Konsep Merge Mining Cryptocurrency – Bagaimana Penggabungan Pertambangan Itu Dapat Dilakukan
Konsep Merge Mining. Sebelumnya, kita telah mengetahui apa dan bagaimana awal mula Altcoin muncul. Sekarang kita akan membahas bagaimana penggabungan pertambangan cryptocurrency itu dapat dilakukan. Istilah umum, penggabungan pertambangan ini disebut dengan Merge Mining.
Setelah Altcoin muncul dan mulai banyak dikenal, orang banyak melihat seakan ada interaksi antara Bitcoin dan Altcoin. Begitupun juga dengan efek dari adanya alternatif koin dari altcoin tersebut terhadap Bitcoin.
Pada tahun 2015, iklim pertambangan Bitcoin seakan terbagi konsentrasinya. Tidak sepenuhnya untuk Bitcoin lagi, melainkan mulai terbagi dengan pertambangan Altcoin. Di sejumlah power hash besar pertambangan misalnya, mulai juga merambah Altcoin.
Pada pool mining yang mempunyai power hash besar, tentu berpotensi untuk mendominasi Altcoin kecil, jika koin tersebut menggunakan SHA 256. Altcoin yang menggunakan SHA 256 banyak bermunculan di tahun 2015. Namun lambat laun, Scrypt muncul dan menjadi lebih popular. Disamping untuk menghindari dominasi pertambangan dan jaringan, juga berusaha untuk lebih resisten terhadap ASIC. Salah satu yang mempopulerkan Scrypt adalah Litecoin.
Dominasi jaringan, pernah terjadi pada CoiledCoin di tahun 2012. Saat itu, salah satu pool mining Bitcoin, Eligius hingga memutuskan bahwa CoiledCoin telah scam dan mempermalukan ekosistem cryptocurrency. Ditemukan banyak block kosong di rantai block. Akibatnya, ada serangan yang menghambat pengguna saat bertransaksi.
Jadi, pada dasarnya, penggabungan pertambangan cryptocurrency ini memang bias dilakukan. Penambang, dapat menemukan block saat menambang untuk Bitcoin maupun untuk Altcoin. Namun, itu tentu tidak dilakukan secara bersamaan untuk memecahkan puzzle pertambangan sekaligus. Penambang, melakukannya dengan cara membagi sumber daya pertambangan yang dimiliki. Membagi sumber daya tersebut untuk melakukan pertambangan Bitcoin dan juga Altcoin.
Merge Mining
Seperti yang disinggung di atas. Jika pada sebuah Altcoin disusun dari hasil forking source code Bitcoin secara langsung tanpa melakukan banyak modifikasi, tentu pertambangan altcoin tersebut menjadi ekslusif. Artinya, bahwa Altcoin tersebut juga menggunakan SHA 256, karena tidak banyak modifikasi atas source code itu. Sehingga penambang juga dapat menambang baik Bitcoin, ataupun juga Altcoin ini.
Di sisi lain, ada hal yang merugikan untuk altcoin baru tersebut. Karena sama menggunakan SHA256, maka membuat proses bootstrapping coin itu juga cukup sulit, jika menggunakan network yang ekslusif. Namun proses bootstrap altcoin dapat dipermudah jika menggunakan merge mining. Yang menyulitkan adalah karena ada potensi penguasaan power hashing, terutama dari penambang yang mempunyai daya besar. Lalu bagaimana bisa merge mining ini dapat dilakukan?
Hal ini berawal dari ide untuk merancang altcoin yang memungkinkan penambangan Block baru baik altcoin dan Bitcoin. Yang diperlukan adalah membuat block baru yang nantinya dapat mencakup transaksi antar keduanya. Yakni, baik transaksi Bitcoin dan juga Altcoin. Harapannya, transaksi di dalam block terseut, akan dapat berlaku dan diterima di kedua blockchain baik Bitcoin dan juga Altcoin.
Sampai disini, kita tentu mengingat bahwa perancangan altcoin cukup dapat dilakukan dengan forking source code Bitcoin. Sehingga untuk menuliskan set aturan itupun juga dapat sesuai dengan yang dikehendaki. Begitupun halnya saat menentukan set aturan yang berkaitan dengan block baru nantinya. Nah, bagian tersulitnya adalah, untuk dapat menempatkan transaksi altcoin itu pada block Bitcoin.
