Ketika Hardfork Bitcoin Terjadi – Hal Yang Patut Diketahui
Hardfork Bitcoin. Semua pengguna Bitcoin saat ini, tentu sudah banyak mendengar tentang kemungkinan terjadinya “Split Chain / forking” Bitcoin dalam waktu dekat. Kemungkinan terjadinya Hardfork ini, adalah imbas rentetan dari perdebatan skalabilitas bitcoin yang makin memanas semenjak beberapa waktu yang lalu.
Pada perdebatan tentang limit block bitcoin ini, ada dua usulan besar yang sama-sama berusaha untuk menambah ukuran limit block, yakni SegWit dan Bitcoin Unlimited. Perbedaan antara keduanya, sama-sama berujung pada kemungkinan untuk melakukan Hardfork. Implementasi SegWit, tentu cukuplah aman jika harus ditempuh dengan jalan Hardfork, begitupun juga dengan Bitcoin Unlimited.
Hanya saja, perbedaan antara kedua opsi tersebut, jika fitur SegWit diaktifkan, dianggap sebagai pintu pembuka jalur beberapa inovasi lain yang sangat memungkinkan dilakukan bitcoin. Inovasi tersebut seperti halnya penerapan Lightning Network, atapun juga dengan Sidechain yang mampu memperluas kapabilitas Bitcoin. Saat Sidechain diperkenalkan, banyak orang menyebutnya sebagai “Altcoin Killer”.
Apa itu Hardfork?
hardfork adalah perubahan set aturan yang cukup ekstrim dan harus dilakukan terhadap konsensus di dalam “core bitcoin”. Umumnya ketika hardfork dilakukan, membuat node yang belum memperbarui software perangkat didalam jaringan Bitcoin menjadi tidak bisa untuk validasi block baru. Hal ini karena terjadi perbedaan pendapat, antara node yang telah menggunakan konsensus protokol baru, dengan node yang belum memperbarui piranti inti Bitcoin (bitcoin core, perangkat lunak inti bitcoin).
Pada dasarnya apa yang terjadi dalam konteks ini disebut dengan “forking chain / chain split”. Artinya adalah potensi untuk memisahkan dari jaringan utama Bitcoin, dan menjadi varian baru lainnya (Altcoin). Namun pemahaman di dalam masyarakat umum tentang “forking chain” ini sudah terlanjur menyamakan dengan istilah “Hardfork”.
Kondisi itu, terjadi saat ini, ketika ada perbedaan pandangan antara Bitcoin Core dengan Bitcoin Unlimited. Jika node Bitcoin Core masih mengakui block baru yang valid adalah berukuran kurang dari 1mb, sedangkan node Bitcoin Unlimited menganggap valid block yang berukuran lebih dari 1 mb.
Kondisi perbedaan pandangan tentang konsensus block baru yang dianggap valid tersebut, jika terjadi secara berulang kali, maka tidak ada bedanya seperti halnya malicious attacker terhadap konsensus bitcoin. Artinya, jika pada satu chain (jaringan blockchain) terdapat dua konsensus yang berbeda, maka tentu perbedaan pandangan itu menjadi perbedaan yang permanen. Tentu saja, ujungnya berimplikasi juga pada proses validasi block baru yang valid, sedangkan block-block baru bitcoin tersebut, didalamnya terdapat ratusan hingga ribuan transaksi yang haruslah divalidasi oleh para penambang.
Satu-satunya jalan yang memungkinkan ditempuh jika tak lagi dapat menghasilkan konsensus pengambilan keputusan, maka besar kemungkinan jalan Hardfork haruslah ditempuh. Di satu sisi, bitcoin core berusaha untuk tetap mempertahankan karakter utama bitcoin yang desentralisasi, sementara, Bitcoin unlimited berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya agar limit block bitcoin bertambah besar.
Lalu Apa Yang Akan Terjadi?
Kemungkinan terbesarnya jika hardfork bitcoin benar-benar terjadi adalah, akan adanya split jaringan bitcoin. Sehingga, pada masing-masing Bitcoin Core dan Bitcoin Unlimited akhirnya akan berjalan pada dua jaringan yang berbeda pula.
