Salah satu penyebab bursa kripto hancur salah satunya telah disebutkan dalam artikel sebelumnya, yaitu karena kurangnya likuiditas. Di pasar keuangan tradisional, SEC mengamanatkan dengan adanya Regulasi Sistem Pasar Nasional, yang memastikan bahwa pedagang mendapatkan harga aset terbaik tanpa memperhatikan bursa tertentu. Hal ini nampak seperti menjadi sebuah garansi harga dalam ukuran investasi, sekaligus juga untuk memastikan bahwa semua orang dapat berpartisipasi di di bursa perdagangan itu. Apalagi, karena semua bursa juga harus menawarkan harga yang sama. Mereka terpaksa bersaing dengan bursa lain dengan menawarkan biaya lebih rendah serta kecakapan teknologi yang lebih baik.
Alexander Kravets, mengurai opininya terkait beberapa penyebab bursa kripto hancur di dalam tulisannya. Beberapa penyebab itu adalah:
Teknologi usang di sebagian besar bursa kripto
Para investor baru umumnya akan mencoba mengerumuni bursa kripto. Para pendatang baru ini cukup banyak bertemu dengan sistem bursa-bursa yang memiliki fungsi situs web sederhana, dengan kapasitas teknologi yang usah. Akibatnya, fungsi dasar seperti mengubah harga atau ukuran pesanan menjadi cukup sulit. Mata uang kripto didasarkan pada kecepatan dan inovasi teknologi, sehingga pembatasan ini menghalangi kemampuan mereka untuk beroperasi secara efektif.
Hal ini bisa menjadi penyebab pasar kripto hancur. Karena teknologi yang ketinggalan jaman tidak hanya terkait dengan pengalaman investor. Pemicu Algoritma yang menghentikan perdagangan saat ayunan harga dramatis mendistorsi pasar menjadi tidak tercukupi atau tidak ada di bursa kripto itu.
CNBC melaporkan bahwa tidak seperti bursa saham AS yang terdistribusi, bursa mata uang kripto tidak diharuskan memiliki pemutus arus untuk menghentikan perdagangan selama ayunan harganya menjadi cukup liar. Bahkan selama pertumbuhan yang luar biasa tahun ini, Bitcoin telah memiliki empat kasus berbeda dari harganya yang turun sebesar 50 persen atau lebih. Hal ini relatif umum terjadi di bursa-bursa kripto, sehingga kurangnya mekanisme ini sangat bermasalah.
Perilaku buruk
Tidak adanya pengawasan peraturan dan keterbatasan teknologi yang cukup banyak terjadi membuat pertukaran kripto menjadi sasaran empuk bagi pelaku untuk bertindak jahat. Pedagang dengan kantong tebal dapat memanipulasi pasar kripto, lalu membuat kesan luar biasa pada nilai kripto yang tersembunyi. Satu upaya yang cukup banyak dikenal sebagai “spoofing”, memungkinkan pedagang untuk menempatkan pesanan beli atau jual di atas atau di bawah nilai pasar dengan harapan dapat memanipulasi harga mata uang di kedua arah bursa yang berbeda.