Blockchain Untuk Ilmu Kedokteran – Penggunaan Teknologi Blcokchain Bisa Tingkatkan Kepercayaan Untuk Hasil Penelitian Ilmu Kedokteran
Blockchain Untuk Ilmu Kedokteran. Sebelumnya, potensi teknologi Blockchain di dalam dunia medis telah juga dilakukan penelitian dan pengembangan oleh Estonian eHealth Foundation. Sebuah yayasan kesehatan di Estonia, dan bekerjasama dengan Guardtime dalam penelitian dan pengembangannya tersebut.
Mereka telah mengaplikasikan teknologi Blockchain ini untuk bisa dimanfaatkan dalam sistem rekam medis. Sehingga ketika rekam medis tersebut telah berbasis teknologi Blockchain, maka akan bisa meningkatkan validitas rekam data pasien. Dan tentu, akan meningkatkan tingkat kepercayaan data tersebut, karena sifat Blockchain akan bisa menjaga validitas data dan informasi yang tersimpan.
Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Dr Greg Irving dan John Holden, mereka berdua merancang sebuah sistem yang bisa mencegah pengubahan dokumen saat dilakukan uji klinis untuk membuat obat baru secara lebih efektif.
Kepercayaan pada sebuah hasil penelitian ilmiah bisa berkurang karena bukti data yang kadang bisa dimanipulasi. Karena ada perubahan data tersebut, akan sebuah masalah yang bisa merusak integritas sebuah penelitian saat mulai dipublikasikan.
Blockchain adalah sebuah ledger terdistribusi. Data yang tersimpan didalamnya akan tersimpan secara permanen, dan mempunyai timestamped pada tiap data, informasi, ataupun transaksi yang ada didalamnya. Dengan hal itu, akan menjadi sebuah metode dalam menetapkan sebuah dokumen pada waktu tertentu yang bisa diverifikasi secara idependen oleh pihak yang berkepentingan.
Semua orang, bisa memperoleh salinan data dan informasi dari semua kumpulan informasi yang terdapat di dalam Blockchain. Informasi yang telah direkam di dalam Blockchain akan cukup sulit untuk dirubah ataupun bahkan menghapusnya. Hal itu karena akan dibutuhkan ribuan komputer yang ada di seluruh dunia. Yang berniat untuk memanipulasi, menghapus ataupun merubahnya, seseorang tersebut harus bisa menguasai sebagian besar jaringan.
Jadi pada proses penelitian yang dilakukan oleh Dr Greg berusaha mengambil keuntungan dari infrastruktur Blockchain. Untuk bisa mengkonversi dokumen dari hasil uji klinisnya tersebut kedalam Blockchain.
Sementara protokol yang digunakan untuk penandatanganan digital dilakukan dengan sebuah kalkulator online dengan SHA256. Selanjutnya, signature atau tandatangan digital tadi dikonvert kedalam public key Bitcoin menggunakan StrongCoin. Proses ini bisa diartikan seperti sebuah transaksi pembayaran, sehingga nantinya, transaksi tersebut akan dibubuhi dengan timestamped dan direkam kedalam blockchain.
Dengan cara seperti itu, para peneliti di bidang ilmu kedokteran pun tidak perlu mengkhawatirkan dokumen mereka, mulai dari saat melakukan proses uji klinis, maupun jika hasil percobaan itu hendak dipublikasikan. Karena proses perekaman data yang tersimpan di dalam Blockchain akan tersimpan rapi, aman, dan mampu menghasilkan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi, jika nantinya hendak dijadikan sebagai sebuah dokumen pembuktian. Sehingga Blockchain untuk ilmu kedokteran pun bisa dilakukan. Lebih detail tentang hasil penelitian yang dilakukan bisa dilihat disini:
How blockchain-timestamped protocols could improve the trustworthiness of medical science