Bukti Kepalsuan Blockchain Onecoin – Genesis Block Palsu Ala Onecoin
Bukti Kepalsuan Blockchain Onecoin. Blockchain adalah bagian vital dari sebuah cryptocurrency. Di dalam cryptocurrency, blockchain menyimpan seluruh data transaksi dari awal hingga di masa mendatang. Menariknya, database yang telah tersimpan tersebut bersifat temper proof atau tidak dapat dimanipulasi.
Transaksi-transaksi yang terjadi, disimpan dalam block-block yang saling bertautan satu dengan lainnya. Satu block dengan block lainnya, akan menyusun kesejarahan transaksi hingga menuju ke ujung block yang paling awal.
Block yang menjadi ujung pangkal dan awal dalam blockhcain di dalam bitcoin disebut dengan Genesis Block. Karena hal tersebutlah, validitas kesejarahan transaksi tersebut menjadi lebih aman, dan temper proof.
Sementara itu, blockchain versi Onecoin sudah banyak diketahui sebagai palsu belaka. Mereka hanya menggunakan akal-akalan saja untuk berusaha menunjukkan bahwa mereka benar-benar mempunyai blockchain didalamnya.
Namun, tentu saja jika hal tersebut bukanlah sekedar berdasarkan asumsi semata. Ada banyak bukti yang dapat menunjukkan fakta sebenarnya. Bahwa Onecoin bukanlah sebuah cryptocurrency, lantaran tidak ada satupun bukti atas kepemilikan blockchain didalam sistem mereka. Mari kita telusuri bukti tersebut.
Peluncuran Blockchain versi baru di Bangkok 1 Oktober 2016
Sebelumnya, pada 11 Juni Ruja dalam postingnya menyatakan bahwa Onecoin membutuhkan supply lebih banyak. Sehingga hal ini membutuhkannya harus melaunching blockchain versi baru (berdasarkan pemahaman Ruja).
Di dalam kacamata dunia riil cryptocurrency, total supply koin, tentu telah dibakukan dalam protokol software core crypto tersebut. Sehingga konsensus dapat berjalan dan sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan. Perubahan mengenai total supply tentu akan mengakibatkan perubahan mendasar pada hampir seluruh aturan yang saling terkait.
Perubahan mendasar yang berelasi dengan banyak hal dan berimplikasi adanya perubahan besar disebut dengan Hard Fork. Dari sisi ini saja, kita tentu dapat melihat kapasitas pemahaman Ruja Ignatova yang mengklaim dirinya sebagai sosok pakar Cryptocurrency yang sebenarnya hanyalan bualan semata. Penggunaan istilah peluncuran blockchain versi terbaru tersebut sudah menunjukkan hal yang cukup aneh dalam dunia cryptocurrency.
Pada akhirnya, Onecoin memutuskan untuk menambah total supply hingga mencapai 120 milliar koin. Dalam hal ini, menjunjukkan juga bahwa sebenarnya sifat cryptocurrency cenderung membatasi jumlah total supplynya. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan.
Pembatasan total supply penciptaan koin di dalam cryptocurrency, didasari untuk mendekatkan kepada sifat emas. Seperti yang kita ketahui, emas jumlahnya juga terbatas, dan pada suatu waktu akan habis seluruhnya ditambang.
Dengan pembatasan total supply maka dapat memberikan keuntungan tersendiri. Dalam ekonomi cryptocurrency seperti Bitcoin, hal itu membuatnya lebih tahan akan terjadinya inflasi. Sekarang coba dilihat fakta terbalik yang disuguhkan oleh Onecoin, mereka justru menambah total supply mereka. Jika mereka benar-benar cryptocurrency, maka hal itu akan menimbulkan gejolak di pasar. Resikonya tentu ada pump total supply yang berakibat penurunan nilai jual karena jumlah pasokan di pasar melimpah.
