Beberapa pekan lalu, muncul banyak pemberitaan tentang presentasi Bruce Schneier di event Blockchain Workshop tahun 2016 yang bertempat di Nairobi Kenya. Wired adalah media yang pertama kali menulis tentang hal tersebut.
Isi pemberitaan di Wired pun cukup mewakili apa yang sepenuhnya disampaikan oleh Bruce Schneier saat itu. Namun belakangan, muncul sekian banyak tulisan lain yang membuat bias dari yang pokok pembicaraan yang diutarakan oleh Bruce.
Bruce pada dasarnya pada presentasinya berupaya untuk menjelaskan bahwa sejak tahun 2016 tersebut ada pembiasan-pembiasan bagaimana dalam memaknai “Blockchain” yang pertama kali diperkenalkan dari Bitcoin tersebut.
Bruce menggunakan Bitcoin sebagai analogi untuk mengurai sekian banyak persoalan tersebut. Bagaimana Bitcoin tetap membutuhkan trust itu, meskipun Bitcoin sendiri terbukti mampu mengeliminir peran pihak ketiga.
Pembiasan Blockchain Di Era FanBoys
Berangkat dari sinilah kemudian Bruce mulai mengurainya satu persatu. Dengan mulai menjelaskan bagaimana “Pembiasan Blockchain” itu terjadi. Bruce menganalogikan hal ini dengan mengatakan:
“Mungkin telah banyak ditulis tentang Blockchain, bagaimana potensinya untuk mengganti peran-peran sebelumnya, membentuk kembali, dan menghilangkan sisi Trust. Tetapi ketika anda menganalisis blockchain dan Trust itu, anda dengan cepat akan menyadari bahwa lebih banyak sensasinya ketimbang nilai itu sendiri,” tegasnya.
Bruce tetap memberikan pembatas bahwa Bitcoin dan cryptocurrency tetaplah membutuhkan element “Trust”, tentu. Namun yang digaris bawahi disini, bahwa trust di konteks bitcoin, itu tidak tercipta tiba-tiba.
Trust pada bitcoin, code bitcoin, itu muncul dan dimulai sejak sekian panjang proses perdebatan waktu pertama kali makalah Bitcoin dirilis. Ada perjalanan logis dan cukup ilmiah yang kemudian mengantarkan pada rasa trust itu.
Bruce Schneier kemudian mulai masuk dan menjelaskan detail konsep bitcoin, tetap, dengan menggunakan analogi Bitcoin.
Blockchain terdiri dari tiga elemen penting:
Buku besar kesejarahan transaksi yang terdistribusi.
Sifat pertama, buku besar tersebut pada dasarnya bersifat hanya ada satu, diverifikasi terus validitas dan keasliannya, lalu didistribusikan ke semua selayaknya terdapat banyak salinan. Dan sifat kedua bahwa buku tersebut bersifat publik. Dan sifat ketiga, buku besar tersebut tidak berubah, dan tidak bisa dirubah (temper proof).
Algoritma konsensus.
Algoritma konsensus ini merupakan metodologi untuk bisa memastikan sifat pertama tentang buku besar itu. Bahwa salinan buku besar yang telah didistrubusikan itu haruslah dapat dipastikan sama, dan diverivikasi terus keaslian dan validitasnya.
Siapapun bisa berpartisipasi dalam menegakkan konsensus ini. Hal inilah yang kemudian disebut dengan istilah “Pertambangan / Mining”. Konsensus ini merupakan konsensus yang didistribusikan juga. Sehingga node di dalam jaringan tidak dapat mempercayai node lain tertentu.
Konsensus ini bersifat mahal, karena membutuhkan energi yang besar untuk terus bisa mempertahankannya. Algoritma konsensus yang dipergunakan tersebut tidak lain adalah SHA256. Dan algoritma ini memang algoritma yang sifatnya paling mahal di dunia. Namun tingkat keamanannya juga cukup bisa diakui sejauh ini.
