Siapa sangka, bahwa Bitcoin juga telah menjadi inspirasi dalam berbagai macam hal, tak ubahnya juga tas backpack Bitcoin. Tas Backpack Bitcoin ini dibuat oleh produsen tas backpack dan aksesoris Sprayground.
Sprayground sendiri merupakan sebuah perusahaan yang mulai berdiri sejak tahun 2010 oleh David Ben Davind dan Eddie Shabot. Latar belakangnya karena mereka berdua melihat desain tas ransel (backpack) selama ini cukup konvensional dan kuno. Atas dasar itulah kemudian Sprayground hadir dengan membawa slogan “Hello My Name is Backpack”.
Perusahaan Sprayground pun berlanjut dan berkembang. Di tahun 2018, perusahaan ini telah melebarkan sayapnya sampai ke Jepang, Italia, Dubai, dan juga Cina. Sekian banyak produk tas ransel yang dibikin memang cukup inovatif.
Tas Backpack Bitcoin ala Sprayground
Desain logo Bitcoin yang menjadi inspirasi Sprayground ini baru diketahui ketika akun twitter BitcoinArtGallery memposting bahwa tas ttersebut telah terjual seharga USD 70. Harga tas ransel bitcoin itu berkisar kurang lebih Rp. 996.485 di kurs saat ini.
Ukuran tas ransel Bitcoin yang dibuat itu sama seperti produk-produk lainnya, yakni 18”x6”x11,5”. Pada ransel itu, bagian depan dapat digunakan untuk membawa laptop, dan bahan yang digunakan menggunakan bahan kain yang anti air. Sayangnya, anda yang berminat tidak bisa lagi punya kesempatan, lantaran desain khusus tas ransel bitcoin itu sudah terjual.
Bitcoin Sudah Lama Menjadi Inspirator Karya Seni
Diakui atau tidak, sudah cukup banyak karya seni yang muncul dengan Bitcoin sebagai inspirasi utamanya. Mulai dari seni lukis, kesusastraan, musik, digital art dan juga karya-karya seni dalam bentuk lainnya.
Bitcoin tidak bisa dilepaskan dengan kenyataan akan kemajuan teknologi. Sedangkan kemajuan teknologi ini juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peradaban manusia.
Kajian akan titik temu antara Bitcoin dan seni, selaras dengan pendapat yang pernah dilontarkan oleh Hospera di tahun 1967 tentang seni. Menurutnya, seni bisa disebut sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia, meski bukan berasal dari hasil kegiatan alamiah manusia.
Dalam arti yang lebih luas, obyek seni bisa memainkan peran sebagai sebuah instrumen pengalaman manusianya. Obyek seni pun memunculkan kategori “Fine art”. Meski demikian, satu kategori lain, bahwa seni juga mulai dilihat dari sisi manfaat, tidak hanya sebagai sebuah konsep fine art semata (John Dewey, 1981).
Relasinya dengan perkembangan teknologi, kemudian mulai cukup drastis berubah setelah munculnya seni fotografi. Sejak saat itu, teknologi juga memegang peranan penting dalam aspek perkembangan budaya manusianya.
Di dalam komunitas Bitcoin sendiri, sudah bermunculan lapisan-lapisan komunitas seni bitcoin. Sebagian besar dari komunitas inipun kerap mengadakan agenda rutin untuk saling bertukar pikiran akan karya-karya seni bertemakan Bitcoin.
Sebut saja agenda simposium Creative Tech Week yang pernah pada bulan Mei 2018 di New York. Pada kesempatan itu, mempertemukan cukup banyak pihak, baik dari seniman, kurator, pengusaha, maupun startup-startup lain terhadap perkembangan kreativitas dan dunia seni.