BitcoinMedia – Bram Cohen. Pendiri BitTorrent, Bram Cohen sampaikan kritik Sharding kepada Vitalik Buterin Etherehum (ETH). Kritik Bram Cohen itu disampaikan melalui kultwit di akunnya, menindaklanjuti tulisan di Blog pendiri Ethereum Jumat (22/11/19).
Bram mengkritik banyak hal tentang tulisan Vitalik yang dianggap salah kaprah. Salah satunya adalah kritik Sharding Ethereum. Dalam tulisan di blog, VItalik menyebut bahwa mekanisme Sharding menjadi jawaban untuk mengatasi masalah skalabilitas yang menjadi masalah umum dunia kripto. Termasuk juga Bitcoin dan Ethereum (ETH).
Bram Cohen Kritik Sharding Ethereum
Menurut Bram, Vitalik membicarakan solusi permasalahan skalabilitas kripto hanya dengan Sharding secara on-chain saja. Padahal Bram menganggap ada sekian banyak jalan untuk bisa dijadikan pilihan. Salah satunya adalah dengan layer jaringan payment berbeda.
Pendapat Bram tersebut mengacu seperti halnya layer Micropayment Lightning Network Bitcoin. Alasan layer jaringan berbeda untuk mengatasi skalabilitas karena dianggap lebih menarik dan bahkan sudah nyata-nyata berhasil diimplementasikan.
Lebih jauh Bram mengatakan:
“Hal ini umum dilakukan terutama karena, terus terang saja, banyak orang berpikir bahwa (mereka) lebih memahami Sharding ketimbang Channel Payment. Orang suka berfikir bahwa mereka cukup pintar sehingga bisa menawarkan solusi yang dianggapnya telah dipahami”
Bram Cohen
Jika dibandingkan dengan Channel Paymen, Sharding justru berpotensi melemahkan sistem. Alasannya karena pecahan bagian-bagian kecil data itu saling dipertukarkan dengan cara mempercayai sebagian besar peer koneksi. Padahal upaya tersebut disebut Cohen hanya demi peningkatan sakalabilitas dengan jumlah yang cukup kecil saja.
“Jika dihitung dengan angka, faktor dari tiga sepenuhnya masih bisa dihitung, faktor dari sepuluh sudah mulai tidak masuk akal, faktor dari seratus adalah lelucon lengkap. Ini merupakan banyak kompleksitas manfaat yang bernilai lebih sedikit, sekalipun pada kasus yang paling bagus”, tambahnya.
Cohen beranggapan bahwa seharusnya setiap penambang memiliki seluruh pecahan data itu secara utuh. Tidak berupa pecahan.
“Sharding hanyalah upaya mendefinisikan ulang ‘Full Node’ dengan arti lebih minim dari yang seharusnya”
Di dalam tulisan di Blognya Jumat pekan lalu, Vitalik menuliskan semua solusi masalah-masalah besar yang umum dihadapi di dunia cryptocurrency. Tulisan Vitalik itu diberi judul, “Hard Problem in Cryptocurrency: Five Years Later”.
Tidak tanggung-tanggung. Vitalik Buterin dalam tulisannya menuliskan 16 varian obat untuk mengatasi penyaki dalam dunia kripto. Atas dasar itu mungkin yang membuat Cohen jadi cukup tergelitik untuk menguliti satu persatu solusi luar biasa dari Vitalik. Sebagian besarnya poin-poin tawaran obat dari VItalik tersebut, dianggap Cohen sebagai solusi yang salah arah.
Kritik Soal Timestamping
Gagasan Vitalik dalam tulisannya tentang TimeStamping, adalah dilakukan dalam rentang waktu 20 detik. Proses tersebut dilakukan oleh satu node saja, tidak lebih dalam waktu 20 detik melalui konsensus proof of stake.
Dalam hal ini, Cohen justru mempertanyakan apakah sudah benar-benar berfungsi bahwa pembubuhan timestamping itu harus bisa dilakukan tepat dalam tempo 20 detik. Proses pembubuhan timestamping yang harus dilakukan secara cermat dalam 20 detik dianggap hal yang aneh oleh Cohen.
Perbandingan dengan Bitcoin, Timestamping itu sudah dapat dilakukan berdasarkan tinggi block atau block timestamp. Di dalam Bitcoin proses merekam semua data transaksi ke dalam blockchain ini dilakukan dengan membubuhkan penunjuk waktu (Timestamping).
Selanjutnya, dengan Timestamping ini dapat menunjukkan urutan waktu secara presisi, sesuai dengan urutan waktu saat dokumen tersebut tersimpan dan tercatat. Logis saja dalam 20 detik dengan sekian banyak data yang mungkin harus diberikan penanda waktu, cukup sulit untuk bisa dilakukan secara lebih presisi.
