Laporan keuangan Tesla yang digawangi Elon Musk pada kuartal I 2021 mendapat laba bersih sebesar USD 438 juta. Pada kuartal I tahun 2021 ini, pada laporan kas keuangan Tesla memang melaporkan pembelian Bitcoin, tertulis pembelian aset digital sebesar USD 1,5 milyar. Berlanjut menjual sekitar 10% kepemilikan Bitcoin itu senilai USD 272 juta. Bisa dikatakan laba bersih perusahaan Tesla itu sebagian didapat dari penjualan Bitcoin.
Setidaknya, berdasarkan laporan kas yang dipublikasikan, Tesla sudah meraih sekitar USD 101 juta. Jika dirupiahkan setara dengan Rp. 1,46 trilyun dari penjualan 10% aset digital berupa Bitcoin. Tipikal CEO Tesla, Elon Musk, sejak lama memang sudah kerap membuat ciutan terkait Bitcoin melalui akun Twitter pribadinya.
Terkait pengambilan keputusan Tesla untuk membeli aset digital Bitcoin, tentu saja berasal dari petuah Elon Musk. Zachary Kirkhorn, Direktur Keuangan Tesla membenarkan hal itu seperti yang terekam dalam pembicaraan live streaming pagi hari tadi via channel Youtube Tesla.
Meski Tesla akhirnya memutuskan membeli aset digital Bitcoin pada bulan Februari lalu, namun pihak Tesla membantah keputusan itu hanya untuk mengeruk untung semata. Pernyataan yang sama disampaikan Elon Musk saat mengomentari Dave Portnoy.
Elon Musk mengatakan, “… Saya tidak menjual Bitcoin saya. Tesla menjual 10% simpanannya pada dasarnya untuk membuktikan likuiditas Bitcoin sebagai alternatif dalam menyimpan uang tunai di neraca,” tulis Elon.
Sementara pada live streaming sesi tanya jawab terkait laporan kas Tesla tersebut, Zachary Kirkhorn juga memberikan pernyataan yang sama. Zach menegaskan, “Bitcoin terbukti menjadi keputusan yang tepat, tempat untuk menyimpan sebagian kas yang tidak dipakai untuk kebutuhan operasional sehari-hari, dan ternyata mampu mencatat imbal hasil dari itu. Niat kami tetap untuk periode jangka panjang,“ tegasnya.
Langkah yang diambil Tesla menyisihkan aset ke dalam Bitcoin, sekaligus menjadi pembuktian kongkrit pernyataan yang kontras seperti yang pernah disampaikan Vicky Brian, pendiri Bond Angle. Brian pernah menyebut bahwa Bitcoin beresiko dijadikan istrumen penyimpan dana perusahaan.
Alasan utama Brian, karena bitcoin dinilai tidak bisa ditukarkan atau menguntungkan sebagai mata uang. Oleh sebab itu anggapan Brian bahwa Bitcoin bukan tempat yang aman sebagai simpanan ataupun transaksi, terlebih lagi dianggap merusak lingkungan.
Dalam beberapa waktu terakhir, isu bitcoin merusak lingkungan ini memang kembali banyak mencuat kembali setelah sekian lama. Padahal sekian banyak variabel yang kebanyakan diambil dari referensi dari sumber yang sama, Digiconomist.
Isu lingkungan terkait Bitcoin sebetulnya sudah lama mendapat kritik tajam. Termasuk dalam tidak ditemukannya pembanding yang setara, sampai dalam hal penguasaan aspek hardware yang digunakan, dan evolusi efisiensi yang telah terjadi selama ini. Belum lagi, aspek mulai bermunculnya penggunaan sumber-sumber energi terbarukan.
Belum lama ini, Bitcoin Clean Energy Initiative Memorandum (BCEI) yang dipublikasikan dari Square juga memberikan laporan berbeda dalam menepis persepsi isu lingkungan. Pada aspek efisiensi perangkat keras pertambangan yang digunakan, sudah mengalami peningkatan yang cukup besar dalam periode waktu yang tidak terlalu lama. Sebaliknya, ekosistem jaringan bitcoin punya peran penting dalam mendorong upaya penggunaan energi terbarukan.