Jika hal ini terjadi, maka pada tahapan selanjutnya, Bitcoin Unlimited tak ubahnya seperti Altcoin baru, sedangkan Bitcoin Core akan tetap seperti yang biasanya. Split atau pemisahan antara Bitcoin Core dan Bitcoin Unlimited ini, masing-masingnya akan berjalan pada blockchain yang berbeda. Secara sederhana berarti Bitcoin Core akan tetap berada pada konsensus rantai block terpanjang, sedangkan Bitcoin Unlimited berada pada rantai baru yang berbeda.
Apa yang Terjadi Pada Kepemilikan Sejumlah Bitcoin Pengguna?
Sejak keduanya berada pada masing-masing jaringan yang berbeda, maka split dengan cara hardfork tersebut otomatis akan menghasilkan sejumlah kepemilikan BTC yang berbeda pula. Gambaran yang paling sederhana dapat kita lihat pada ilustrasi berikut:
Iwan mempunyai 3 BTC
Rudi mempunyai 4 BTC
Maka setelah hardfork terjadi, antara keduanya akan menjadi:
Iwan mempunyai 3 BTC – Bitcoin Core (BTC)
Iwan mempunyai 3 BTC – Bitcoin Unlimited (BTU)
Begitupun halnya dengan Rudi setelah hardfork terjadi:
Rudi mempunyai 4 BTC – Bitcoin Core (BTC)
Rudi mempunyai 4 BTC – Bitcoin Unlimited (BTU)
Implikasi Hardfork Bitcoin Tidak Bermakna Penggandaan bitcoin (BTC)
Jika kita melihat gambaran implikasi hardfork pada contoh diatas, maka secara keseluruhan akan berlaku pula pada seluruh pengguna Bitcoin yang mempunyai sejumlah Bitcoin. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, implikasi tersebut bukanlah kemudian dimaknai sebagai penggandaan Bitcoin. Jelas karena memang hal tersebut cukuplah berbeda.
Bagi pengguna yang mempunyai sejumlah Bitcoin sebelum hardfork terjadi, maka secara otomatis nantinya akan mempunyai dua koin baru yang berbeda, yakni BTC dan BTU (asumsi nama saat ini). Maka jika hardfork bitcoin diberlakukan, pada kondisi awal, antara keduanya pun menjadi tidak bisa digunakan, hal ini adalah sebagai konsekuensi atas diberlakukannya split antara Bitcoin Core dan Bitcoin Unlimited. Jika proses split atau pemisahan ini berjalan dengan lancar, maka antara keduanya pun dapat kembali efektif menjadi mata uang baru yang terpisah.
Bitcoin Core Akan Tetap Sama Seperti Biasanya
Sejak perbincangan tentang kemungkinan hardfork bitcoin makin merebak diperbincangkan, ada kegelisahan terjadi pada pengguna Bitcoin. Ketakutan yang dirasakan tersebut, adalah jika ada kemungkinan buruk terjadi yang mengakibatkan pada hilangnya kepemilikan bitcoin mereka.
Dalam hal ini, pada Bitcoin Core, tidaklah akan banyak berdampak yang signifikan hingga ada kemungkinan buruk tersebut. Bitcoin Core nantinya, akan tetaplah mengacu kepada validitas rantai block terpanjang, yang dianggap paling valid. Sehingga, ketika Hardfork terjadi, tidak akan banyak indikasi buruk yang nantinya dapat terjadi. Kecuali, kemungkinan terbesarnya yakni ada perubahan beberapa hal terkait dengan limit block jika ternyata hardfork yang dilakukan nantinya sekaligus untuk mengaktifkan fitur segwit pada core. Jika bitcoin core akan tetap menjadi BTC seperti biasanya, maka tidak untuk Bitcoin Unlimited.
