BitcoinMedia – Bcash Hardfork. Salah satu kloningan Bitcoin, BCash (Bitcoin Cash), baru-baru ini sudah pecah kongsi lagi. Split yang kembali terjadi sekarang diibaratkan menjadi, “sudah hasil kloningan, di kloning ulang kembali”.
Hasil split kloningan baru dari kloningan BCash itu bernama “ABC Chain”. Split chain tersebut tepat terjadi hari ini (15/11/19) pada block nomor 609.135 pukul 16:49:28 UTC. BCash Hardfork tersebut sebetulnya hanyalah split chain saja, bukanlah proses Hard Fork. Namun bagi orang kebanyakan, sudah banyak terlanjur memahaminya sebagai peristiwa Hard Fork.
Sempat terjadi sejumlah penambang yang masih banyak yang belum memperbarui software yang baru. Akibatnya, kurang lebih ada 14 block dengan status invalid yang dihasilkan oleh sebagian penambang itu. Peristiwa tersebut sama artinya penambang telah berupaya melakukan pertambangan tanpa hasil.
Jika dihitung untuk 14 block dengan status invalid tadi, penambang tentu telah menghabiskan resourse dengan biaya yang tidak sedikit. Hal inilah yang disebut dengan mekanisme proof-of-work. Software yang baru dirilis, artinya membawa pula sekian set aturan yang telah diperbarui.
Bagi penambang yang belum memperbarui software di versi yang terbaru, maka terjadi perbedaan pandangan terkait dengan konsensus di dalam jaringan. Hasilnya tidak lain adalah block-block baru tersebut jelas akan dianggap “Tidak Valid”, tidak diterima di dalam jaringan.
Beberapa penambang yang memproses cabang blockchain lama tersebut sebagian masih belum diketahui, sementara ada beberapa block invalid juga dihasilkan dari mining pool BTC.com. Padahal pada akhir bulan lalu, jaringan BCash sendiri sempat mengalami masalah serius.
Tepatnya pada tanggal 24-25 Oktober, diketahui ada miner BCash dengan daya komputasi lebih dari 50%. Daya komputasi besar itu jelas menjadi masalah krusial. Pasalnya, daya komputasi yang lebih dari separuh tersebut bisa menjadi celah keamanan yang besar.
Sebagai buktinya, pada tanggal 24-25 oktober tersebut, ada 80 block baru yang berhasil ditambang oleh miner tersebut. 80 block baru itu bisa diperoleh hanya dalam waktau 1 hari saja, dengan selisih rata-rata waktu sekitar 2-4 menit per block.
Harga BCash sendiri saat ini terkesan tetap tidak terlalu bagus jika dibandingkan dengan Bitcoin. Sejak pertama kali kloningan ini muncul di tahun 2017 silam, harga saat ini masih di kisaran Rp. 3,7 juta per BCH. Dengan tipikal kripto yang menggunakan SHA256, harga tersebut jelas akan membuat penambang tidak memiliki banyak pilihan. Terutama dengan hitungan raba rugi atas daya komputasinya.
Yang Perlu Diketahui Tentang BCash – Bitcoin Cash
Hasil kloning Bitcoin, BCash, muncul tak ubahnya sebagai hasil “drama cucak rowo” dalam ekosisitem Bitcoin. Perbedaan pandangan tersebut berawal ketika mulai terbagi dua pandangan besar dalam komunitas Bitcoin.
Satu pihak menginginkan menaikkan kapasitas block limit Bitcoin menjadi lebih besar, selanjutnya disebut dengan sebutan “Big Blocker”. Dan di pihak lainnya adalah pendukung block limit Bitcoin tetap berukuran kecil.
Big Blocker kemudian memunculkan varian core baru bernama Bitcoin Unlimited di awal tahun 2016. Sejak awal rilis Bitcoin Unlimited memang sudah mengundang kontroversi, pasalnya sejak pertama sudah banyak potensi celah keamanan.
Namun pihak Big Blocker, sudah cukup banyak mendapat dukungan dari mining pool besar. Mulai dari Bitcoin.com, BTC.TOP, ViaBTC, hingga GBMiner. Beberapa pentolan yang ikut tergabung di skenario drama cucak rowo ini termasuk juga Jihan Wu, Roger Ver, Faketoshi (aka Craig Wright), dan beberapa pihak lainnya.
Secara umum, komplotan Big Blocker menginginkan agar kapasitas block limit bisa lebih besar. Hingga sampai 8 Megabyte keatas. Sedangkan ukuran limit block Bitcoin saat itu adalah lebih kecil dari 1 Megabyte saja. Ketika Segwit mulai diaktifkan, ukuran limit block bitcoin bisa sampai 2 Megabyte saja.
Perdebatan tentang Skalabilitas Bitcoin tersebut pada akhirnya memuncak sampai terjadi proses Split Chain tahun 2017. Hasilnya kemudian muncul Altcoin baru bernama BCash, sebutan untuk Bitcoin cash. Gerombolan yang memang terkesan cukup ambisius untuk menguasai jaringan Bitcoin ini pada akhirnya juga terpecah. Hal itu ditandai ketika FakeToshi (Craig Wright) kemudian membuat kloningnya sendiri bernama BSV.