Bagaimana mungkin bisa hanya altcoin lelucon, namun bernilai dua kali lipat Standard Chartered. Bahkan nilainya hampir tiga kali lipat Credit Suisse. Doge coin bahkan saat ini bertengger di posisi 4 teratas. Ini pasti lelucon.
Jika anda belum pernah mengerti Doge Coin, memang sepenuhnya lelucon. Bagaimana dengan meroketnya harga Doge Coin? Mengutip salah satu kata bijak Aristoteles, “Para dewa juga menyukai lelucon”. Jelas, dewa kripto pun tentu menyukai Doge Coin. Masuk akal? Kami rasa tidak. 😀
Bicara soal lelucon, Doge Coin memang dibuat atas dasar lelucon saja, tidak ada konsep. Atau memang, lelucon itu adalah konsepnya. Berdasarkan hasil analisis Karim Helmy dari Galaxy Digital Research yang dipublikasikan 4 Maret lalu, menyebut bahwa Doge Coin akan selalu menjadi sebuah lelucon, dan akan selalu seperti itu.
Lelucon Doge Coin memang tidak dibuat-buat. Bahkan tidak berpura-pura menjadi mata uang digital yang paling menyenangkan di dunia. Menurut Karim, justru Doge Coin memiliki daya tarik berupa kejujuran itu.
Sejak pertama kali dirilis pada tahun 2013 silam, Doge Coin juga diluncurkan secara jujur. Tanpa ICO, tanpa pre-mine, salah satu altcoin tertua, lebih tua ketimbang Ethereum, bahkan pendirinya, Jackson Palmer juga menghilang, sama tapi tak serupa dengan menghilangnya Satoshi Nakamoto. Di sisi lain, salah satu pendiri Selain Jackson Palmer, juga memakai nama samaran mirip Satoshi, yakni Shibetoshi Nakamoto. Kata “Shibe”, diambil dari nama anjing asal Jepang, “Shiba Inu“.
Lelucon Doge Coin ini, kemudian banyak dinilai memberikan ejekan untuk Bitcoin. Sementara disisi lain, bisa jadi memberikan apresiasi pula kepada Satoshi Nakamoto. Tapi siapa yang tahu?
Popularitas dan diiringi dengan meroketnya harga Doge Coin, mungkin sebuah lelucon yang sama. Beberapa kelemahan Doge Coin secara teknis, jenis Altcoin bergambar anjing Jepang ini juga tidak punya pengembangan. Tidak punya devisi pemasaran, tidak seperti proyek-proyek Altcoin pada umumnya.
Doge juga tidak punya potensi di masa depan, jika dilihat dari kapabilitasnya. Pasalnya spesifikasi teknisnya memang tidak punya kelebihan. Belum lagi jumlah node di jaringan Doge tidaklah banyak, sering juga node mengalami kesulitan di dalam jaringan.
Source Code Doge Coin, berasal dari forking Luckycoin, salah satu varian Altcoin yang pernah muncul sebelum Doge. Sementara Luckycoin sendiri adalah hasil forking dari Junkcoin. Nah, belum usai. Source code Junkcoin sendiri berasal dari Litecoin. Sedangkan Litecoin, berasal dari source code Bitcoin. Sudah terlihat leluconnya?
Di masa-masa itu, turunan source code Bitcoin memang banyak dipakai menjadi jenis-jenis baru Altcoin. Sebenarnya hal ini pun bisa dinilai sebagai sebuah kewajaran, di masa itu. Namun, umumnya pengembang akan memberikan corak tersendiri. Menambahkan beberapa hal sebagai pembeda, berinovasi baru dengan fitur-fitur baru yang belum muncul sebelumnya. Namun tidak dengan Doge.
Belum lagi, total supply Doge Coin adalah tak terbatas. Dua frase dalam logo Doge Coin pun tertulis, “Very Currency, Much Coin”. Logo Doge sendiri memang adalah lelucon. Kata “Doge” adalah sebuah meme populer yang banyak muncul di Internet saat itu. Namun, dalam hal total supply, Doge juga tidak berpura-pura. Frase “Much Coin” di logo menjelaskan bahwa supply Doge tidak terbatas.
Namun lihatlah chart Doge Coin di bawah ini:
Doge Coin berubah menjadi cryptocurrency dengan pertumbuhan yang paling besar. Saat ini harga doge mencapai Rp. 9.710. Dalam dua puluh empat jam terakhir Doge masih perkasa, naik 54,13%. Padahal jumlah supply Doge yang sudah beredar telah mencapai 129,4 milyar. Ini pasti lelucon.
Lalu apakah menjulangnya harga Doge dikarenakan ciutan Elon Musk saja? Mungkin, namun Doge sendiri sebetulnya memiliki ekosistem komunitas pengguna yang tidak kalah saing. Bagi spekulan, dengan harga yang saat itu relatif sekian digit dibelakang koma, akan memberikan keuntungan yang berlipat-lipat.
Dengan harga yang rendah saat itu, menjadi harga yang paling mudah dijangkau oleh siapapun. Satu keunggulan lain, bahwa Doge adalah proyek altcoin lama, salah satu altcoin tertua. Performa dan daya tahan komunitas altcoin tertua, kerap menjadi pertimbangan tersendiri bagi pengguna kripto, terutama spekulan. Elon Musk kemudian menjadi momentum.
Belakangan Elon Musk lantas dijuluki sebagai CEO Doge Coin. Padahal, pendiri doge sendiri menghilang. Ini pasti lelucon. Walau bagaimanapun, lelucon Doge adalah lelucon yang paling dahsyat. Lelucon ditujukan kepada siapa? Bitcoin? Mata uang fiat? Maraknya ribuan jenis Altcoin, token, NFT saat ini? Atau pada situasi perekonomian global yang sulit bernafas ditengah pandemi Covid 19? Sungguh, ini adalah lelucon paling mahsyur. Tak heran Aristoteles pernah berkata, “Para dewa juga menyukai lelucon”.