Bitcoin Unlimited Akan Menjadi Altcoin Baru
Karena pemisahan jaringan dilakukan dengan Hardfork tersebut, maka pada Bitcoin Unlimited nantinya tak ubahnya seperti sebuah Altcoin baru. Sampai sejauh ini, memang masih belum ada gambaran pasti tentang apakah pihak Bitcoin Unlimited serius terhadap rencananya sendiri. Begitupun juga dengan simbol Altcoin baru yang akan dipergunakan nantinya. Namun sejauh ini, banyak orang yang mulai menyebutnya sebagai BTU (singkatan dari Bitcoin Unlimited).
Pertanyaanya adalah, hal apa sajakan yang paling aman harus dilakukan pada saat transisi pemisahan ini dilakukan saat Hardfork? Dalam hal ini, kita mungkin telah sering mendengar tentang “Replay Attack”.
Apa Itu Replay Attack?
Jika konteks makna secara umum tentang Replay Attack, mari kita bayangkan sejenak jika misalnya proses hardfork telah dilakukan, kemudian ada yang berupaya untuk merelay transaksi yang dilakukan pada rantai block satu, kepada rantai block lainnya.
Dalam kondisi seperti itu, maka kita dapat melihat adanya celah yang bisa dilakukan penyerang. Artinya, penyerang tersebut, berupaya menggunakan transaksi yang telah ditandatangani itu di rantai block BTC, dan digunakan kembali pada rantai block BTU. Dalam hal ini, pengirim transaksi akan nampak seolah melakukan transaksi pada dua rantai block yang berbeda. Padahal pengirim transaksi tersebut hanya melakukan transaksi pada satu rantai block saja.
Kondisi diatas, disebut dengan Replay Attack. Ketika Hardfork Bitcoin dilakukan, tentu saja menjadi celah yang paling memungkinkan. Penyerang, berusaha merelay transaksi yang dilakukan pada rantai block BTC, lalu digunakan kembali pada rantai block BTC, tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Replay Attack ini, pernah terjadi pada Ethereum pada saat yang sama sewaktu hardfork dilakukan. Sebuah transaksi, maka akan sama-sama bernilai sebagai transaksi yang valid pada kedua rantai block (jika output yang telah ditransaksikan berasal sebelum hardfork). Kemudian transaksi tersebut disebarkan juga pada kedua rantai block. Tentu saja semua transaksi sebelum hardfork, haruslah juga ditransisikan pada rantai block satunya.
Serangan Replay Attack ini di dalam cryptocurrency tidaklah sama konteksnya seperti yang secara umum digambarkan di wikimedia. Di dalam cryptocurrency, Replay Attack ini tentu juga berpotensi dapat menguras isi wallet bitcoin pengguna.
Mari kita coba ilustrasikan bagaimana Replay Attack ini dapat terjadi agar dapat lebih jelas:
Iwan mempunyai 3 BTC. Ketika Harfork terjadi, seharusnya Iwan akan mempunyai :
3 BTC
3 BTU
Kemudian Iwan memutuskan untuk mentransaksikan 3 BTC miliknya kepada address milik Rina. Transaksi pun disiarkan ke dalam jaringan Bitcoin. Dan sejumlah 3 BTC milik Iwan, telah berpindah ke address Rina.
Jika kita asumsikan hardfork telah terjadi, meskipun 3 BTC milik Iwan seharusnya telah ditransaksikan pada jaringan Bitcoin Core saja, namun, bisa jadi ketika Iwan melihat posisi balance di rantai block BTU, ia mungkin kehilangan juga sejumlah 3 BTU miliknya yang seharusnya tetap ada. Namun, 3 BTU milik Iwan, ternyata juga berpindah ke address milik Rina.
Maka disinilah potensi terjadinya Replay Attack ini. Dalam hal ini, penyerang itu, berupaya mengambil broadcast transaksi milik Iwan, kemudian di relay lagi pada rantai block yang berbeda, yakni di BTU. Hal ini memungkinkan relay transaksi itu dapat dilakukan di rantai block lainnya, karena pada transaksi itupun akan dianggap valid pada kedua rantai block. Karena meskipun setelah hardfork dilakukan, karena rantai block baru juga ditransisikan dari rantai block terpanjang, maka tentu transaksi itupun juga akan dianggap valid juga pada keduanya.
