Kaleidoskop Bitcoin 2017
Perjalanan Bitcoin akan terus berlangsung, di penghujung tahun kalender 2017 ini, secara khusus EdukasiBitcoin akan mencoba meruntut peristiwa-peristiwa penting Bitcoin yang terjadi di sepanjang tahun 2017.
Di sepanjang tahun 2017, dapat dikatakan makin merebaknya dialektika Bitcoin maupun cryptocurrencies secara umum, baik di media lokal hingga internasional, dan banyak lagi peristiwa-peristiwa penting lainnya yang mengiringi dinamikanya.
Di tahun 2017, harga bitcoin di bursa berkisar antara 12,6 – 13,3 juta rupiah di awal tahun. Menjelang pergantian tahun 2017 saat itu, harga Bitcoin nampak berusaha kuat menyentuh poin 1.000 USD per BTC. Terakhir kali, bitcoin menyentuh harga lebih dari 1.000 USD per BTC tersebut sejak 4 Desember 2013 lalu, menyentuh 1.147 USD, atau kurang lebih 15,6 juta rupiah per BTC.
Selama kurun waktu tahun 2017, perjalanan harga Bitcoin dimulai pada posisi dibawah 1.000 USD hingga hampir menyentuh 20.000 USD per BTC. Tentu saja hal ini memang sungguh fantastis, mengingat dinamika tentang bitcoin di tahun 2017 juga masih alot, terutama ketika bagaimana perdebatan Skalabilitas Bitcoin cukup kental dan memuncak di tahun tersebut.
Pencapaian itu, bahkan jauh melampaui apa yang telah banyak orang prediksikan di tahun sebelumnya. Intitusi dan industri keuangan dunia pun dibuat hingga geleng-geleng kepala dengan kenyataan yang ada. Media-media lokal tanah air hingga internasional pun tercengang melihat panggung dunia kripto.
Laju perjalanan harga dunia kripto tentu cukup berbeda jika dibandingkan dengan Fiat Money. Dunia kripto tidak mengenal kebijakan tersentral yang dapat mempengaruhi harga pasar, karena di dalam dunia Bitcoin dan kripto secara umum berbegang pada hukum pasti supply and demand. Tidak ada ukuran pasti untuk coba menilik secara lebih valid apa penyebab naik atau turunnya harga bitcoin.
Namun, media selalu mencoba mengkomparasikan ekonomi kripto dengan teori-teori ekonomi konvensional yang sudah ada, misalnya dengan berbagai kejadian-kejadian penting yang dianggap kurang lebih mempengaruhi pasar. Mau tidak mau, ukuran-ukuran seperti ini memang bisa saja mempengaruhi ekosistem bitcoin, namun sampai sejauh mana? berapa persen dampak kejadian-kejadian tersebut bisa mempengaruhi? takaran apa yang bisa dipakai? Tidak akan bisa secara pasti untuk mengukur hal itu.
Walau bagaimanapun, seri Kaleidoskop Bitcoin 2017 tentang harga bitcoin ini, tentu juga tidak akan menjadi begitu detil jika tanpa mengurai beberapa hal yang mungkin saja dapat dikatakan bisa berpengaruh terhadap pergerakan harga tersebut.
PBOC dan dampaknya
Melihat begitu pesatnya pergerakan harga bitcoin di tahun 2017, maka seiring dengan itu pihak-pihak pemegang kebijakan di berbagai negara pun seakan mulai gatal dan resah dengan kondisi nyata yang ada. Hal itu juga terbukti dan diawali oleh PBOC (People’s Bank of China), bank sentral negara China itu berupaya untuk memperketat pengawasan bursa-bursa bitcoin yang ada di sana. Banyak opini yang berkembang saat itu, bahwa hal ini akan cukup berpengaruh banyak terhadap potensi turunnya harga bitcoin. Namun ternyata pasca adanya peringatan dari pejabat bank sentral Cina tidak menyebabkan pukulan mematikan pasar, seperti yang banyak dikhawatirkan beberapa pengamat sebelumnya.
Beberapa bursa-bursa bervolume tinggi di China saat itu adalah Huobi, OKCoin, dan BTCC. Pasca adanya keputusan dari PBoC, ketiga bursa besar China tersebut sempat menghentikan penarikan dana penggunanya. Peraturan dari PBoC, membuat ketiga bursa itu harus menarik fee besar untuk aktifitas perdagangannya.
Pada tanggal 24 Januari 2017, volume perdagangan di ketiga bursa besar itu dilansir di berbagai media turun drastis. Penurunan volume perdagangan di masing-masing ketiga bursa itu berkisar antara 50 hingga 80 persen. Kondisi terburuk dari ketiga bursa itu adalah Huobi yang mencapai hingga 80%, dari volume perdagangan normal berkisar 2.387 BTC turun hingga 382 BTC berdasarkan pantauan Cryptowatch.
Penolakan Bitcoin ETF di Tahun 2017
Winklevoss bersaudara, Cameron dan Tyler pertama kali mengajukan Bitcoin ETF (Exchange-Traded Fund) pada 2013. ETF sendiri adalah Kontrak Investasi secara kolektif di mana unit Penyertaan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti halnya saham, orang banyak melihatnya mirip seperti halnya reksa dana. ETF pertama kali muncul pada tahun 1989.
Bitcoin Investment Trust yang diusung oleh Winklevoss bersaudara sebagai Bitcoin ETF pun akhirnya mendapat reaksi berbeda oleh SEC. Winklevoss bersaudara kemudian memilih untuk mengambil jalan berbeda, Bitcoin Investment Trust mengumumkan rencana pada awal tahun 2014 untuk merilis ETF Bitcoin over-the-counter (OTC) pada kuartal ke empat tahun 2014.
Berlanjut kemudian ketika kembali mencoba mengusulkan kembali ke SEC, di bulan Maret 2017, usulan Winklevoss bersaudara ditolak oleh Securities and Exchange Commission (SEC). Reaksi pasar pasca penolakan itu memang bereaksi buruk, namun ternyata tidak lama pun pasar berbanding terbalik.