Sejak pertama kali berdiri di tahun 2015, kini Chainalysis lebih dekat dengan agen Pemerintah. Awalnya, perusahaan Chainalysis menjadi sebuah perusahaan analitik cryptocurrency. Terkait dengan analitik transaksi untuk tindak kriminal atau transaksi gelap dalam dunia kripto seperti Bitcoin dan yang lainnya.
Pada masa awal sejak dirilis tahun 2015, Chainalysis sudah menjalin kontrak dengan FBI. Belakangan, tidak hanya FBI saja yang telah menjalin kontrak dengan perusahaan analitik blockchain dari Chainalysis. Ada sejumlah agensi keamanan lain seperti Angkatan Udara AS, Devisi Cyber IRS, DEA (Drug Enforcement Agency), FinCEN, EUROPOLL, Immigration and Custom Enforcement (ICE), CFTC (Commodity Futures Trading Commission), SEC, Fiscal SVC, Secret Services AS (USSS), maupun Transportation Security Administration (TS).
Cukup menarik ketika membaca informasi yang berawal dari tulisan Danny Nelson melalui Coindesk (10/2/2020). Dalam tulisannya tersebut, sekian banyak pihak agensi pemerintah pada dasarnya hanya membeli hasil analitik data. Namun memang masih terkesan cukup tidak jelas.
Dari sekian banyak kontrak dengan agensi pemerintah kepada Chainalysis, hanya ada 29 kontrak yang menyatakan untuk membeli lisensi produk. Sementara 5 kontrak lainnya dengan deskripsi membeli perangkat lunak bernama “Reaktor” dari Chainalysis. Sedangkan sisanya masih tidak jelas. Misalnya saja, dalam tulisan tersebut memberikan sample kontrak Angkatan Udara AS bernilai USD 110 ribu untuk “Transaksi Cryptocurrency Bitcoin”.
Chainalysis Dan Kontrak Jutaan Dolar Dengan Agensi Pemerintah
Segmentasi perusahaan analitik kripto seperti Cahainalysis pada akhirnya juga menjadi monkey business gaya baru. Faktanya, dari dana yang mengalir untuk Chainalysis sudah bernilai jutaan dolar dari berbagai agensi pemerintah.
Data yang berhasil dihimpun adalah berasal dari setoran pajak pihak-pihak agensi pemerintah terkait. Dari data setoran pajak itu, Agensi Federal AS sudah mengeluarkan dana sekitar USD 10 juta. Data itupun berasal ketika pertama kali menjalin kontrak dengan Chainalysis di tahun 2015 silam.
Kurang lebihnya ada 82 kontrak dari pihak agen pemerintah. Terkait dengan perpanjangan kontrak, dana tambahan dan lain-lain, kurang lebihnya Chainalysis sudah berhasil menghimpun dana sebesar USD 14 juta dari agensi itu. Jika dirupiahkan, adalah sekitar Rp 191,7 milyar.
Data yang berhasil dihimpun melalui Coindesk, misalnya dari pengeluaran IRS saja, sudah bernilai USD 1,6 juta per tahun. Atau sekitar Rp. 26,9 milyar lebih. Angka tersebut berlaku hanya untuk satu kali kontrak. Pengeluaran total IRS kepada Chainalysis, kemungkinan mencapai USD 3,3 juta. Jika dirupiahkan sebesar Rp. 45,1 milyar lebih.
Perusahaan Analitik Cryptocurrency, Menjadi Money Business Baru?
Perusahaan analitik cryptocurrency seperti Chainalysis bukanlah satu-satunya. Sudah muncul beragam perusahaan analitik cryptocurrency serupa. Di tahun 2016 silam misalnya, ada perusahaan anallitik cryptocurrency bernama Elliptic.
Analitik cryptocurrency dari Elliptic ini memiliki piranti bernama “The Bitcoin Big Bang”. Secara umum, segmentasinya sama untuk memberikan data analitik transaksi-transaksi yang dianggap berpotensi menjadi transaksi gelap. Seperti transaksi untuk pencucian uang, dark web, pendanaan teroris dan lain-lain. Fitur semacam ini dipercaya cukup membantu pihak penegak hukum dalam menelusuri jejak transaksi berbasis kripto di dalam blockchain.
Analitik cryptocurrency dari Chainalysis mungkin menjadi yang pertama untuk perusahaan analitik berkaitan dengan penelusuran transaksi di dalam blockchain. Namun jauh sebelum itu, Chainalysis bukan hal yang baru lagi jika melihat pada perusahaan seperti Palantir. Di perusahaan Palantir ini, adalah perusahaan analisis data yang sama memberikan pelayanan untuk pemerintah.