Tentu saja yang dimaksud dari istilah mainstream di sini bukanlah telah banyaknya pengguna yang memiliki, menghasilkan dan menggunakan bitcoin. Melainkan bahwa inilah saatnya menjadi kesadaran global, membuka dialog yang lebih meluas tentang bitcoin, meski tidak otomatis mereka menjadi pengguna atau pengadopsi bitcoin. Hal ini membuka beragam kemungkinan, baik positif maupun negatif.
Seiring harga aset kripto telah naik drastis tak terkontrol pada bulan terakhir ini, membuat seluruh dunia mulai berbicara tentang teknologi kripto dan kripto – di seputar meja makan, pesta liburan, di ruang rapat, di konferensi perdagangan, dalam pertemuan pemerintah.
Michael J. Casey menganggap bahwa pada fase ini, bukanlah sebuah percakapan yang mendalam. Meski pengetahuan dan pemahaman banyak orang masih kurang, tapi orang mencengkeram rasa ingin tahu, dan itu bukan masalah kecil.
Perbincangan tentang bitcoin dan dunia kripto juga tidak bisa dipisahkan dari pelebaran keterlibatan institusi. Baik institusi besar maupun kecil. Berita-berita bisnis telah banyak menulis tentang bitcoin, sedangkan telah banyak juga situs web sekarang menampilkan “ticker” harga BTC di layar utama mereka di samping Dow Jones Industrials.
Bahkan di hampir di setiap hari, surat kabar maupun media-media online memuat artikel profil tinggi tentang pendekatan bitcoin, ICO dan desentralisasi untuk segala hal mulai dari pengelolaan wacana tentang blockchain, mulai dari media sosial hingga dunia pelayanan kesehatan.
Sementara itu, telah banyak perusahaan-perusahaan mapan lantas membentuk konsorsium penelitian yang melibatkan para suplier, vendor, pesaing, dan pengadopsi kripto baru mereka untuk menentukan protokol open-source masa depan industri mereka.
Institusi besar seperti Bank Dunia, IMF dan lembaga multilateral lainnya mendirikan laboratorium blockchain untuk tujuan pembangunan dan kemanusiaan. Bank-bank sentral mengeksplorasi prototipe mata uang digital yang dapat diprogram, meskipun, meski dikendalikan oleh pemerintah dan terpusat, bank-bank dapat mulai menciptakan persaingan global dengan model moneter yang baru berbasis blockchain.
Sementara itu, puluhan ribu pengusaha di lusinan negara berbeda meluncurkan ide-ide tepat sasaran yang bersifat disruptive, pada hampir semua pasar di muka bumi.
Distorsi yang muncul kemudian adalah, ketika dunia kripto mulai berujung pada dua sisi yang berbeda. Satu sisi tentang teknologi yang diusungnya melalui para kriptografer, sedangkan di sisi lain tentang bias para spekulan di wallstreet pada bursa-bursa kripto.
Hal ini tentu saja tidaklah dapat disebut dengan gejala pumping dan dumping market saja. Fakta yang ada memang makin banyak orang telah tertarik berinteraksi langsung di dalamnya. Tidak semua varian kripto yang ada saat benar-benar didasarkan pada teknologi blockchain yang benar-benar mampu teruji, bahkan banyak juga yang hanya memanfaatkan istilah blockchain. Hal ini lantas membuat perangkap pada banyak orang yang tidak mengetahui betul tentang dunia kripto. Telah cukup banyak dari orang awam yang menjadi korban hal ini.
Pertanyaan yang menggelitik selanjutnya adalah, apakah semua hal ini akan lebih cenderung menjadi peluang, untuk para interpreneur, untuk masyarakat, atau justru menjadi ancaman?
Jika kita melihat bagaimana teknologi internet pertamakali muncul, semua orang dimasa itu juga tidak akan pernah menyadari bahwa temuan itu akan menjadi seperti saat ini.
Yang mulai bisa kita lihat saat ini, bahwa dunia kripto memang tengah membentuk ekonomi baru yanh lebih transparan. Desentralisasi dunia kripto mengubah monopoli ekonomi yang selama ini telah dikontrol oleh institusi terpusat. Dan saat ini, kita sedang menyaksikan eranya cryptocurrency.