Coin Mixing disebut juga dengan istilah “Tumbler”. Coin Mixing pada dasarnya merupakan sebuah layanan dari pihak ketiga tertentu. Namun saat ini, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) memberikan pernyataan resmi tentang layanan-layanan Coin Mixing sebagai tindak kriminal.
Dalam rilis resmi Departemen Kehakiman Amerika Serikat kemarin (13/2/2020) menyatakan bahwa Coin Mixing, Bitcoin Mixer, atau juga yang disebut Tumbler, adalah layanan-layanan terlarang. DOJ telah menyatakan dengan jelas bahwa layanan tersebut telah melakukan tindak kriminal.
Pernyataan yang tertulis dalam rilis DOJ tersebut berasal dari asisten Jaksa Agung Departemen Kehakiman AS, Brian Benczkowski. “Dakwaan ini menggarisbawahi bahwa upaya untuk mengaburkan transaksi mata uang virtual dengan cara ini adalah kejahatan.”
Hal ini dipicu dengan penangkapan Larry Harmon, 36 th asal Ohio. Larry Harmon adalah CEO dari Coin Ninja. Sebenarnya, Coin Ninja tersebut adalah sebuah media online cryptocurrency saja. Namun pria asal Ohio ini juga pendiri Helix. Layanan Helix adalah layanan Coin Mixing yang sudah beroperasi sejak tahun 2014 – 2017 silam.
Larry Harmon, didakwa dengan tuduhan pencucian uang senilai USD 300 juta. Atau sekitar Rp 4,1 trilyun. Dari Helix ini, disebut DOJ terkait dengan browser darknet bernama “Gram”. Kabar dari DOJ menyebutkan bahwa Gram ini juga dioperasikan oleh Larry Harmon.
Pada kasuistis Larry Harmon, memberikan dampak luas terhadap metode coin mixing. Langkah penegak hukum bisa saja terlalu berlebihan jika mengkaitkan sisi fitur privasi tersebut dengan tindak kriminal jika tidak memberikan pembatas yang jelas.
Dalam kasus tersebut, jaksa penuntut umum dalam perkara itu menyebut bahwa Helix sebagai bisnis money transmitter dan pencucian uang. Efek perkara itu memberikan dampak yang bisa melebar kemana-mana. Implikasinya tidak hanya pada pengembang, namun juga pada teknologi pengembangan privasi yang begitu penting dan cukup sensitif di masa saat ini. Lalu apa itu Coin Mixing sebenarnya? Bagaimana cara kerjanya?
Apa itu Coin Mixing?
Coin Mixing adalah sebuah metode untuk mengaburkan transaksi Bitcoin, maupun cryptocurrency lainnya. Sesuai namanya, Coin Mixing, maka transaksi yang dilakukan akan dicampur dengan beberapa transaksi lain dan dilakukan secara bersama-sama.
Ide awal tentang Coin Mixing muncul dari pengembang Bitcoin bernama GMaxwell dan dipublikasikan pada tanggal 28 Januari 2013 silam. Konsep yang ditawarkan oleh Gmaxwell ini disebut dengan “CoinJoin”, dan dipublikasikan di forum BitcoinTalk.
Konsep CoinJoin, tidak harus diimplementasikan di dalam core Bitcoin langsung. Sehingga bisa dilakukan di luar jaringan utama Bitcoin.
Dalam perkembangannya, metode ini kemudian banyak dijadikan sebuah layanan khusus oleh penyedia layanan tertentu. Tentu saja, layanan itu memberikan jasa untuk coin mixing transaksi Bitcoin, maupun yang lain. Pengembang non kustodian, sampai penyedia layanan itu lantas banyak di sebut “Coin Mixer”, atau “Tumblers”.
Fungsi coin mixing agar riwayat transaksi yang dilakukan menjadi sulit untuk ditelusuri. Karena transaksi yang dilakukan sudah bercampur dengan puluhan atau lebih transaksi yang dijadikan satu. Jumlah transaksi tersebut bisa juga mencapai ratusan atau mungkin ribuan address yang tersebar.
Umumnya, penyedia layanan Coin Mixing akan mengenakan biaya sekitar 0,5 – 3% kepada pengguna. Namun yang paling penting untuk dicatat. Bahwa layanan ini adalah layanan pihak ketiga. Selalu ada potensi penipuan terjadi. Begitu sejumlah dana telah dikirim ke penyedia layanan Coin Mixing, bisa saja aset kripto tersebut tidak akan pernah kembali.
Cara Kerja Coin Mixing
Coin Mixing menggunakan sebuah algoritma khusus agar teknis pencampuran transaksi itu bisa dilakukan. Pemilik layanan “Mixer” menggunakan algoritma yang sebetulnya cukup sederhana untuk mengaburkan riwayat transaksi dari puluhan, atau mungkin ratusan hingga ribuan transaksi yang berasal dari masing-masing individu.
