Privasi memegang peranan penting dunia kripto. Berkaca dari Bitcoin, masihlah belum sepenuhnya memberikan privasi penuh. Transaksi menggunakan bitcoin sendiri saat ini masih dapat dilacak.
Telah banyak kita mendengar pendapat yang mengatakan transaksi Bitcoin seringkali diasosiasikan dengan transaksi-transaksi terlarang. Seperti untuk tindak pencucian uang, obat-obatan terlarang, ataupun juga pendanaan teroris. Pada dasarnya hal tersebut merupakan kesalahpahaman besar dalam memahami bitcoin.
Transaksi dengan bitcoin sejauh ini dapat dilacak kesejarahannya. Bahkan, ada sebuah perusahaan bernama Chainalysis yang telah bisa membantu penegak hukum untuk menganalisa dan deteksi transaksi ilegal di dalam blockchain Bitcoin.
Sementara disisi lain, privasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan keamanan pengguna dalam bertransaksi online menggunakan kripto. Sudah ada cukup banyak varian kripto yang menyebut memiliki tingkat privasi tinggi. Namun kadang-kadang transaksi yang dilakukan pun tidaklah dapat bersifat sepenuhnya anonim.
Sejauh ini, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan privasi dalam transaksi kripto.:
- Menggunakan migitasi informasi pribadi transaksi dengan IP address melalui TOR/I2P/VPN
- Implementasi langsung pada protokol, tanpa melalui TOR/I2P/VPN
Penggunaan TOR misalnya, memang dapat meningkatkan privasi pengguna saat bertransaksi kripto. Namun pada akhirnya, ada kelemahan. Meskipun pengguna melindungi IP address saat bertransaksi, hal itu tidaklah cukup untuk menjamin privasi pengguna sepenuhnya.
Di dalam hal lainnya, saat penyiaran transaki di dalam Bitcoin, IP address tidaklah disimpan di dalam blockchain. Transaksi tersebut lantas disebarkan ke seluruh jaringan. Maka satu-satunya cara yang dapat menyimpan IP address tersebut adalah melalui node yang terhubung pada jaringan.
Itulah penyebabnya peningkatan privasi menggunakan TOR saja masih dianggap tidak bisa menjamin privasi pengguna sepenuhnya. Maka yang diperlukan adalah mengatasi privasi itu pada blockchain secara langsung.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah memungkinkan peningkatan privasi tersebut dilakukan pada protokolnya langsung tanpa melalui migitasi TOR atau yang lain? Jawabannya tentu saja bisa. Pada bulan Juni di tahun 2017 yang lalu, Giulia Fanti dan Andrew Miller sudah membuat proposal BIP Dandelion.
Apa itu Dandelion
Untuk memahami apa itu Dandelion, pertama kita harus mengerti bagaimana broadcast transaksi Bitcoin dapat dilakukan. Setiap transaksi yang dibuat pengguna, disiarkan ke dalam jaringan Bitcoin menggunakan protokol Gosip (Gossip Protocol).
Istilah Gosip sendiri saat itu dianggap sebagai istilah yang cukup tepat. Karena dalam cara kerjanya pun identik juga dengan bagaimana gosip dapat disebarkan dari orang per orang. Dari perbincangan orang-orang tersebut, pada akhirnya pun dapat diketahui oleh banyak orang dalam tempo waktu yang relatif tidak lama.
Dalam hal ini, Dandelion juga berperan sama, namun menggunakan satu langkah lebih jauh ke depan jika dibandingkan dengan Gossip Protocol. Cara Dandelion dalam menyiarkan transaksi di dalam jaringan dapat dilakukan secara diam-tiam, tanpa diketahui oleh orang banyak.
Jika menggunakan Gossip protocol, penyiaran transaksi dapat dilakukan kepada seluruh jaringan. Namun untk Dandelion, antara satu orang dengan yang lain, dapat membuat orang lain itu tidak mengetahui bahwa ada pesan yang disebarkan secara sembunyi.
Pertanyaan kemudian, apakah bisa ditelusuri siapa penyebar informasi pertama jika pesan tersebut disebarkan secara sembunyi sembunyi? Jika informasi yang disebarkan pertama kali bersifat pribadi dan rahasia, maka pesan itupun sulit untuk ditelusuri lebih jauh.
Dalam hal ini, Dandelion menggunakan fase delay saat menyebarkan informasi tersebut di dalam jaringan. Satu kesulitan utamanya, karena proses ini akan cukup sulit diimplementasikan jika ada seseorang yang melacak hingga proses awal penyebaran transaksi tersebut. Maka hal itu membutuhkan banyak tambahan yang perlu dilakukan.
Oleh karena itu, kemudian muncul varian Dandelion++ yang saat ini berhasil dilakukan dan diterapkan oleh Zcoin.
Implementasi Dandelion di Zcoin
Dandelion yang diusung awal oleh awal kemudian muncul kembali dengan penambahan fitur untuk menyulitkan tracking penyebaran transaksi dapat dilakukan. Giulia Fanti, Andrew Miller, dan beberapa pengembang lain seperti Shaileshh Bojjo, Surya Bakshi, Bradley Dendi, Shruti Bhargava dan Pramod Viswanath kemudian memunculkan Dandelion++ di Zcoin.
Dandelion++ ini menggunakan konsep yang sama seperti aslinya. Hanya saja di varian Dandelion++ ini menambahkan beberapa fitur tambahan seperti pseudorandom relay untuk menahan dan menyamarkan penyiaran transaksi saat pertama kali dilakukan. Proses ini, sekaligus membuat pengacakan saat proses relay transaksi dilakukan secara lebih privat.
Ujungnya, Dandelion++ pun bisa dilakukan dan diimplementasikan dengan cukup baik di Zcoin. Penyiaran transaksi dengan Dandelion++ dilakukan secara privat hanya pada satu node saja. Node yang menerima informasi rahasia tersebut, dapat menentukan untuk meneruskan informasi pada node lain atau tidak. Propagasi transaksi itupun menjadi bersifat lebih privat, tidak dapat diprediksi ataupun dilacak.
Karena implementasi Dandelion di Zcoin sudah diterapkan di dalam protokolnya melalui Dandelion++ sejak bulan September lalu, maka Zcoin privasi pun sudah didapat meski tanpa menggunakan TOR ataupun VPN.