Blockchain Di Dunia Asuransi Bukanlah Angan-angan Saja
Blockchain Di Dunia Asuransi. Blockchain akan terus banyak diperbincangkan, menjadi wacana publik yang menarik. Teknologi ini banyak digaungkan dengan kapabilitasnya yang dapat diaplikasikan di beberapa bidang. Dan salah satunya, Blockchain juga dapat berguna untuk dunia asuransi.
Teknologi Blockchain tidak hanya bermanfaat untuk sektor keuangan saja. Beberapa startup yang ada di dunia, telah membuat teknologi ini mampu berjalan di bidang kesehatan, pendidikan, dunia industri, pelayanan publik pemerintahan, real estate, maupun juga dunia musik dan perlindungan hak karya cipta.
Beberapa fintech, bahkan telah mewujudkan pengaplikasian Blockchain untuk dunia asuransi. Beberapa fintech tersebut seperti Dynamis, SmartContract, Rootstock, Everledger, Tradle, Ethereum Frontier, dan juga Codius (dari Ripple), namun kemudian dihentikan. Model-model asuransi tersebut, menawarkan asuransi yang berbasis peer-to-peer dan teknologi Blockchain.
Sementara itu, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pernah membuat sebuah laporan di bulan September 2015 tahun lalu. Laporan tersebut di beri judul “Deep Shift Technology Tipping Points and Societal Impact“. Laporan yang terdiri dari 44 halaman itu dibuat berdasarkan survei lebih dari 800 eksekutif, maupun para ahli tentang inovasi teknologi baru.
Beberapa poin penting dari hasil laporan tersebut untuk mengidentifikasi pergeseran-pergeseran peran yang ada di dalam masyarakat, sebagai hasil implementasi teknologi baru. Misalnya, pada teknologi mobil-mobil otomatis, teknologi pencetakan 3D, hingga pada pengaplikasian kecerdasan buatan (artificial intelligence – AI).
World Economic Forum Report 2015
Diungkapkan dalam laporan tersebut, bahwa pada tahun 2025 nanti, hanya 10 persen saja produk domestik bruto global yang akan disimpan menggunakan teknologi Blockchain. Hasil survei itu memang bisa dikatakan masih jauh dari yang diharapkan. Dan akan ada kemungkinan besar perubahan besar terjadi di lapangan.
Hal itu akan berubah secara drastis, jika ada pergeseran secara seismik, gejalanya bisa dilihat bagaimana internet akan cukup mempengaruhi secara global. Meskipun untuk saat ini, skalabilitas Blockchain Bitcoin agar bisa menangani volume transaksi secara besar dengan tingkat kecepatannya masih belum dibuktikan.
Meski demikian, cukup bisa dimaklumi, karena memang teknologi Blockchain masih pada tahap embrio saja. Berusaha untuk menemukan jalan agar bisa dan mampu kelayakannya agar bisa bermanfaat untuk penguatan industri itu sendiri. Yang memungkinkan pengaplikasian Blockchain di dunia asuransi, adalah dengan menggunakan smart contract.
Ide itu, dilandasi dengan tujuan, bagaimana membuat otomatisasi polis asuransi, setelah berhasil dituliskan kedalam smart contract. Lalu diharapkan mampu juga melakukan payout secara otomatis, tanpa pemegang polis harus membuat klaim terlebih dahulu, tanpa adanya pertentangan antara pemegang polis dan pihak perusahaan dalam prosesnya.
Selain itu, penggunaan teknologi Blockchain tersebut harus juga berusaha menjaga kepuasan pelanggan, dengan tetap mengedepankan transparansi, dan mampu untuk meminimalisir penipuan yang bisa merugikan pelanggan. Dan jelas, fungsi keamanan juga menjadi perhatian utama. Yang diharapkan bisa terwujud jika menggunakan teknologi Blockhcain ini. Cukup jauh perbedaannya jika hanya bergantung dengan sistem data terpusat dewasa ini.
Pada awal bulan Juli 2016, McKinsey & Company telah membuat laporan berjudul “Blockchain in insurance – opportunity or threat?” Laporan itu adalah hasil penelitian terkait dengan potensi Blockchain di dunia asuransi, dengan meneliti dampak positif dan negatif teknologi Blockchain di dunia asuransi.
Pada laporannya, McKinsey mencatat bahwa telah ada 20 startup blockhain yang secara khusus lebih fokus untuk membangun pasar di dunia asuransi menggunakan Blockchain. Perusahaan asuransi seperti AXA dan Generali, juga telah berinvestasi dalam aplikasi blockchain. Bahkan perusahaan besar asuransi seperti Allianz, juga telah manjadi percontohan yang suskses, berhasil menggunakan smart contract berbasis blockchain.
Blockchain in Insurance — Opportunity or Threat
Inovasi yang ditawarkan menggunakan teknologi blockchain, termasuk bagaimana teknologi ini mampu meminimalisir penipuan, serta mengurangi biaya administrasi. Selain itu teknologi ini juga berpotensi untuk mengatasi permasalahan besar yang dihadapi oleh industri asuransi dewasa ini. Masalah tersebut seperti pertumbuhan pasar yang terbatas, dan berusaha untuk terus mengurangi tekanan biaya.
Di dalam laporannya, juga disebutkan tentang beberapa hal yang mesti dipahami oleh para pelaku industri asuransi. Salah satunya adalah tentang skalabilitas. Hal tersebut karena Blockchain adalah mekanisme yang dibangun berbasis konsensus validasi. Jumlah data yang harus disimpan juga akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Skalabilitas ini, adalah tantangan yang harus dihadapi.