Berdasarkan index data Baidu, pencarian kata “Bitcoin” meningkat pesat selama 30 hari terakhir. Peningkatan angka pencarian tersebut naik hingga 183% menjadi 43.891. Sementara untuk pencarian dengan kata blockchain juga naik signifikan sebesar 28% menjadi 6.066 dalam 30 hari terakhir.
Informasi tersebut diposting melalui Shenliancaijing kemarin (21/3/2020). Meski demikian, untuk pencarian dengan kata Ethereum masih berkutat di angka 5.068. Padahal tingkat penggunaan ponsel pintar sudah naik 212% dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan minat masyarakat ini banyak terkait dengan situasi sebaran wabah virus Corona Convid 19. Kenyataan yang ada saat ini mungkin telah banyak mendorong banyak orang untuk lebih berminat mencari tau bagaimana membeli bitcoin.
Hal yang sama juga terjadi di Italia dalam kondisi lockdown. Platform Hype mendapat lonjakan peminat hingga memperoleh 1,2 juta pengguna dalam kondisi merebaknya virus corona. Dengan kondisi masyarakat yang lebih banyak di rumah, akses informasi melalui gadget dan kebutuhan untuk mengelola finansial alternatif menjadi meningkat.
Dalam hal ini, Bitcoin dan cryptocurrency mungkin dianggap sebagai alternatif yang terbaik. Jika melihat konsep yang ditawarkan Hype di Italia, platform ini juga tidak ribet dengan KYC. Pengguna tidak harus membebani persyaratan ribet untuk pengguna dengan KYC.
Indikasi lain juga ditunjukkan dalam tren Google seperti yang diposting di forum Reddit. Dalam posting tersebut, komparasi tren antara “beli bitcoin” dengan “jual bitcoin” lebih banyak pencarian untuk beli bitcoin yang meningkat lebih pesat selama 12 bulan terakhir.
Jika dibandingkan antara Bitcoin dengan ethereum melalui trend Google, Bitcoin jauh lebih dominan meningkat dibandingkan ethereum.
Harga bitcoin saat ini berkisar sekitar USD 6.249 atau sekitar Rp. 98 juta per BTC. Sementara di beberapa bursa kripto Indonesia, 1 BTC diperdagangkan kurang lebih antara Rp. 100 – 102 juta per BTC. Sementara untuk momentum halving Bitcoin tersisa 51 hari ke depan.
Momentum halving Bitcoin 2020 mendatang, pada awalnya sudah dinilai akan cukup berbeda dibandingkan dengan beberapa periode sebelumnya. Namun di tengah situasi yang cukup sulit dengan peta perekonomian secara global yang sulit, dorongan untuk penggunaan mata uang alternatif seperti Bitcoin bisa menjadi pemicu utama terbesar.