa memahami mengenai dunia kripto”, tambahnya.
Di platform DDK ini sudah didesain menggunakan DPOS. Menurut Project CEO Nurshuhada Zainal, DDK sejauh ini sudah memiliki ramai Trusted Delegate yang tersebar di 10 negara berbeda. Keseluruhan senarai Trusted Delegates itu bisa dilihat pada halaman https://ddkoin.com/trusted-delegates.
Menggunakan Desain Platform Dari Lisk
Dimulai sejak tahun 2017, pihak pengembang sudah melihat potensi yang cukup cocok untuk DDK jika menggunakan desain platformnya dari LISK. Hal itu bisa dilihat dari pertama saat pengembang DDK mulai ambil inisiatif untuk forking code LISK, dan mulai mengembangkan code tersebut pada 26 September di tahun 2017.
Berlanjut kemudian proses pengembangan lebih jauh mulai digarap secara aktif pada bulan Juni 2018. Pengembangan pertama yang diproyeksikan itu tidak lain untuk mulai menggarap platform baru untuk DDK.
Maka tentu saja, proses pertama yang mesti dilakukan tidak lain adalah dengan menghentikan dulu proses pre-order di platform sebelumnya. Menurut Dato Arai Ezzra, percobaan pertama untuk menjalankan Mainnet DDK berhasil dilakukan pada 31 Agustus 2018 lalu.
Proses itu lantas dilanjutkan dengan managemen block dan menyesuaikan dengan kondisi pengguna yang telah ada sebelumnya. Berjalan hingga bulan November, namun ada beberapa block yang terhenti. Hambatan inilah yang kemudian membuat pengembangan membutuhkan waktu untuk mengulang kembali dengan mencoba langsung pola DPOS. Di dalam proses ini, pengembang langsung menggunakan beta tester dari Trusted Delegates yang berasal dari 10 negara berbeda.
Setelah berlangsung untuk proses ujicoba baik transaksi, vote, ambil stake dan lainnya, pengembang mengetahui bahwa hanya ada batasan 25 transaksi per block dengan rata-rata waktu 10 detik saja di LISK dan ini tidak cocok untuk digunakan dengan transaksi besar yang akan dilakukan oleh pengguna DDK.
Atas ujicoba tersebut, pengembang memutuskan untuk membuat fitur lebih di platform barunya. Fitur terbaru itu dikenali sebagai DDK New Core (AEPOS) yang kini memiliki jumlah batas transaksi yang lebih besar iaitu 250 transaksi per block. Keseluruhan proses pengembangan ini juga dapat dilihat sendiri pada halaman https://trello.com/b/kD5cF7CZ/product-new-core. Kelebihan lainnya, DDK juga telah mengoptimalkan code dari LISK itu dengan fitur Refactoring code, dan juga menghilangkan beberapa fungsi yang tidak begitu krusial untuk DDK, seperti Elastic Search. Ini menjadikan DDK tidak hanya lebih efisien, lebih aman dan hemat biaya tetapi juga memiliki kapasitas blockchain yang lebih tinggi.