Namun seperti yang banyak diketahui dalam skema piramida, bagaimanapun pasti akan membutuhkan perputaran arus uang yang lebih besar hingga pada suatu saat tidak cukup lagi dapat memenuhinya dan berujung hingga kolap.
Dalam hal ini, Onecoin berusaha untuk tetap menarik korban baru yang lebih besar, sehingga ada pemasukan dana yang lebih besar lagi, dengan harapan roda skema Ponzi ini akan tetap terus berjalan. Salah satunya dalam moment tersebut adalah dengan membuat program double koin seluruh membernya pada saat peluncuran blockchain versi baru mereka.
Pada saat peluncuran tersebut, Ruja mengatakan bahwa disaksikan proses penambangan block pertama secara live. Dari sumber rekaman video yang sempat terekam, menunjukkan waktu pada pukul 4:30. Rekaman video tersebut dapat dilihat disini Youtube menit 20:15.
Ruja, juga menyatakan pada saat block pertama ditambang, sekaligus juga seluruh jumlah koin akan digandakan (double). Sementara yang Nampak dalam rekaman ini, Youtube menit 22:25, Ruja menyatakan penambangan block pertama menunjukkan 1 986 580 000 koin yang telah ditambang.
Jika memang penambangan tersebut benar-benar dilakukan, maka dalam blockchain tentu akan mencatat waktu yang sesuai. Terlebih pada momen tersebut dilakukan secara live. Jika pada acara itu diselenggarakan di Bangkok, maka dalam timestamp Onecoin yang seluruh transaksinya berdasarkan GMT/UMT, maka hasil pencocokan waktu di timeanddate.com untuk wilayah Bangkok, maka akan menunjukkan pukul 09:30 AM GMT/UTC. Penunjuk waktu berdasarkan GMT/UTC inilah yang semestinya ditampilkan secara tepat dan tidak mungkin meleset dalam pencatatan Blockchain. Atau paling tidak, selisih waktu tidak akan berbeda jauh, mungkin hanya sekitar 1-2 menit saja.
Dari hasil penelusuran di sebuah blog menunjukkan, bahwa pada block #0 timestamp yang tercatat ternyata sesuai, meskipun masih dalam dashboard yang lama (belum di update pasca moment tersebut). Penelusuran block #0 tersebut menggunakan sebuah plugin bernama Selenium IDE di browser Firefox. Sehingga asumsinya, penelusuran block #0 tersebut benar dan tepat. Namun, mari kita lihat lebih jauh.
Block #0
Pembahasan:
Pada pertambangan block #0 tersebut, terikat pada kondisi berikut:
- Koin double pada seluruh member
- Total Output dengan jumlah 1 968 580 000,00000000 yang berhasil ditambang hanya terdapat satu transaksi saja (lihat output address di bawah).
- Seharusnya pada output address tersebut di block #0, terdapat seluruh output address kepada semua member Onecoin. Karena pada block tersebut, sekaligus juga seluruh koin digandakan. Jadi, pada block #0 harusnya juga mencatat output address kepada seluruh membernya. Tidak hanya ada satu transaksi saja.
- Pada timestamp yang tercatat di dashboard yang lama, masih sesuai, namun setelah migrasi, terjadi lonjakan berbedaan waktu yang cukup jauh, yakni 01-01-2016 00:00:01. Artinya itu sudah tercatat 9,5 jam lebih awal. Lihat perbedaannya dibawah.
Kesimpulan dari hasil penelurusan dalam mencari bukti kepalsuan blockchain onecoin hal ini adalah, bagaimana bisa dapat dikatakan sebagai sebuah cryptocurrency, jika blockhain tersebut terdapat begitu banyak hal yang sekedar asal-asalan saja. Genesis Block, menjadi tolak ukur validitas block-block setelahnya. Artinya, jika genesis Block saja tidak valid, maka seluruh block selanjutnya juga tidak valid. Sehingga, secara keseluruhan blockchain Onecoin hanyalah omong kosong belaka.
Gambar dan sumber analisa: onecoinlifefacts