Layanan Coin Mixing berangkat dari konsep awal GMaxwell, Coin Join. Dari pondasi inilah kemudian banyak bermunculan layanan Coin Mixing, hingga menjadi pondasi munculnya teknologi untuk meningkatkan privasi transaksi cryptocurrency.
Pengguna dalam menggunakan layanan Coin Mixing, artinya mempercayakan sejumlah aset kripto itu kepada penyedia layanan. Dalam prosesnya, pengguna akan diminta untuk mengirimkan jumlah yang hendak di transaksikan kepada address milik penyedia layanan Coin Mixing. Address pemilik layanan tersebut tentu saja akan berjumlah cukup banyak untuk masing-masing peserta.
Algoritma yang digunakan itu kemudian berperan dalam mencampur transaksi antara pengguna satu, dengan pengguna lainnya. Ketika telah dicampur dan ditransaksikan, maka proses transaksi yang terjadi menjadi transaksi yang sulit untuk dilacak. Pasalnya riwayat transaksi sudah bercampur dengan ratusan atau mungkin ribuan transaksi lain.
Contoh transaksi dengan konsep CoinJoin (Coin Mixing)
Coin Mixing dengan 2 peserta
Lihat pada address output yang kotak bergaris merah, keduanya memiliki nilai output yang sama. Keduanya menggunakan CoinJoin.
Coin Mixing dengan 3 peserta
Dapat dilihat di kotak bergaris merah, ketiga output tersebut bernilai sama. Ketiga output tersebut menggunakan Coin Join.
Pada kedua contoh tersebut tentu saja jika dalam peserta layanan hanya berjumlah sedikit. Namun, dalam layanan Coin Mixing akan bisa terdapat lebih dari puluhan atau mungkin ratusan hingga ribuan. Penelusuran riwayat transaksi menjadi cukup sulit untuk dilakukan.
Bagaimana tidak, karena distribusi dana itu sudah beralih kepada sekian banyak address wallet berbeda. Dalam hal ini, riwayat transaksi juga menjadi sulit untuk ditelusuri, baik dari pengirim maupun penerima. Meski demikian, seseorang dapat juga memecah input transaksi ke dalam denominasi jumlah transaksi itu. Tujuannya hanya untuk menyembunyikan nilai transaksi sebenarnya.
Fitur-fitur seperti Coin Mixing, kemudian mendasari beberapa varian Altcoin seperti Monero, Zcash, Zcoin dan yang lain. Aspek fundamentalnya sama, yakni untuk memberikan tingkat privasi yang lebih kepada pengguna. Tujuan itu kemudian muncul konsensus “Zero Knowledge proof”. Hingga kemudian muncul konsensus privasi lain seperti Zk-Snarks, maupuan Zk-Starks.
Latar Belakang Coin Mixing
Munculnya metode Coin Mixing bermula ketika privasi di dalam Bitcoin, tidaklah bersifat sepenuhnya. Jelas sudah banyak diketahui, bahwa blockchain Bitcoin bersifat public ledger. Artinya, kesejarahan transaksi Bitcoin dapat diakses secara publik. Oleh siapapun juga.
Penyajian privasi bitcoin dianggap tidak sepenuhnya bersifat privasi. Orang akan banyak mengaitkan hal tersebut dengan istilah “Anonimitas”. Padahal, antara pemaknaan Anonimitas, Privasi, cukup berbeda satu sama lain.
Di dalam konteks Bitcoin, transaksi haruslah dapat memberikan sisi perlindungan penuh dalam hal teknis kepada para penggunanya. Aspek-aspek perlindungan pengguna dalam bertransaksi online menjadi hal yang krusial. Celah-celah keamanan dalam sebuah sistem online, selalu menyisakan celah keamanan lantaran penanganan “Privasi” yang buruk.
Ketika Bitcoin muncul dan diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto di tahun 2008, menjadi pintu pembuka bahwa transaksi online dapat dilakukan dengan memberikan tingkat keamanan yang berlapis dan cukup ampuh.
Apa yang banyak orang awam sebut dengan sebutan “Anonimitas Bitcoin”, pada dasarnya adalah sisi privasi yang paling penting dalam memberikan proteksi sisi keamanan pengguna. Padahal privasi bitcoin itupun, sebenarnya masih belumlah privasi penuh.
Sehingga kemudian muncul gagasan-gagasan baru untuk dapat mencampur transaksi bitcoin menjadi satu. Ide awal tentang hal ini adalah memberikan tingkat keamanan yang tinggi. Metode pencampuran transaksi inilah yang kemudian disebut dengan Coin Mixing.
Secara teknis, coin mixing juga disebut masih menyisakan kelemahan. Pasalnya metode ini masih menyisakan celah. Celah keamanan yang ada berasal karena metode ini bergantung pada jumlah transaksi yang masuk.
Semakin banyak transaksi yang ikut pada layanan coin mixing tersebut, maka tingkat keamanan menjadi bertambah. Sebaliknya, jika transaksi peserta coin mixing itu sedikit, riwayat transaksi yang dilakukan juga masih bisa untuk ditelusuri.