Jika nantinya setelah hardfork, sebuah transaksi di rantai block satu akan dianggap valid juga pada rantai block lainnya, maka tentu saja, potensi serangan pun dapat pula terjadi pada rantai block lainnya juga. Sehingga tidak hanya perpotensi merugikan pada satu rantai block baru saja, Replay Attack ini, dapat pula terjadi pada BTC.
Dengan potensi yang cukup riskan ini, antara keduanya memang sudah sepatutnya harus mencermati hal ini. Namun, jika kita coba asumsikan semenjak BTC tetaplah berdasarkan pada rantai block terpanjang, maka tentu saja lebih banyak diuntungkan meskipun celah tersebut tetap ada. Sebaliknya, meski BTU berasal dari rantai block yang sama, maka sejak tak lagi berdasar pada rantai block yang terpanjang, maka potensinya lebih besar terjadi di BU.
Atas adanya potensi terjadi Replay Attack, maka setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan jika sewaktu-waktu hardfork Bitcoin benar-benar telah menjadi opsi yang harus dilakukan. Beberapa akibat nyata yang nantinya akan dialami adalah:
Aktifitas Market Terhenti Sementara
Bursa bitcoin, hampir keseluruhan dari marketplace Bitcoin bertanggung jawab atas kepemilikan bitcoin penggunanya, maka untuk menghindari berbagai macam hal buruk yang bisa terjadi, umumnya akan berupaya untuk menghentikan layanan deposit maupun withdrawal.
Jalan ini mau-tidak mau haruslah dilakukan pada saat transisi split terjadi. Baik untuk menghindari replay attack, jaringan bitcoin yang masih tidak stabil karena pada masa transisi, ataupun untuk hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Meskipun split bitcoin terjadi, sebagian dari marketplace bitcoin juga ada yang berniat untuk menampung keduanya, baik antara BTC dan juga BTU. Karena bagaimanapun, kepemilikan BTC penggunanya juga secara tidak langsung akan mempunyai dua koin berbeda nantinya.
Mengingat akan potensi yang cukup riskan apalagi jika pengguna menaruh sejumlah BTC di marketplace, maka tentu saja, mereka harus menghadapi resiko yang lebih besar. Hal itu tentu berpotensi lebih besar, terkait apakah pada marketplace tersebut tidak melakukan kesalahan untuk mengimplementasikan sistem agar bisa mendukung keduanya. Selain itu, menaruh dana pada marketplace selalu akan membawa resiko, baik ada ataupun tidak ada hardfork.
Pengguna Akan Mempunyai Private Key Yang Sama
Jika proses pemisahan dengan jalan Hardfork Bitcoin terjadi, maka tentu pada akhirnya pengguna juga dapat menggunakan private key yang sama untuk kedua rantai block yang berbeda tersebut. Lebih jauh, pada masing-masing penyedia wallet, menentukan apakah mereka menampung keduanya atau tidak.
Jika pada sebuah platform wallet pasca hardfork memutuskan untuk mendukung keduanya, maka tentu wallet tersebut juga akan bisa menghasilkan dua wallet yang berbeda pula, namun dengan akses private key yang sama.
Namun dalam kondisi ini, pengguna tidak perlu untuk melakukan hal apapun selama mereka masih menjadi pemilik sah dan masih memegang akses mutlak atas private key. Sebaliknya, jika penyedia wallet hanya mendukung BTC saja, maka tentu pengguna tersebut tidak akan dapat mengakses untuk BTU.
2 Comments
Hallo Admin saya melihat fenomena menarik. coba liat deh blok bitcoin nomor 462450. minernya bixin, dan sebelumnya ada juga yaitu blok nomor 462372 minernya bixin juga kok cuma ada 1 transaksi ya dalam 1 blok. ini indikasi apa ya min? trims ya, saya ingin dengar ulasan dari admin. maklum saya lagi belajar baca blockchain
Betul pak. Sdh lama jg hal itu.