BitcoinMedia – Gimik Teknologi Blockchain. Kebijakan kripto China ternyata berubah kembali. Berbeda dengan sebelumnya saat pernyataan Presiden China Xi Jinping yang mendorong adopsi teknologi blockchain sebagai inti perkembangan dan inovasi teknologi.
Sekarang kebijakan tersebut mulai berubah kembali. Berputar arahnya kebijakan kripto di China tersebut berawal dari bocoran surat pemberitahuan yang hendak diterbitkan oleh Bank Sentral China – PBOC pada hari Kamis pekan lalu (14/11/19).
Bocoran tersebut pertama kali diungkap oleh Caixin melalui salah satu orang dekat Bank Sentral Rakyat China di Shanghai. Surat pemberitahuan yang dimaksud bertajuk “Circulation of the Reorganization of Virtual Currency Trading Places”.
Sesaat kemudian, media yang sama Caixin kemudian menuliskan kembali rilis resmi pemberitahuan tersebut. Belakangan, surat pemberitahuan tersebut dibuat sebagai sebuah kebijakan secara nasional yang harus diterapkan di tiap distrik.
Dalam pemberitahuan itu disebutkan tentang pembersihan layanan brusa kripto, proyek-proyek penggalangan dana, promosi, sampai broker-broker yang dianggap telah menyalahi aturan mengatasnamakan Gimik teknologi blockchain.
Sesaat setelahnya, Biro Regulasi Keuangan Kota Shenzhen juga mengeluarkan surat pemberitahuan yang sama. Tidak hanya di Shenzhen, wilayah lain seperti halnya Beijing, Shanghai, dan juga Hangzhou telah melakukan hal yang sama. Dari kebijakan ini, langkah yang coba diambil oleh regulator di China nampak berupaya untuk mengatasi upaya-upaya penipuan dibalik Gimik teknologi blockchain.
Sebelumnya pihak pemerintah China juga telah menyebut ada sekitar 21.000 perusahaan dari total 25.000 yang melakukan penggalangan dana secara ilegal.
Binance Dikabarkan Terkena Imbas
Bursa kripto Binance, memang sudah banyak permasalahan. Mulai dari kebocoran data, peretasan, membuat Stablecoin secara membabi-buta, bahkan kapasitas jaringan yang membengkak. Beberapa waktu lalu, Binance cukup ramai dibicarakan lantaran dikabarkan salah satu kantor yang berlokasi di Shanghai telah ditutup oleh pihak berwenang.
Kabar yang dituliskan di The Block saat itu langsung ditanggapi oleh Changpeng Zhao. Pentolan Binance yang kabarnya punya kemitraan khusus dengan Justin Sun Tron ini merasa tersinggung karena The Block menggunakan diksi “penggerebekan” oleh pihak kepolisian.
CEO Binance tersebut bahkan berupaya untuk menuntut The Block. The Block mananggapi secara unik, dengan mengganti diksi penggerebekan tersebut dengan kata “kunjungan”.
Changpeng Zhao menyangkal bahwa Binance tidak mempunyai kantor di Shanghai. Atas dasar itu, dirinya menilai bahwa pemberitaan di The Block tidak benar. Fakta ternyata berbeda, dari yang dituliskan di Coindesk, ada sebuah stasiun televisi lokal di Shanghai juga mengabarkan hal sama. Bahwa kantor Binance di Shanghai telah ditutup. Kantor yang disebutkan disana adalah salah satu kantor representatif untuk Babi Finance (Binance Investment).
Belum Ada Masalah Bursa-bursa Kripto di China
Sejumlah bursa-bursa kripto konvensional besar di China tak nampak ada permasalahan signifikan atas perubahan kebijakan yang ada. Beberapa bursa tersebut seperti Huobi, Okex, dan juga Binance. Bursa-bursa di China tersebut tetap bisa melakukan aktifitas jual beli seperti biasanya.
Meski demikian, beberapa bursa memilih untuk mengambil inisiatif menguragi promosi di halaman resmi mereka. Seperti yang telah dilakukan oleh pihak Okex. Awalnya bursa ini cukup rajin memposting aktifitas listing token baru. Semenjak muncul surat pemberitahuan itu, pihak bursa Okex mendadak mengurangi intensitasnya.
Sementara akun resmi Weibo Binance dan Tron masih tetap dibanned, karena dianggap telah melanggar ketentuan Weibo. Imbas lainnya, beberapa agenda bertema blockchain di Shanghai juga dibatalkan untuk alasan keamanan.
Gimik Teknologi Blockchain
Menilik kebijakan baru pemerintah China ini, cukup cermat dalam membaca Gimik teknologi blockchain yang banyak dipakai sebagai tamengnya. Pernyataan Xi Jinping terkait dengan adopsi teknologi blockchain dianggap membuat cryptocurrency menjadi ikut ambil keuntungan. Pasalnya demam yang dianggap lebih bersifat spekulatif itu banyak digunakan untuk aksi pump and dump semata, berkedok cyrptocurrency.
Di sisi lain, sudah cukup umum dari sekian banyak proyek berbasis blockchain, tidak memberikan subtansi teknologi. Sebagiannya lebih banyak tercover dengan bungkus pemasaran untuk memperbesar margin pendapatan saja.