Jika dalam lirik lagu Cucak Rowo konteksnya mencoba mendapat perawan, maka drama cucak rowo ini berupaya dalam segala hal untuk mengeruk keuntungan di dunia kripto melalui kloning-kloning bitcoin aslinya.
Tak lama setelah lagu Cucak Rowo ini cukup populer, banyak pihak kemudian menilai bahwa lirik lagu tersebut sarat dengan konten dewasa yang tidak mendidik. Sebenarnya lagu-lagu Didi Kempot sendiri memang banyak yang berkarakter ria jenaka dan komedi.
Tak ada niatan untuk membuat unsur-unsur dewasa tersebut. Hanya saja, ketika lagu tersebut dibawakan oleh penyanyi lain yang sarat dengan dendang yang erotis, maka pemaknaan tersebut menjadi tidak dihindarkan.
Berbeda dengan lagu tersebut, Drama Cucak Rowo terkait dengan dua varian kripto hasil kloning Bitcoin ini memang begitu sungguh menggelikan (baca: memalukan). Bagaimana tidak, masih lebih mending lirik lagu Cucak Rowo itu yang berupaya menggaet seorang gadis, sementara pentolan-pentolan pihak yang bertikai di dunia kripto seberang sana justru memperebutkan “sampah”, yang sama-sama hanyalah hasil kloning dari Bitcoin saja.
Semenjak mulai munculnya inisiatif yang pada akhirnya membuahkan hasil kloning bitcoin pertama, BCash (aka Bitcoin Cash – BCH), produk tersebut pun sebenarnya sama sekali tidak memiliki kelebihan apapun. Kecuali hanya memperbesar limit block maksimal hingga 8 megabyte. Dilain itu, tidak ada kompetensi yang mumpuni bisa ditunjukkan.
Sebaliknya, inisiatif pertama munculnya BCash tak lebih hanya memperbesar keuntungan beberapa perusahaan-perusahaan besar yang berada dibaliknya sebagai promoter besar. Sedangkan Bitcoin sendiri tetap berada di jalurnya, enggan untuk ikut serta dalam hal remeh-temeh semacam itu.
Ternyata kepentingan yang dilandasi oleh semangat keruk keuntungan tersebut akhirnya kandas juga. Muncul kongsi-kongsi yang sama-sama berupaya menunjukkan dominasinya sendiri-sendiri. Perpecahan pun tidak dapat dihindarkan.
Akibatnya, muncul kembali drama Cucak Rowo yang saling mempertahankan kepentingannya untuk keruk keuntungan besar. Hingga muncul kloning bitcoin lagi dari hasil kloning. Hal ini sungguh memalukan yang begitu luar biasa. Dari Bcash yang sudah berupa hasil kloning, dikloning kembali dalam bentuk Bitcoin CSV dan Bitcoin ABC.
Sampai detik ini, tidak jelas apa yang mendasari kelebihan antara masing-masing di kedua hasil kloning baru tersebut, selain beda pentolan pengusung kongsi antara keduanya.
Perang Hash (Hashwar) pun terjadi antara dua kongsi yang sama-sama dianggap saling memperebutkan “sampah”, seperti yang banyak dianggap di komunitas Bitcoin. Hash war tersebut adalah istilah untuk perang simpul node di dalam ekosistem pertambangan. Ekosistem pertambangan ini merupakan jantung pertahanan sisi keamanan sebuah kripto.
Implikasinya memang ada, hash war tersebut berimplikasi pada situasi yang tidak kondusif di komunitas kripto. Meskipun, di komunitas bitcoin sendiri pada akhirnya hanya menjadi penonton drama memalukan tersebut.
Drama Cucak Rowo ternyata masih berlanjut di meja hijau. Sekolompok grup pendukung salah satu kongsi bernama United American Cord menyatakan bahwa pihak Roger Ver telah sengaja punya kepentingan sendiri untuk menyerang BCash. Gugatan pun kemudian dilayangkan pada pemilik situs bitcoin.com itu.
Ternyata di dalam gugatan yang dilayangkan tersebut tidak hanya kepada satu orang saja, melainkan juga pada Bitmain dan bursa kripto Kraken. Ketiga pihak yang digugat tersebut dianggap telah merugikan orang lain (pengguna Bcash).
Tergugat dianggap sebagai dalang atas aksi-aksi yang tidak adil, menipu, dan memanipulasi jaringan Bcash untuk kepentingan pribadi. Nampaknya drama memalukan ini sengaja akan dibuat berseri-seri tanpa ada ending pasti. Atau bisa saja antar ketiganya sirna sendiri sebagai buah keserakahan yang dipertontonkan sendiri.