Jumlah Address Bitcoin per bulan Maret 2021 mencapai 805 juta. Jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk di Indonesia per Desember 2020, berarti hampir 3 kali lipatnya. Berdasarkan data dari Kemendagri, total penduduk Indonesia per Desember 2020 adalah 271.349.889 jiwa.
Mengetahui secara pasti berapa total jumlah pengguna bitcoin di seluruh dunia memang cukup sulit. Hal yang paling memungkinkan untuk diketahui adalah dengan mengetahui pertumbuhan jumlah address yang dipergunakan.
Total jumlah address yang digunakan itu tidak sepenuhnya memberikan angka valid. Ada variable tertentu misalnya, dari sekian total address bitcoin itu, berapa besar address dengan total balance atau saldo nol dan tidak, atau variabel lainnya. Misalnya, berapa prosentase address itu dimiliki pengguna yang sama, tapi berasal dari platform wallet yang berbeda.
Namun berdasarkan statistik di Glassnode per tanggal 26 Maret 2021, diketahui total jumlah Address bitcoin adalah 805.789.649. Dari total itu, rata-rata lebih dari 1 juta Address diantaranya adalah address yang aktif. Jumlah address bitcoin berdasarkan data di Glassnode mungkin lebih realistis.
Sebagai perbandingan, total address di penyedia wallet bitcoin Blockchain.com per tanggal 13 April 2021 saja sudah mencapai 71,4 juta pengguna. Sementara untuk Coinbase bulan November 2020 mencapai 35 juta pengguna. Baik penyedia wallet blockchain.com dan marketplace coinbase, keduanya cukup populer di Amerika Serikat, dan juga bisa digunakan pengguna dari negara lainnya.
Setidaknya, dari sebuah survey yang pernah dilakukan sebelumnya, setidaknya sekitar 11% total penduduk memiliki Bitcoin. Sementara gambaran total inipun masih hanya untuk di Amerika Serikat saja, belum di Negara-negara lainnya.
Di tahun 2020, angka pertumbuhan adopsi bitcoin cukup meningkat tajam di Nigeria. Berdasarkan survey Statista yang dirilis 17 Maret 2021 lalu, orang-orang Nigeria mengatakan telah menggunakan dan memiliki cryptocurrency.
Begitupun halnya dengan adopsi bitcoin dan cryptocurrency di Afrika. Peningkatan tajam ini lantaran masyarakat sudah mulai terbiasa bertransaksi secara elektronik. Surve Statista tersebut dilakukan di 74 negara berbeda, dengan total responden sekitar 1.000 – 4.000 per negara.
Dari data Statista tersebut, pertumbuhan adopsi Nigeria di tahun 2020 terbesar, sekitar 32%. Disusul kemudian Vietnam 21%, dan Filipina 20% dan Turki 16%. Pertumbuhan adopsi bitcoin dan cryptocurrency di Filipina banyak ditunjang dengan bertambahnya bursa-bursa kripto yang resmi bisa beroperasi. Selain pengguna di Afrika dan Asia Tenggara, pengguna lain yang cukup meningkat adalah di Amerika Latin. Seperti Peru, Brazil, Kolombia, Argentina, Meksiko, dan juga Chili. Sementara di kawasan Eropa, Swiss menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna yang tertinggi selain Yunani. Masing-masing pertumbuhan di tahun 2020 kedua negara itu mencapai 11%.