Menilik Bagaimana Penggunaan Bitcoin di China
Bitcoin di China. Pada saat ini, China telah menggeser posisi Amerika serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Begitupun juga dalam dunia Bitcoin. Bitcoin di daratan China cukup populer. Di negeri China cukup banyak penambang Bitcoin, banyak para spekulan Bitcoin, dan juga banyak permintaan maupun penawaran Bitcoin di China. Daratan China menjadi bagian penting dalam dunia Bitcoin.
Bobby Lee, CEO dari BTCC, perusahaan perdagangan Bitcoin pertama dan terbesar di China memberikan pernyataan seperti yang telah ditulis di Techinasia. Ia mengatakan bahwa penggunaan Bitcoin di China mungkin tidak banyak dilakukan di negara lain. Di China sudah memiliki infrastruktur ePayments yang canggih seperti wallet WeChat dan Alipay.
Pengguna Bitcoin di China tidak menggunakan mata uang digital tersebut untuk bertransaksi dalam kehidupan keseharian mereka. Namun mereka menggunakan mata uang tersebut sebagai aktifitas yang tidak banyak dilakukan masyarakat secara umum. Seperti berinvestasi maupun untuk konversi mata uang.
China memilliki beberapa karakteristik yang menjadikan penggunaan Bitcoin di China jadi cukup menarik. Terutama bagi para pendukung mata uang digital. Mata uang kertas sulit untuk bisa dipertukarkan dengan mata uang lainnya. Bobby Lee beranggapan bahwa, hal itu menjadikan warga umum sulit untuk bisa berinvestasi. Sedangkan masyarakat sudah jadi cukup nyaman menggunakan platform pembayaran digital.
Sedangkan dalam hal pertambangan Bitcoin, pertambangan Bitcoin di China juga cukup besar. Sejumlah pertambangan besar Bitcoin dilakukan didalam negeri China. Sebut saja salah satu pertambangan besar di propinsi Liaoning, China. Penelusuran ke lokasi pertambangan Bitcoin banyak beredar di youtube setahun lalu, yang dilakukan oleh tim dari motherboard.vice.com tahun 2015 lalu.
Dari laporan situs motherboard.vice.com tersebut, diketahui bahwa pemilik pertambangan tersebut adalah empat orang yang saling bekerja sama. Bahkan, yang mereka kunjungi adalah satu dari enam lokasi pertambangan yang juga milik keempat orang tersebut. Dalam sebulan, pertambangan tersebut mampu menghasilkan kurang lebih 4.050 Bitcoin.
Biaya Listrik Yang Murah
Biaya Listrik di China lebih murah dibandingkan beberapa negara lain seperti USA, Rusia, UK, Jepang, Australia, Jerman dan juga Denmark. Karena biaya yang murah tersebutlah yang menjadikan daratan China menjadi surga para penambang Bitcoin.
Dari data biaya listrik yang diperoleh dari International Energy Agency (IEA) dan US Energy Information Administration (EIA) tahun 2011, harga rata-rata listrik di China kurang lebih 8 sen/kWh. Sedangkan harga listrik di Amerika pada tahun yang sama adalah 12 sen/kWh. Dari sini bisa dilihat, bahwa harga listrik tersebut juga mempunyai pengaruh. Dan bisa diambil kesimpulan bahwa dari sisi biaya listrik tersebut, para penambang Bitcoin di China lebih diuntungkan.
Sementara dalam hal volume perdagangan bitcoin, pada salah satu artikel yang dimuat di CNBC disebutkan bahwa volume perdagangan Bitcoin kurang lebih 80 persen didominasi oleh Yuan. Sementara Dolar Amerika pada posisi kedua. Dan dilanjutkan oleh Euro di posisi ketiga.
Sikap Pemangku Kebijakan
Di tahun 2014, pihak berwenang China mengambil sikap yang bisa dibilang cukup aneh berkenaan dengan Bitcoin. Pada tahun tersebut, Bank Rakyat China melarang lembaga keuangan untuk terlibat dalam kegiatan perdagangan mata uang digital. Namun, tidak secara langsung menunjuk dan melarang dengan menggunakan kata “Cryptocurrency”.
Waktu itu, Bank Rakyat China menganggap bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai yang nyata. Salain itu, menganggap bahwa Bitcoin tidak memiliki perlindungan hukum. Selanjutnya Bank Rakyat China juga melarang perusahaan maupun exchanger yang menangani pertukaran Bitcoin.
Pernyataan Bank Rakyat China tersebut selanjutnya berimplikasi pada turunnya harga Bitcoin. Banyak kekhawatiran akan adanya tindakan keras terhadap penggunaan Bitcoin di China. Bahkan BTCC pada saat itu sempat menghentikan deposito Yuan dari rekening China Merchants Bank untuk lebih bisa menjamin keamanan dana klien.
Sementara pada bulan Januari 2016 lalu, Bank sentral China mengatakan bahwa pihak bank sentral sedang mempelajari potensi untuk membuat mata uang digital sendiri. Dan berniat untuk untuk mengeluarkan mata uang digital tersebut sesegera mungkin. Mereka beranggapan dengan adanya sistem pembayaran alternatif akan bisa meningkatkan efisiensi transaksi keuangan secara global.
Dituliskan oleh blommberg, bahwa Bank Rakyat China telah melakukan penelitian tentang mata uang digital sejak tahun 2014. Bank Rakyat China juga telah mendirikan sebuah tim riset khusus untuk mempelajari mata uang digital untuk selanjutnya mengembangkannya pada sebuah aplikasi digital.
Banyak Produsen ASIC
Sebelumnya disebutkan bahwa China menjadi angin surga bagi para penambang Bitcoin. Karena ada sebuah elemen menguntungkan dibalik biaya listrik yang lebih murah. Disamping itu, ada sebuah elemen pendukung lain yang membuat kondisi penggunaan Bitcoin di China menjadi lebih kondusif.
Elemen tersebut adalah karena di China banyak produsen ASIC. Beberapa produsen ASIC yang ada di China seperti ZeusMiner, Gridseed, dan juga Rockminer. ASIC miner pabrikan mereka juga sudah cukup dikenal oleh kalangan penambang Bitcoin.
Terbangun Ekosistem Yang Kondusif
Melanjutkan menilik penggunaan Bitcoin di China, masyarakat Bitcoin di daratan ini sudah tercipta ekosistem yang kondusif. Ada sejumlah kerjasama baik antara perusahaan dan pengguna Bitcoin secara individu.
Sementara itu, pada sebuah artikel yang ditulis di Coindesk, digambarkan bagaimana kerjasama antara beberapa perusahaan pertambangan Bitcoin di China. Aliansi kerjasama tersebut terbentuk melalui sebuah konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan pertambangan. Tujuannya, agar bisa tercipta kompetisi dengan cara kerja yang lebih transparan. Terutama dalam hal transparansi sumber pembayaran pada cloud mining.
Aliansi tersebut berkomitmen untuk lebih transparan di masa-masa selanjutnya. Serta membuka secara publik kepada pelanggan, dan menunjukkan ke semua orang bahwa aliansi tersebut benar-benar mempunyai daya hashing pada cloud hashingnya. Bisa dikatakan, bahwa kerjasama antar perusahaan yang saling bersaing ini tentu menjadi pemandangan yang langka di China.