Kritik Arbitrary Proof of Computation
Lebih jauh, Vitalik juga menyebut soal “Arbitrary Proof of Computation”. Hal ini ditanggapi Cohen dengan bernada meledek. Cohen mengatakan, “Ada banyak hal yang sangat menarik terjadi. Begitu cepat dan mengasyikkan hingga saya tidak akan berani melihat secara serius selama beberapa tahun kedepan, sampai semuanya benar-benar beres. Namun pada akhirnya itu akan menjadi luar biasa”.
Kritik Code Obfuscation
Vitalik juga menuliskan tentang Code Obfuscation, sebagai salah satu mekanisme untuk menyamarkan code. Menurut Cohen, teknik yang sama seperti yang telah digunakan ZK-Starks sudah berfungsi secara umum.
Anggapannya, pola protokol semacam ini mengubah pola yang trusted menjadi untrusted. Oleh sebab itu masih dianggap sebagai mimpi secara teoritis saja.
Kritik Hash Based Cryptography
Khusus masalah hash based cryptography, Cohen cukup senada dengan pemikiran Vitalik. Asumsinya pada pola penandatanganan digital yang mungkin bisa dilakukan dengan jalan yang lebih baik.
Kritik Untuk Asic Resistance Proof of Work
Upaya untuk membuat pola ASIC Resisten dipandang Cohen justru cukup buruk. Sebaliknya, lebih mengakomomdir ASIC akan lebih baik. Alasannya, resisten terhadap perangkat ASIC justru lebih potensi terjadi sentralisasi. Terutama oleh produsen-produsen perangkat raksasa GPU.
Cohen justru menyarankan untuk lebih memilih mengakomodir ASIC dengan menggunakan SHA-3 yang diulang prosesnya hingga 100 kali.
Kritik Usefull Proof of Work
Cohen kembali mengkritik ide ini dengan menyebut Usefull proof of work bahkan lebih rusak ketimbang ASIC Resisten. Pasalnya, vektor serangan justru lebih besar bisa dilakukan.
Kritik Proof of Stake / Proof of Storage
Proof of stake memang sudah banyak mendapat kritikan sejak lama. Pasalnya ide tentang konsensus berbasis saham miner ini sisi keamanannya lebih lemah dengan masalah-masalah secara teknis.
Lebih jauh, Cohen juga memberi kritiknya untuk Proof of Storage yang ditulis Vitalik. Pasalnya proof of storage justru sudah lama dan mati. Metode itu punya masalah signifikan seperti Zooko di Mojo Nation tahun 2001. Saat itu, masalah terbesarnya adalah ketika semua orang berkeinginan untuk menyimpan seluruh data yang dimiliki.
Cohen menambahkan, permasalahan selanjutnya adalah seluruh perangkat yang digunakan untuk proses penyimpanan data itu harus tetap ada, padahal setiap perangkat tetap ada kemungkinan rusak, mati, dan kemudian di daur ulang menjadi produk baru. Ketika membuat pola duplikasi dokumen, koreksi berbagai kesalahan yang memungkinkan juga tidak banyak bisa terbantukan.
Masih ada cukup banyak hal yang dituliskan oleh Vitalik yang dianggapnya sebagai obat mujarab mengatasi masalah-masalah besar dunia kripto. Tulisan Vitalik tersebut bahkan seperti halnya Klinik Tong Fang yang bisa mengatasi segala macam penyakit.
Selanjutnya, tulisan Vitalik yang menyoal ekonomi kripto hingga seterusnya, tak luput juga dari kritik Cohen.
“Poin-poin lain dibawah “ekonomi” sangat salah arah”.
Penjelasan Cohen tentang konsensus Nakamoto adalah untuk mengeliminir peran pemerintahan manusia. Alasannya, bekerja dengan pemerintahan apapun merupakan sebuah langkah mundur, bukan maju.
Tulisan perihal ekonomi aset kripto Vitalik tersebut ketika melihat volatilitas harga Bitcoin. Dalam anggapan Vitalik, dianggap perlu untuk membuat aset dengan harga yang cenderung lebih stabil. Dalam hal ini, stabilitas harganya cenderung akan menggunakan unsur kontrol atau pola terpusat. Umumnya, peran-peran ini akan cenderung menggunakan peran pihak ketiga maupun pemerintah.
Menurut Cohen, dari semua proposal dunia kriptografi, telah berupaya untuk bisa keluar dari “jaman kegelapan”. Sementara di sisi lain, mulai banyak bermunculan para pemangku kepentingan, perusahaan, ekuitas, maupun model bisnis yang berupaya untuk mencari keuntungan.
Kepentingan-kepentingan ini mulai masuk dengan mengembangkan layanan pemeliharaan piranti lunak, seperti IBM, Microsoft, Redhat, Google, dan bahkan Facebook.