Unit-unit Cash
Unit unit cash ini kemudian banyak disebut dengan mata uang (Cryptocurrency). Unit-unit ini pada dasarnya berfungsi sebagai token digital (bukan seperti Token yang dimaknai saat ini). Unit-unit ini berperan juga sebagai elemen penggerak untuk bisa bertransaksi, bisa ditransfer, bisa diperjualkan belikan secara publik.
Secara khusus, cryptocurrency ini berperan vital dalam menyelaraskan insentif seluruh elemen yang terlibat di dalam ekosistemnya. Dan transaksi jual/beli cryptocurrency inilah yang disimpan di buku besar tadi.
Maka dapat ditarik kesimpulan kemudian dari tiga elemen penting Blockchain diatas, bahwa blockchain itu ya keseluruhan dari tiga elemen tersebut, tidak bisa dipisahkan, tidak pula dapat dikurangi.
Pembiasan Blockchain di beberapa tahun belakangan inilah yang kemudian menjadi persoalan. Umumnya pembiasan ini dilakukan oleh generasi Fanboys dengan semboyan “Blockchain Enthusiast”. Padahal, hal tersebut saat ini jauh lebih besar kesan Hype semata ketimbang esensi yang ada didalamnya. Terlebih jika melihat karakter “Private blockchain”.
Jika ketiga elemen tersebut ada salah satu yang tidak ada, maka itu tidak ubahnya seperti struktur data biasa. Tidak berguna apa-apa. Oleh sebab itulah Bruce menggaris bawahi dengan memberi penekanan pokok pikirannya, bahwa Blockchain tak berguna!
Hype para penggemar blockchain (fanboys – blockchain enthusiast) saat ini dianggap Bruce memiliki definisi tingkat trust yang sempit, dan tidak wajar. Fanboys ini hanya menyukai slogan klise tanpa esensi. Seperti slogan-slogan “in code we trust”, in math we trust, “in crypto we trust”. Padahal dalam dunia kripto, Trust semacam itu adalah dalam soal verifikasi. Verifikasi tidak sama dengan Trust secara umum.
Tentang Siapa Bruce Schneier Sebenarnya?
Bruce Schneier adalah dikenal sebagai seorang kriptografer dan juga seorang penulis. Secara personal Bruce memang sebagai seorang spesialis masalah keamanan komputer, dan kemudaian mengantarkannya di IBM.
Terkait dengan dunia kripto, yang diawali dengan era kebangkitan komunitas Chyperpunk, Bruce bukanlah berasal di lingkaran tersebut. Perihal utama yang diperbincangkan di Cypherpunk tidak lain adalah soal Privasi.
Perbincangan tersebut berawal dari gagasan Erik dengan menerbitkan Manifesto Cypherpunk. Erik, dari penggagas Manifesto tersebut menjelaskan tentang masalah privasi itu, “Privasi diperlukan untuk masyarakat terbuka di era elektronik. Privasi bukan kerahasiaan. Hal pribadi merupakan sesuatu yang tidak ingin diketahui seluruh dunia, tetapi masalah yang bersifat rahasia merupakan sesuatu yang tidak ingin diketahui siapapun. Privasi merupakan kekuatan secara selektif dalam mengungkapkan diri kepada dunia”, tuturnya.
Soal privasi tersebut, Bruce memberikan tanggapan yang apik dalam memaknai “Privasi” yang sedang diperjuangkan oleh komunitas Cypherpunk. Bruce mengatakan, “Mungkin anda berfikir semua itu baik, tapi saya bukan Cypherpunk, saya tidak melakukan kesalahan apapun, dan saya tidak menyembunyikan apapun”.
Penggunaan diksi “tidak menyembunyikan apapun” itulah yang seringkali muncul sebagai sebuah premis yang salah dalam memaknai privasi. Makna privasi tersebut seringkali dimaknai menyembunyikan sesuatu yang salah. Sebagai seorang kriptografer yang berada diluar cypherpunk, Bruce sendiri memang sudah cukup banyak memberikan kontribusi.