Mari kita review kembali pembahasan tentang Block Bitcoin pada bagian Cara Kerja Bitcoin. Pada pembahasan itu, kita kembali mengingat tentang bagaimana transaksi coinbase dapat dilakukan. Poin paling penting tentang transaksi coinbase itu adalah bahwa penambang, dapat menempatkan data arbitrary yang mereka inginkan.
Di dalam transaksi coinbase itu, ada scriptSig yang sebenarnya tidak mengandung arti yang spesifik, namun tetap dapat digunakan untuk menyimpan data arbitrary. Transaksi itu tentu tidak mempunyai output transaksi sebelumnya karena transaksi coinbase bukanlah transaksi pada umumnya. Melainkan transaksi khusus untuk pemberian reward atas penemuan block baru kepada para penambang.
Dengan arbitrary data yang dapat dimasukkan kedalam block baru itu, maka dapat juga digunakan untuk block Altcoin. Sehingga saat merge mining dilakukan, pertambangan nantinya melakukan penghitungan block Bitcoin yang mempunyai scriptsig Coinbase berisi pointer hash yang menunjuk pada block Altcoin.
Lantas apakah merge mining tersebut akan dapat berjalan dengan stabil? Bagaimana dengan tingkat kesulitan, timing rata-rata block yang dihasilkan antara masing-masing block baik Bitcoin dan Altcoin? Bagaimana juga dengan target block baru yang dapat diterima?
Pada dasarnya jaringan Altcoin tentang block, berjalan secara idependen dari jaringan Bitcoin. Antara target block baru dan tingkat kesulitan, juga secara idependen terpisah dari Bitcoin. Pada Altcoin, rata-rata timing penciptaan block baru, juga dapat menyesuaikan tiap 10 menit. Begitu juga pada target block yang harus terpenuhi.
Sedikit perbedaan antara target block Altcoin dan Bitcoin, biasanya target altcoin akan jauh lebih kecil / sedikit dibandingkan dengan target block Bitcoin. Terkait dengan tingkat kesulitan, bukan tidak mungkin juga altcoin disusun lebih sulit ketimbang Bitcoin. Nah, sampai disini kita dapat melihat gambaran bahwa ternyata merge mining dapat dilakukan.
Merge Mining Bagi Penambang
Merge mining mempunyai dampak ekonomi yang kuat berdasarkan skalabilitasnya. Penambang, tentu saja akan membutuhkan biaya yang sama berdasarkan power hashing mereka. Hal itu karena penambang hanya perlu untuk membagi saja power hashing mereka.
Sementara jika dilihat dari sisi penambangan Bitcoin, biaya yang dibutuhkan akan sebanding dengan daya listrik yang harus terpenuhi. Bisa dikatakan biaya penambangan altcoin akan memakan biaya yang lebih rendah.
Namun bagi penambang solo, merge mining ini bisa dikatakan tidak cukup menguntungkan, karena pendapatannya dapat berkurang. Hal itu tentu jika power hashing mereka telah dibagi untuk menambang altcoin. Sedangkan ditahun 2015, potensi hasil pertambangan Bitcoin masih jauh lebih besar jika dibandingkan dengan altcoin.
Sisi Keamanan Merge Mining
Meski merge mining diyakini mempermudah bootstrap, namun Altcoin perlu untuk meningkatkan ketahanan atas berbagai kemungkinan serangan yang muncul. Namun tetap saja, penyerang juga harus membutuhkan biaya yang besar untuk dapat menguasai jaringan itu.
Jika peristiwa yang terjadi pada CoiledCoin, peserta di pool mining Eligius bahkan tidak menyadari bahwa power hashing mereka digunakan untuk menguasai jaringan. Oleh karena itu, potensi ini tetap tidak bisa diabaikan. Terlebih, untuk Altcoin baru dengan SHA256 yang masih kecil.
Garis besarnya disini, meski merge mining dapat dijadikan sebagai pilihan yang mempermudah bootstrapping altcoin, namun disisi lain, ternyata juga berpotensi terjadi serangan. Terutama jika berkaitan dengan penguasaan jaringan pada ekosistem pertambangan altcoin.