Salah satu anggota parlemen, Carlitos Rejala, siap untuk membawa bitcoin ke legislasi Paraguay. Rencana ini dilakukan dengan membuat Rancangan Undang-Undang bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran pada bulan Juli mendatang.
Jika rencana itu berhasil, maka Paraguay akan menjadi negara kedua setelah El Salvador, yang mengakui bitcoin sebagai mata uang secara resmi. Meski begitu, dari RUU yang akan diajukan masih belum bisa diketahui apakah Paraguay akan menjadikan sebagai mata uang resmi atau tidak.
Rejana memang salah satu anggota parlemen yang pro dengan Bitcoin. Dirinya bahkan juga ikut mengganti foto profil sosial medianya dengan mata laser, seperti yang banyak dilakukan pengguna bitcoin lain.
Sejauh ini, Rejala juga sudah mendapat dukungan dari beberapa pihak. Wacana tersebut kemudian diterima dengan baik di American University of Paraguay. Rejala menyebut Universitas itu bakal mulai menerima Bitcoin dan beberapa cryptocurrency lain untuk membayar kuliahnya per 1 Agustus 2021 mendatang.
Universitas tersebut adalah salah satu pusat pendidikan bergengsi di Paraguay. Telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Teknis penerimaan pembayaran kuliah dengan bitcoin itu masih belum dirinci dengan jelas. Misalnya apakah akan dilikuidasi langsung, atau masih terus akan tersimpan dalam bentuk bitcoin.
Lahkah yang diambil pihak Universitas menjadi batu loncatan bagaimana sikap institusi pendidikan menentukan cara pandang yang baru. Menurut Carlitos Rejala, langkah tersebut menjadi inovasi dan modernitas.
Tidak hanya di lingkup dunia pendidikan, Carlitos juga menyebut GrupoCinco, salah satu perusahaan hiburan di Paraguay, bakal siap menerima bitcoin sebagai alat pembayaran. Perusahaan itu dikabarkan memiliki 50.000 pelanggan per bulan, dengan 24 outlet.
Kabarnya, opsi pembayaran Bitcoin dalam rencana GrupoCinco tersebut sudah menggandeng sebuah perusahaan pertambangan lokal, Bitcoin.com.py, dikutip dari Coindesk (17/6/21). Selanjutnya pembayaran akan dilakukan menggunakan Lightning Network, jaringan petir bitcoin.
Sampai sejauh ini, Paraguay masih masih belum memiliki undang-undang spesifik untuk aset kripto. Sehingga Paraguay dan para pengguna juga masih memperlakukan cryptocurrency sebagai aset digital. Namun dengan adopsi GrupoCinco akan banyak memberikan dorongan kaum muda lain di Paraguay.
Santiago Sosa dari GrupoCinco menyebut bahwa 80% dari pelanggan yang ada adalah pemuda berusia 18 hingga 25 tahun. Sementara 60% komposisi penduduk Paraguay berusia dibawah 30 tahun. Paraguay punya peluang besar untuk inovasi baru.
“Kita bicara tentang pengusaha Paraguay terkemuka yang memiliki pengaruh besar untuk kaum muda. Ini sangat penting karena akan lebih mudah bagi rekan di parlemen dalam mendukung RUU tersebut, dan juga dukungan sosial di tingkat lokal,” terang Carlitos.